Berita

Nasaruddin Umar/Net

Perempuan Hebat di Dalam Al-Qur'an (4)

Hak-hak Istimewa Perempuan Dalam Islam (1)

SELASA, 28 AGUSTUS 2018 | 07:59 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

SECARA teori, hak-hak perempuan dalam kitab suci Al-Qur'an sangat istimewa. Hanya saja dalam implemen­tasinya masih belum sep­erti yang dilukiskan dalam Al-Qur'an di sejumlah negara mayoritas berpenduduk mus­lim. Hal itu terkait dengan banyak faktor, di antaranya faktor warisan budaya setempat yang sudah terlanjur dipengaruhi oleh budaya dan tradisi misoginis, sebuah faham teologis yang memo­jokkan perempuan paling bertanggung jawab terhadap drama jatuhnya manusia dari langit kebahagiaan ke bumi penderitaan.

Al-Qur'an sendiri tidak mengenal jenis kelamin utama dan kedua. Laki-laki dan perempuan sama saja posisinya di mata Tuhan. Siapa saja yang menorehkan prestasi berhak atasnya meraih keutamaan, sebagaimana ditegaskan dalam ayat: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. al- Nahl/16:97). Dalam ayat lain ditegaskan pula: Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (Q.S. al-Nisa/4:124).

Memang ada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Nasa'i, Abu Dawud, Ibn Majah, dan Ahmad ibn Hanbal yang seolah-olah menunjukkan laki-laki memiliki kelebihan dari segi ibadah. Hadis itu adalah sebagai berikut: Diriwayatkan oleh'Abdullah ibn 'Umar r.a ka­tanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Wahai kaum perempuan! Bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istigfar. Karena, aku melihat kalian lebih ramai menjadi penghuni neraka. Seorang perempuan yang cukup pintar di antara mereka bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa kami kaum perempuan yang lebih ramai menjadi peng­huni neraka? Rasulullah saw., bersabda: Kalian banyak mengutuk dan mengingkari suami. Aku tidak melihat mereka yang kekurangan akal dan agama, daripada golongan kalian. Perempuan itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah! Apakah mak­sud kekurangan akal dan agama itu? Rasulullah saw bersabda: Maksud kekurangan akal ialah penyaksian dua orang perempuan sama dengan penyaksian seorang laki-laki. Inilah yang dika­takan kekurangan akal. Begitu juga perempuan tidak mengerjakan sembahyang pada malam-malam yang dilaluinya kemudian berbuka pada bulan Ramadan kerana haid. Maka inilah yang dikatakan kekurangan agama.


Kata "kekurangan agama" (nuqshan al-din) dalam hadis ini tidak berarti perempuan secara potensial tidak mampu menyamai atau melam­paui prestasi ibadah laki-laki. Hadis ini hanya menggambarkan keadaan praktis sehari-hari laki-laki dan perempuan di masa Nabi; laki-laki memperoleh otoritas penyaksian satu berband­ing dua dengan perempuan, karena ketika itu fungsi dan peran publik berada di pundak laki-laki. Adapun "kekurangan agama" terjadi pada diri perempuan karena memang hanya perem­puanlah yang menjalani masa menstruasi. Laki-laki tidak menjalani siklus menstruasi, karena itu ia tidak boleh meninggalkan ibadah-ibadah wajib tanpa alasan lain yang dapat dibenarkan.

Peniadaan sejumlah ibadah dalam masa menstruasi, seperti salat dan puasa adalah dispensasi khusus bagi perempuan dari Tuhan. Mereka tidak dikenakan akibat apa pun dari Tuhan karena menjalani proses menstruasi. Dengan demikian, hadis ini tidak bisa dijadikan dasar untuk merendahkan derajat kaum perem­puan di bawah kaum laki-laki. Faktor keadaan dan kondisi obyektif yang lebih menentukan. Boleh jadi memang demikian di tempat terntu tetapi di tempat lain bisa sebaliknya. Jika hadis ini difahami sebagai dasar untuk melemahkan posisi perempuan di bawah laki-laki berarti ber­tentangan dengan dua ayat Al-Qur'an di atas, padahal antara Al-Qur'an dan hadis Nabi tidak bisa dipertentangkan. Jika terjadi pertentangan maka tentu Al-Qur'an lebih kuat dijadikan seba­gai dasar.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya