Berita

Tidak ada plang apapun di Kantor PSSI.

On The Spot

Kantor PSSI Rawan Kebanjiran, Pagar Gerbangnya Tak Dikunci

Ngontrak Rumah di Kemang
RABU, 23 JANUARI 2019 | 11:05 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Edy Rahmayadi mundur dari Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Minggu (20/1). Sehari setelah ia mundur, Kantor PSSI sepi.

Tidak ada aktivitas apapun di dalamnya. Petugas keamanan juga tidak tampak. Tapi, ada mobil dan motor yang terparkir. "Seluruh pengurus dan kary­awan masih kongres di Bali. Jadi sepi," ucap Minah, penjaga warung di samping Kantor PSSI, Senin (21/1).

Sebelumnya, Kantor PSSI beberapa kali pindah. Era Djohar Arifin Husin, PSSI berkantor di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Saat renovasi SUGBK menjelang Asian Games 2018, kantor PSSIpindah ke Rasuna Office Park, Kuningan, Jakarta Selatan. Selanjutnya, pindah ke Gran Rubina Park Lantai 17. Setelah Ketum berganti ke Edy Rahmayadi, PSSImengontrak rumah di Jalan Kemang Timur V, Jaksel, sebagai kantor.


Di kantor saat ini, penjagaannya tidak terlalu ketat. Pasalnya, lokasinya di sebuah rumah. Hanya dua petugas keamanan yang biasanya berjaga. Sebelumnya, penjagaan dibilang ketat. Tidak sembarang orang bisa masuk. Sebab, kantor PSSIsebelumnya berada di kawasan perkantoran Episentrum, Kuningan, Jakarta.

Kantor PSSIsaat ini lokasinya cukup terpencil. Letaknya di tengah-tengah pemukiman elit di Kemang. Namun, tidak ada pe­tunjuk apapun sebagai penanda, bahwa di sekitar lokasi ini ada kantor PSSI.

Kantor ini merupakan rumah satu lantai. Pagar gerbangnya tertutup. Tapi, gemboknya tidak dikunci. Hanya dibiarkan meng­gantung di pagar. Masyarakat sekitar juga tidak banyak yang tahu, rumah ini dijadikan tempat kerja induk sepakbola Indonesia. Juga menerima tamu. Namun, saat itu tidak ada t amu yang datang. "Mulai Rabu (23/1) baru ramai lagi," ucap Minah kembali.

Rumah ini cukup luas. Sekitar 1.000 meter persegi. Lengkap dengan kolam renang di belakangnya. Suasananya sejuk. Banyak pohon besar tumbuh di depan rumah bercat abu-abu itu. Pintu masuk ada dua. Di kanan dan kiri. Di kiri, terdapat sisa tempelan poster. Ukurannya cukup be­sar. Tapi, tidak utuh lagi. Secara samar-samar, terlihat info soal penjualan tiket sepak bola secara online. Namun, penjualannya sudah berakhir beberapa bulan lalu. Di bawahnya terdapat tulisan "PSSI.org". "PSSI mengontrak di sini sejak setahun lalu," ucap Minah.

Masuk lebih dalam, terhampar halaman. Luas. Lantainya berde­sain papan catur. Kondisinya bersih. Tidak ada daun kering berserakan. Kendati banyak po­hon. "Ada dua office boy yang setiap hari bertugas membersih­kan halaman," ujarnya.

Berlanjut ke garasi. Untuk sebuah kantor, ukurannya kecil.

Hanya bisa menampung tigamobil. Di atasnya ditutup kanopi.Bahannya polikarbonet. Bahan untuk menyerap panas. "Sebelumnya, rumah ini disewa orang Korea. Mereka pindah kar­ena sering banjir," sebut Minah.

Makanya, Minah terkejut bila akhirnya rumah tersebut disewa PSSI. Sebab, hampir setiap ta­hun kawasan ini banjir. Bahkan, bisa setinggi dada orang dewasa. Apalagi, ada kali di depan ru­mah ini.

"Untungnya, selama disewa PSSI, tidak pernah banjir. Kalau banjir kasihan PSSI, banyak dokumen yang bakal rusak," khawatirnya.

Minah bersyukur, dengan adanya kantor PSSIdi tempat ini. Sebab, dagangannya setiap hari selalu habis dibeli karyawan. Mereka juga tidak ada yang mengutang. "Bahkan, sesama karyawan berebut saling mem­bayar," pujinya.

Dia berharap, PSSI tidak pin­dah lagi. Sebab, bila tidak ada kegiatan di luar kota, kantor ini selalu ramai. "Baru tiga hari ini saja sepi karena ada kongres di Bali," ucap Minah.

Pengurus PSSI Menampik Utang Sewa Kantor 40 Juta

Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria mengaku tak ada alasankhusus, kenapa memilih menyewa rumah di Kemang sebagai kantor PSSI. "Kami lebih tepat berada di daerah landai," ujar Tisha.

Menurut Tisha, dengan ber­kantor di Kemang, maka dekat dengan lokasi latihan sepakbola dan stadion untuk bertanding.

Sebelum pindah ke Kemang, Jakarta Selatan, PSSIsempat berkantor di Gran Rubina Park Lantai 17, Kuningan, Jaksel. Di kantor tersebut, induk olahraga sepakbola ini, disebut sempat menunggak sebesar Rp 40 juta.

Hal itu ditampik Deputi Bidang Bisnis Sekjen PSSI Marsal Masita. Dia membantah soal tunggakan sewa kantor PSSI di Gran Rubina Business Park. "Tidak ada utang ke pengelola Rubina. Kalau ada utang, pasti PSSIdicari-cari, dong," sanggahnya.

Sedangkan menurut Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono, tunggakan sewa kantor itu Rp 40 juta. Dia me­nyarankan, tunggakan sewa kantor yang "tidak seberapa" itu segera dilunasi.

"Itu cerminan, bahwa pengu­rus PSSItidak bisa mengelola PSSI," nilai Suhendra.

Suhendra pun menilai, mun­durnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI, tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan di tubuh PSSI. Organisasi induk sepakbola ini, kata dia, harus memotong satu generasi bila in­gin sukses. "Masalah PSSI baru akan selesai bila semua pengu­rusnya mundur," sarannya.

Menurut Suhendra, langkah Edy Rahmayadi mundur dari PSSI sudah tepat. Sebab, bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu, tak bisa fokus lagi mengurusi PSSIsetelah terpi­lih menjadi Gubernur Sumatera Utara. "PSSI ibarat anak tiri ketika dipimpin seorang guber­nur," tandasnya.

Untuk itu, Suhendra menyarankan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI Joko Driyono agar segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk memilih pengurus baru yang bersih, profesional, dan bebas dari kontaminasi dugaan peng­aturan skor. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya