Berita

Emrus Sihombing/Net

Politik

Pengusaha Tiongkok Harus Taat Pakai Rupiah, Bukan WeChat

SELASA, 20 NOVEMBER 2018 | 06:27 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Sebanyak 16 toko berjaringan asal Tiongkok ditutup di Pemerintah Provinsi Bali. Alasannya, karena mereka dianggap melakukan praktik tidak sehat dalam berdagang dan tidak berizin.

Keenam belas toko itu bergerak di bidang pariwisata, mulai dari toko, art shop, travel, dan lain sebagainya. Selain tidak berizin, toko-toko tersebut merusak pasar lokal dalam berdagang. Mereka mematok harga di bawah harga pasaran yang ada di Bali.

Salah satu yang turut menjadi sorotan Gubernur Bali, Wayan Koster adalah temuan penggunaan aplikasi WeChat dalam setiap transaksi yang dilakukan toko-toko tersebut.

“Mereka mengaku menggunakan rupiah, namun pembayaran mereka ternyata pakai sistem Tiongkok kami sempat foto. Pakai WeChat, jadi tidak kena pajak dan tidak ada devisa masuk,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat melakukan sidak.

Menanggapi hal tersebut pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai bahwa negara lain, termasuk Tiongkok, harus menggunakan mata uang rupiah jika bertransaksi di Indonesia. Aturan itu harus ditaati siapapun warga asing yang masuk negeri ini.

“Di era pasar global transaksi apapun dari luar bisa masuk. Tapi harus tetap menggunakan rupiah jika dilakukan di Indonesia. Negara lain harus taati hal seperti itu,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (20/11).

Selain itu, dia meminta pemerintah tegas dalam melawan praktik curang pengusaha Tiongkok tersebut. Tidak boleh ada kelonggaran bagi warga asing bertransaksi menggunakan mata uang selain rupiah bertransaksi di dalam negeri.

“Pemerintah harus tegas, hitam atau putih,” tukasnya. [ian]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya