Berita

Budiman Sudjatmiko/Net

Budiman Sudjatmiko, Jangan Libatkan Uang Di Politik

JUMAT, 18 JANUARI 2019 | 08:40 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Di pertengahan tahun 90-an namanya muncul di jagat dunia politik sebagai aktivis mahasiswa yang kerap menentang kebijakan Orde Baru.

Keluar masuk jeruji besi pernah dilakoninya sebagai pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD).

Budiman Sudjatmiko, politisi asal Cilacap yang pernah divonis 13 tahun penjara karena dianggap sebagai dalang insiden peristiwa 27 Juli 1996. Namun, Budiman akhirnya hanya menjalani hukuman selama 3,5 tahun setelah diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 10 Desember 1999.


Pada akhir 2004 ia bergabung ke PDI Perjuangan, dan membentuk Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), sebuah organisasi sayap partai.

Saat ini, Budiman duduk di kursi anggota Komisi II DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII yang meliputi Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Komisi II sendiri membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria.

"Perjuangan ide itu berhasil kalau dia jadi hukum, jadi aturan, kalau dia kemudian dilembagakan. Kalau sekarang di era revolusi industri 4.0, ide itu diteknologikan. Artinya itu bisa menjadi pranata kalau kita ada di kekuasaan," ucap Budiman kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/1).

Pemilihan Legislatif 2019 nanti, Budiman akan kembali maju mencalonkan diri dari dapil berbeda. Budiman akan bertempur di 'dapil neraka', Jatim VII yang meliputi Pacitan, Trenggalek, Madiun, Ponorogo dan Magetan.

Di Dapil ini Budiman akan berhadapan dengan putra bungsu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhy Baskoro (Ibas) dan koleganya sendiri Johan Budi SP yang kini menjabat sebagai Jurubicara Presiden Joko Widodo.

Berbekal modal sosial yang dimilikinya, Budiman tidak merasa gentar. Aktivis dikenal aktif memperjuangkan pedesaan dan petani selama menjadi wakil rakyat.

"Saya sejak tahun 1990 sudah mengadvokasi pedesaan dan petani. Ketika saya masuk DPR, saya baru bisa bikin UU Desa. Sebelumnya saya demo berkali-kali di luar, ya mentok dipukuli, disetrum, segala macam kan gak jadi apa-apa," terang Wakil Ketua Panitia Khusus RUU Desa ini.

Diakuinya memang tidak mudah menggolkan ide-idenya. Berbagai perdebatan, kompromi dan tawar menawar harus bisa dilewati.

"Apa yang kamu lakukan di politik jangan libatkan uang untuk dirimu. Kalau libatkan keuntungan pribadi untuk kepentingan politik boleh dan wajar-wajar saja. Currency-nya orang politik itu kekuasaan, tapi kalau currency-nya orang politik itu duit itu yang salah," tuturnya.

Keberhasilannya menggolkan dana desa bukan berarti tanpa godaan.

"Mau iseng bisa saja iseng, ngomong ke kades-kades ‘eh kita lagi berjuang untuk dana desa, nanti kau aturlah, Rp 1 juta rupiah per desa meleset dikit masak ketahuan? Bayangkan kalau Budiman dapat Rp 1 juta dari 1 desa per tahun dan itu ada 4 ribu, berarti setahun saya kira-kira punya Rp 4 miliar dan saya sudah ongkang-ongkang, apakah itu menggoda bagi saya? Tidak,” tegas Budiman.[wid]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya