Berita

Rusia/Net

Dunia

Pencegatan Pesawat Militer Rusia Di Laut Hitam Membahayakan

SENIN, 27 AGUSTUS 2018 | 11:54 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Rusia menuduh Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) telah mencegat pesawat militernya di Laut Hitam dengan cara berbahaya dalam waktu sepekan terakhir.

Rusia menuding bahwa pencegatan itu  dirancang untuk memprovokasi Moskow dan RAF telah melakukan dua intercept seperti itu dalam satu minggu.

Tuduhan itu dikeluarkan oleh oleh kedutaan Rusia di London setelah RAF dituduh mencegat sebuah pesawat patroli maritim Rusia di Laut Hitam pada hari Jumat dan bergegas untuk mencegat dua pesawat tempur Rusia yang dicurigai pada hari Rabu pekan kemarin.


"Ancaman seperti apa ke Inggris atau bahkan sekutu-sekutunya yang dilakukan oleh pesawat patroli Rusia secara hipotetis saat melakukan penerbangan dekat garis pantai Rusia sendiri, lebih dari 2.000 km dari Kepulauan Inggris," kata pihak kedutaan Rusia di London dalam pernyataan yang dirilis akhir pekan kemarin seperti dimuat Reuters (Senin, 27/8).

"Alih-alih memperkuat keamanan siapa pun, pihak berwenang Inggris menggunakan kehadiran militer semacam itu (di wilayah Laut Hitam) untuk tindakan provokatif. Bukan hanya dengan membuat pernyataan verbal, disesalkan sebagaimana adanya, tetapi juga dalam istilah militer nyata, yang sangat berbahaya," tambah keterangan yang sama,

Belum ada keterangan dari Kementerian Luar Negeri Inggris atas tuduhan itu.

Diketahui bahwa tiga negara yang berbatasan dengan Laut Hitam yakni Rumania, Bulgaria, dan Turki adalah sekutu Inggris di NATO.

RAF Inggris mempertahankan kehadirannya di negara-negara Baltik dan di Rumania untuk menghalangi potensi aksi militer Rusia setelah pencaplokan Krimea Ukraina tahun 2014 oleh Moskow. Sedangkan Moskow mengatakan aktivitasnya di wilayah Laut Hitam adalah rutin dan sesuai dengan hukum internasional.

Hubungan bilateral Inggris dan Rusia memburuk pasca kasus keracunan racun saraf mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia pada bulan Maret lalu di kota Salisbury, Inggris.

Inggris menuduh Rusia bertanggungjawab atas kasus itu mengingat jenis racun yang digunakan sangat canggih. Tuduhan itu disangkal Rusia. [mel]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya