Berita

Politik

Ketakwaan Tim Jokowi-Ma'ruf Patut Dipertanyakan

KAMIS, 15 NOVEMBER 2018 | 23:26 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Partai Gerindra menanggapi enteng pernyataan Hasto Kristiyanto dan Raja Juli Antoni yang mempersoalkan permintaan maaf Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Ketakwaan mereka sama Tuhan perlu kita pertanyakan. Sebab orang yang mau meminta maaf dan yang memberi maaf adalah gambaran orang-orang yang bertakwa," kata Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arief Poyuono melalui pesan elektronik yang dipancarluaskannya, Kamis (15/11) malam.

Hasto adalah sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sementara Raja Juli menjabat wakil sekretaris. Hasto menyebut permintaan maaf yang disampaikan Prabowo dan Sandi sebagai bukti keduanya tidak bersikap hati-hati sebelum melakukan sesuatu dan tindakan tersebut mencerminkan keduanya bukan pemimpin.

Prabowo meminta maaf karena sudah percaya kebohongan Ratna Sarumpaet dan terkait ucapannya soal Boyolali. Adapun Sandiaga meminta maaf karena melangkahi makam salah satu pendiri Nadhlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri.

"Itu upaya politisiasi untuk tujuan meningkatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang kian hari kian nyungsep akibat kampanye tidak laku. Karena yang ditawarkan bukanlah program. Misalnya bagaimana bisa nurunin utang negara yang makin numpuk dan kurs rupiah yang makin rontok selama Joko Widodo memimpin," jelasnya.

Sebaliknya, kata Arief Poyouono, sikap Prabowo dan Sandiaga yang tak segan meminta maaf menunjukkan self acceptence yang sangat tinggi. Self acceptance adalah kemampuan seseorang untuk menerima keadaan diri dan lingkungannya sehingga mudah beradaptasi, mudah memaklumi lingkungan, dan mudah introspeksi diri.

"Beda dengan Joko Widodo yang tidak pernah mau minta maaf terhadap masyarakat Indonesia akibat ketidakmampuan melindungi TKI yang dihukum mati di Arab Saudi. Dan banyak lagi janji yang tidak ditepai. Misalnya janji tidak impor beras dan swadaya pangan, eh tahunya malah impor beras gila-gilaan," tukas Arief.[dem]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya