Berita

Nasaruddin Umar/Net

Local Genus Nusantara (4)

Bersahabat Dengan Api

SENIN, 09 JULI 2018 | 09:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

KITA sering menyaksikan tarian mistik (mystical danc­ing) di sejumlah daerah di Indonesia. Yang lebih sering kita tonton ialah tarian daerah Banten, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali. Di antara mereka ada menari di atas bara api, ada yang menggunakan cambuk atau cemeti dari api, ada yang membakar dirinya dengan obor yang menyala, dan ada yang saling menyulut dengan api dari daun kelapa kering. Sulit dipercaya tetapi itu fakta. Ini satu pertanda bahwa di dalam masyarakat ada sebuah tradisi yang bersifat mistik tetap dilestarikan. Sulit dipercaya ada orang yang tidur di atas bara api tanpa sedikitpun badan­nya lecet. Kearifan lokal seperti ini amat kaya di Indonesia, bahkan hampir setiap pulau memiliki kebiasaan bermain api tanpa men­imbulkan korban.

Dalam Islam, sebuah kisah yang amat monumental diabadikan dalam Al-Qur'an, ketika Nabi Ibrahim selesai menghancurkan berhala-berhala masyarakatnya lalu ia ditangkap dan diadili oleh Raja Namrud. Nabi Ibrahim diminta untuk dilontarkan ke lautan api yang amat mengerikan. Ia sendiri bersama para per­maisurinya akan menyaksikan pembakaran Nabi Ibrahim. Manusia merencanakan tetapi Allah Swt Yang Maha Menentukan. Nasib Nabi Ibrahim berubah. Ia berada di dalam lautan api tanpa sedikitpun anggota badannya yang lecet karena apai. Al-Qur'an menggambarkan­nya sebagai berikut: Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami? Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". (Q.S. al-Anbiya'/21:67-69).

Setelah apinya padam, maka tinggallah bara apinya. Ketika Raja Namrud bersama para pendukungnya kepanasan menyaksikan peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim, tetapi yang terjadi adalah Nabi Ibrahim berjalan di atas bara api tanpa sedikitpun pakaiannya tersulut api. Bahkan ia merasa kedinginan di atas bara api atas izin Allah Swt. Api adalah makhluk seperti manusia juga. Api tidak akan tega menyakiti kekasih Allah, bahkan turut menyelamatkan kekasihnya. Kita teringat bagaimana Malaikat Maut diminta mencabut nyawa Nabi Muhammad, ia mengeluh ke Jibril, bagaimana mungkin aku bisa mencabut nyawa sahabatku dan kekasih Allah Swt, lalu Jibril menegaskan: Kerjakan perintah Tuhanmu. Lalu Malaikat maut mencabut nyawa Rasulullah dengan sangat pelan.


Persahabatan dengan sesama makhluk Allah Swt banyak dilakukan oleh para tokoh dan praktisi agama. Tak terkecuali agama selain Islam. Para biksu di dalam menjalankan ritual keagamaannya sering menjadikan api sebagai salahsatu sarananya. Ia terkadang menari atau berdiri tegak di atas bara api tanpa sedikitpun merasakan panasnya api. Dalam kepercayaan tertentu api dianggap sebagai bagian dari Dewa yang dipuja dan disembah. Ketika Nabi Muhammad dilahirkan, ada perapian yang tidak pernah padam ribuan tahun lamanya tetapi setelah Nabi lahir tiba-tiba perapian itu padam tanpa sebab. Sama dengan adanya sebuah telaga di tengah padang pasir dikeramatkan dan disembah orang tetapi tiba-tiba kering ketika Nabi lahir. Hal ini dikisahkan di dalam sejumlah kitab-kitab sejarah Nabi Muhammad Saw (sirah al-nabawi).

Persahabatan dengan api yang kemudian menimbulkan ketakjuban mengisyaratkan ke­pada kita bahwa benda-benda alam seperti api semua tunduk di bawah kekuasaan Allah Swt. Dalam keyakinan umat Islam, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, sesungguhnya tidak ada benda mati. Semuanya bertasbih kepada Allah Swt. Hanya saja kita yang tidak memahami tasbih mereka, sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, terutama dalam Q.S. al-Isra'/17:44).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya