Berita

KEK Morotai/Net

Nusantara

KEK MOROTAI

Harga Tanah Ditawari Murah, Presiden Jokowi Diminta Turun Tangan

SENIN, 11 FEBRUARI 2019 | 15:32 WIB | LAPORAN:

. Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Morotai, Maluku Utara yang tergabung dalam Forum Perjuangan Masyarakat Petani Kabupaten Pulau Morotai berharap pemerintah pusat turun tangan dalam pembebasan lahan masyarakat yang peruntukannya dikabarkan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Dalam surat yang dikirim kepada Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko akhir bulan lalu, forum masyarakat ini mengemukakan banyaknya permasalahan yang muncul, dan lebih ironisnya justru merugikan masyarakat petani. Meski masalah ini sudah dilaporkan ke pemerintah daerah, namun belum ada jalan penyelesaiannya.

"Kami pun harus menyurati Pak Moeldoko, menyampaikan nasib petani ini, dan meminta juga supaya Presiden Joko Widodo memberi perhatian atas masalah ini," kata Ketua Forum Perjuangan Masyarakat Petani Kabupaten Morotai, Abdullah Bachmid di Jakarta, Senin (11/2).

Masyarakat petani menurutnya sangat berharap permasalahan yang timbul terkait pembebasan lahan itu bisa diselesaikan sebelum KEK di Kabupaten Pulau Morotai diresmikan oleh Presiden Jokowi.

"Kami kecewa dengan sikap Bupati yang tidak melihat penderitaan masyarakatnya, kami sudah menyampaikan berkali-kali, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali," ujar Abdullah Bachmid.

Dalam surat mereka kepada Moeldoko, ikut disampaikan kronologi pembebasan lahan yang mereka maksud.

Masyarakat petani di Kabupaten Morotai diberitahu adanya program pemerintah pusat yakni pencanangan KEK berlokasi di empat desa ditambah tiga desa lainnya.

Namun, rencana tersebut tidak berjalan mulus, karena tanah yang ditawarkan terlalu murah atau tidak sesuai dengan SK Bupati Tahun 2014.

Keinginan masyarakat menaikkan tawaran ditolak, sebab mereka mengklaim harga dasar tanah di zona satu dan zona dua luas lahannya 556,17 Ha itu sudah ditentukan pemerintah pusat.

Guna memuluskan rencananya, masyarakat terus dibujuk, bahkan merekrut orang-orang berpengaruh di desa itu untuk mempengaruhi warga lainnya dengan iming-iming, sehingga bersedia menjual lahan masyarakat untuk program KEK. [rus]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya