Berita

Publika

Antara Guru Bakhiet Dan Narkoba Di Kalsel

RABU, 16 JANUARI 2019 | 20:05 WIB

SIAPA yang tak kenal Guru Bakhiet. Sosoknya sederhana dan kharismatik. Masyarakat luas selalu menantikan pengajian rutin Guru Bakhiet  yang digelar setiap pekan di sejumlah titik di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel). Yang menghadiri pengajian bisa mencapai puluhan ribu orang.

Putih menyemut merindukan petuah-petuah Guru Bakhiet yang merupakan ulasan dari kitab yang dibacanya dan disampaikan penjelasannya kepada ribuan murid khususnya pada setiap hari Rabu sore di Barabai. Terasa sekali original ulasannya yang renyah disampaikan.

Pada pengajian Rabu (9/1) pekan lalu, para murid nampak menyimak secara seksama sambil memperhatikan teks kitab di hadapan mereka. Teks kitab menjadi tradisi khas pengajian yang dibimbing Guru Bakhiet. Fenomena inilah yang sulit didapatkan di tempat lain. Apalagi di saat banyak ulama yang sudah meninggalkan tradisi qiro'ah (baca) kitab.


Guru Bakhiet dengan metode qiro'ah kitab memberikan ulasan-ulasan segar dan orisinil dari ulama terdahulu. Teks kitab menjadi pedoman membimbing umat sehingga mereka tetap tersambungkan dengan tradisi pendahulu yang biasa disebut 'Aslafus Saleh'.

Menariknya, Guru Bakhiet di setiap pengajiannya dikelilingi para sesepuh baik dari kalangan habaib maupun ulama. Habib Hamid Alhabsyi, salah satusosok yang dituakan dari kalangan habaib, senantiasa mendampingi Guru Bakhiet dalam pengajian-pengajiannya.

Habib Hamid yang kedua matanya tak melihat lagi, memperlihatkan aura batin yang luar biasa. Habib sepuh ini seakan menyimpan rahasia kharismatik di balik popularitas Guru Bakhiet. Tentu kehadiran Habib Hamid selalu dinantikan karena diyakini sebagai penyempurna keberkahan. Guru Bakhiet selalu mempersilahkan beliau untuk berdoa di setiap kesempatan.

Itulah kesan yang didapat dalam kunjungan Habib Hasyim Arsal Alhabsyi, caleg PAN untuk Dapil 1 Kalsel, pekan lalu. Habib Hasyim yang punya hubungan istimewa dengan Guru Bakhiet, mendapat penghormatan khusus di hadapan para habaib dan ulama.

Dalam kesempatan secara terpisah seusai pengajian di ruangan khusus Guru Bakhit yang dihadiri para ulama dan habaib, Habib Hasyim Arsal Alhabsi menyampaikan komitmennya untuk berkhidmat pada umat. Habib Hasyim di hadapan Guru Bakhiet menyesalkan posisi politik yang dianggap kotor sehingga para pendukung iblis masuk ke wilayah politik dan mengaduk-aduk kepentingan umat.

"Menjauhkan politik dari agama sama halnya dengan menghina Nabi Besar Muhammad Saw," tegas Habib Hasyim Arsal Alhabsi sambil menyinggung hijrah Nabi Saw sebagai tindakan politik.

Di hadapan habaib dan ulama, Habib Hasyim Arsal Alhabsyi mengakui posisi Guru Bakhiet mengisi kekosongan peran almarhum Guru Sekumpul. Beliau juga menjelaskan Guru Bakhiet sebagai "Sohibul wilayah" yang fungsinya menjaga tonggak-tonggak spritual di negeri ini, khususnya di wilayah Kalsel.

Habib Uwais Alatas, aktivis Silaturahmi Anak Bangsa (Silabna) yang mendampingi Habib Hasyim Arsal Alhabsyi dalam pertemuan dengan Guru Bakhiet, juga menyampaikan kondisi paradoks di Kalsel. Di satu sisi, tradisi spritual begitu dahsyat di Kalsel, tapi di sisi lain, tangan-tangan iblis tidak tinggal diam mengingat fenomena narkoba yang begitu memprihatinkan di wilayah ini. Menurut Habib Uwais, fenomena narkoba semacam ini juga didapatkan di wilayah-wilayah kaya tambang di Amerika Latin semisal Bolivia dan Venezuela.

Habib Uwais menjelaskan, Kalsel dengan kekayaan alamnya tentu menjadi target imperialisme global yang tak ingin masyarakat ini bangkit dan sadar. Penyebaran narkoba tentu menjadi salah satu modus untuk merusak generasi muda Kalsel. Dengan modus inilah para imperialis global leluasa merampas sumber alam daerah ini.

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para caleg dan pemimpin di daerah kaya tambang ini. Diharapkan caleg dan pemimpin ke depan mampu mengendalikan kawasan ini dari bahaya cengkeraman asing dan aseng.

Alireza Alatas
Pembela ulama dan NKRI, aktivis Silabna

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya