Berita

Foto: Net

Publika

Platon Atau Plato?

MINGGU, 10 FEBRUARI 2019 | 12:46 WIB

PLATON adalah namanya.

Falasifah seperti Abu Nashr al-Farabi dan Ibn Rusyd memanggilnya dengan sebutan Aflatun (bukan Aflatu). Penambahan vokal a- (alif) di awal memang biasa dilakukan orang Arab untuk jenis kata seperti ini.

Orang-orang Italia menyebutnya Platone. Orang-orang Jerman menyebutnya Platon. Orang-orang Prancis menyebutnya Platon juga (meskipun cara bacanya dengan tambahan bunyi "ong" di akhirnya).


Begitu juga dengan orang-orang Spanyol yang menyebutnya Platon (dengan tekanan pada bunyi "o").

Orang-orang Inggris dan Belanda memanggilnya dengan sebutan Plato.

Kebanyakan orang Indonesia terbiasa menyebutnya dengan Plato. Ini mungkin banyak dipengaruhi oleh cara orang Belanda.

Jadi, apakah sebutan Platon atau Plato yang tepat?

Mungkin hanya dalam bahasa Belanda dan Inggris, panggilannya adalah Plato. Entah kenapa kedua bahasa ini tidak menyebutnya sesuai dengan bahasa Yunaninya. Mungkin ada kesulitan lidah.

Sementara itu, dalam bahasa Arab, Italia, Jerman, Prancis dan Spanyol, panggilannya adalah Platon (Aflatun, Platone), sesuai dengan panggilan dalam bahasa Yunaninya.

Menurut saya, karena Platon adalah orang Yunani, kita sebaiknya memanggilnya sesuai bahasa aslinya. Toh, orang-orang Indonesia tidak punya kesulitan lidah untuk menyebut kata Platon.

Bahkan, jika dirasa-rasa, kata Platon lebih mudah disebut ketimbang Plato.

Kita juga terbiasa menyebut Plotinos dari Alexandria sebagai neo-Platonisme, bukan neo-Platoisme. Ini karena nama atau panggilan sebetulnya adalah Platon, bukan Plato.

Sebetulnya, di kalangan pegiat falsafah di Indonesia, sudah ada dua orang yang memilih untuk menggunakan sebutan Platon, bukan Plato, yaitu: Setyo Wibowo (STF Driyarkara) dan Nanang Tahqiq (UIN Syarif Hidayatullah).

Alasan keduanya kurang-lebih sama dengan apa yang telah disampaikan di atas.

Jadi, mulai sekarang, panggil dia dengan sebutan Platon, bukan Plato!!! [***]


Iqbal Hasanuddin

Penulis adalah Direktur Eksekutif Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF)

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya