Berita

Joko Widodo-Denny JA/Net

Publika

Selain Harga Karet Dan Sawit, Meme Denny JA Bikin Elektabilitas Jokowi Anjlok

SELASA, 18 DESEMBER 2018 | 14:54 WIB

AKHIRNYA ketahuan juga apa penyebab Denny JA tiap hari membuat dan menyebar meme seperti orang kalap. Jokowi mengakui elektabilitasnya di Sumatera turun. Posisinya jauh di bawah Prabowo. Kata Jokowi turunnya harga karet dan sawit bikin elektabilitasnya anjlok.

Sebagai hamba sahaya, Denny harus kerja keras. Pasang muka badak. Dibully habis dimana-mana, dia tidak peduli. Yang penting bohir senang, dia sudah bekerja. Soal hasil tidak ada kaitannya.

Data yang baru dibuka Sumsel, Riau dan Jambi, Jokowi sudah kalah jauh. Tapi dari bocoran yang beredar, Jokowi sudah kalah di seluruh Sumatera, Banten, DKI Jakarta, Jabar dan Yogyakarta.


Yang masih bertahan tinggal Jateng. Jatim sudah mulai bersaing, dan lihat naga-naganya, bakal kalah juga. Gegara  serangan La Nyalla, bikin orang Jatim makin tahu siapa Jokowi. 11-12 dengan Nyalla. Kurang lebih begitu.

Apalagi Madura. Habis bis. Salah gaul, salah milih teman dan sekutu. Senjata makan tuan. Di Madura orang-orang sudah ngasah clurit menyambut pengorbannya Nyalla untuk tuannya. Nyalla ndak lagi menyala!

Di Indonesia Timur, yang penduduknya mayoritas non muslim, Jokowi masih bertahan. Tapi tinggal nunggu waktu, berbalik. Di luar itu elektabilitasnya berkejaran, dan ada juga yang kalah.

Di internal timses mulai terjadi konflik. Saling menyalahkan. Erick Thohir dianggap paling bertanggung jawab. Banyak politisi di timses  yang memandang remeh kemampuan politiknya. Sebaliknya Erick menyalahkan Ma'ruf. Kiai sepuh, atau orang Banten biasa menyebutnya aki-aki itu, sakit selama lebih dari satu bulan. Tim dan Ma'ruf mengaku kakinya terkilir.

Kalau melihat ucapannya, bukan hanya kakinya Pak Kiai yang terkilir. Tapi juga hatinya. Lha selama Kiai Ma'ruf sakit, Jokowi tak pernah lagi mengontaknya. Apalagi menengoknya. Kiai Ma'ruf sudah dianggap tidak ada. Seperti timun bungkuk. Datang tidak menambah, pergi tidak mengurangi.

Perlakuan Jokowi ini membuat kalangan NU mulai jengkel kepada Jokowi. Dulu datang ngemis-ngemis minta tolong, setelah dibantu, kok malah ditinggalkan. Jelek-jelek Kiai Ma'ruf itu Rais Aam NU lho. Posisinya sangat tinggi dan dihormati. Ya jangan disepelekan. Saking kesalnya mereka menyebut Jokowi dengan panggilan Joko Doxxx.

Ma'ruf dulu diharapkan bisa menjaga suara dikalangan pemilih Islam, utamanya NU. Syukur kalau bisa nambah. Kiai Ma'ruf juga diharapkan bisa menghilangkan stigma Jokowi yang anti Islam. Anehnya malah Kiai Ma'ruf ikut dimusuhi. Jurus Jokowi tidak mempan.

Seharusnya Kiai Ma'ruf belajar dari Jusuf Kalla. Dia dipakai untuk menjaring suara umat Islam dan kawasan Indonesia Timur. Setelah terpilih, JK tak diberi peran. Konon pula Kiai Ma'ruf. Pengalaman dan kapasitasnya di pemerintahan, kalah jauh kemana-mana dibanding JK.

Balik lagi soal survei, jurus apalagi yang harus dimainkan? Publik sudah kadung tidak percaya dengan publikasi survei. Seribu kali survei yang dilakukan Denny tidak akan mengubah pilihan. Apalagi meme. Mau sebar meme jutaan kali tiap hari, tidak ada guna. Cuma untuk lucu-lucuan.  Lembaga survei lain sudah mulai tahu diri. Mereka tidak berani lagi membuat survei abal. Dibayar besar sekalipun. Ini menyangkut masa depan mereka.

Kalau rezim berganti, rakyat juga tidak lagi peduli, bakal kiamatlah lembaga survei. Tinggal Denny yang bebal. Tiap hari buat meme dungu, bakal ditinggal. Dia pikir dengan membanjiri meme di medsos, dia bisa mencuci otak rakyat.

Penyebaran meme dungu Denny JA menjadi penyebab elektabilitas Jokowi turun drastis di kalangan pemilih terdidik di perkotaan. meme-nya jadi olok-olokan, lucu-lucuan. Jokowi yang jadi korban.

Pilpres kali ini bakal jadi pesta terakhir Denny. Setelah ini dia akan dikenal sebagai orang pandir bertitel PhD. Melihat perilakunya, Denny lebih pantas jadi lulusan Akademi Permemean. Hidup Akademi Meme Indonesia! [***]

Nasruddin Joha
Pemerhati politik

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya