Berita

Foto:Net

Publika

Menimbang Jalan Tengah Din Syamsuddin

RABU, 09 MEI 2018 | 12:32 WIB

DIN Syamsuddin jadi buah bibir. Hal itu tentu tak lepas dari sukses penyelenggaraan High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyah (HLC-WMS) atau Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasatiyyat. Bukan hanya penggagas, Din sekaligus Ketua Steering Committee dari hajatan yang dihadiri 100-an ulama dan cendekiawan muslim dari 36 negara itu.

Islam Wasatiyaat, yang dekat dengan makna "Islam Jalan Tengah", memang relevan menjadi bahasan. Sebab, ada gejala, sebagian umat Islam telah melupakan, bahkan meninggalkan, prinsip-prinsip yang sejatinya terdapat dalam AlQuran itu. Ini bukan hanya fenomena Indonesia, tetapi juga dunia. Din memastikan, gagasan menyelenggarakan HLC-WMS memang dialasi oleh keinginan kuat untuk merevitalisasi Islam Wasatiyyat.

Selain itu, Indonesia sendiri berkepentingan mendorong wawasan ini untuk menjadi gerakan arus utama Islam dunia. Sebagai negara yang telah secara nyata mempraktekkan Islam Jalan Tengah, Indonesia memang memerlukan legitimasi intelektual teologis dari para ulama dan cendekiawan muslim dunia terkait pemikiran dan posisi kita dalam pengamalan wasatiyyat Islam.


Pesan Bogor

HLC-WMS menghasilkan kesepakatan bersama yang dirumuskan dengan nama Pesan Bogor (Bogor Message). Isinya ringkas. Hanya ada tiga butir konsideran (pertimbangan), namun diletakkan dalam komitmen yang bersifat praktis. Terutama lewat pendirian Poros Wasatiyyat Islam Dunia yang disepakati berada di Indonesia.

Pesan Bogor mencakup empat hal. Pertama, mengaktifkan kembali paradigma wasatiyyat Islam sebagai ajaran Islam Pusat yang meliputi tujuh nilai utama. Yakni, tawasuth (tengahan), i'tidal (adil proporsional), tasamuh (toleransi), syura (musyawarah), islah (membangun dan perdamaian), qudwah (keteladanan utama), dan muwatonah (keberbangsaan).

Kedua, menjunjung tinggi nilai-nilai paradigma wasatiyyat Islam sebagai budaya hidup individual dan kolektif, dengan melambangkan semangat sejarah peradaban Islam. Ketiga, memperkuat tekad untuk membuktikan kepada dunia bahwa umat Islam sedang mengalami paradigma wasatiyyat dalam semua aspek kehidupan.

Keempat, mendorong negara-negara muslim dan komunitas untuk mengambil inisiatif mempromosikan paradigma wasatiyyat Islam melalui Fulcrum (Poros) of Wasatiyyat Islam, dalam kerangka membangun ummatan wasatan. Inilah tatanan masyarakat yang adil, makmur, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan pada ajaran Islam dan moralitas.

Gerakan penyebaran Islam Wasatiyyat tentu tak boleh terhenti usai HLC-WMS. Agar terus bergaung dan menular ke tempat lain, Islam Jalan Tengah harus terus didorong agar menggelinding bak bola salju. Sehingga, dapat menjadi solusi dalam memperbaiki citra Islam yang kerap disamakan dengan kekerasan.

Din, Sosok Inisiator dan Mediator

Sukses HLC-WMS, tak bisa tidak, lekat dengan sosok Din Syamsuddin. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir bahkan secara terbuka menyebut Din, yang pernah dua periode menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah, sukses menyampaikan wawasan Islam Jalan Tengah dalam forum dunia itu. Melalui HLC-WMS, terbuka peluang Poros Islam Wasatiyyat untuk terus menyuarakan dan mewujudkan Islam moderat secara nyata dan luas.

Sebagai penggagas dan pemimpin forum lintas negara itu, Din memang sosok sentral yang berperan menyambung mata rantai dialog antaragama dan peradaban. Inilah rangkaian dialog yang sejatinya telah dirintis Din sejak lebih dari satu dasawarsa di kancah global maupun nasional melalui WPF (World Peace Forum) dan WCRP (World Conference on Religion for Peace). Di semua forum tersebut Din jadi tokoh utama.

Terakhir, melalui CDCC (Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations), alumni Pondok Pesantren Gontor, IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat, dan University of California Los Angeles itu aktif menyuarakan dan mendialogkan isu-isu Islam maupun pesan agama yang ramah, damai, dan toleran. Kehadiran Din diterima banyak kalangan dan golongan sebagai sosok inisiator dan mediator yang mampu menyuarakan pesan agama berkarakter jalan tengah.

Lewat berbagai forum keagamaan multiaspek yang ia pimpin dan ikuti, mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu diakui telah berhasil mendiasporakan Islam Wasatiyyat menjadi alam pikiran nasional dan global. Itu di luar tugas penting dari Pemerintah Indonesia yang kini ia emban sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP).

Melihat realitas dalam masyarakat saat ini, Haedar Nashir menyebut Din sebagai tokoh yang patut dikedepankan untuk menghadapi kecemasan publik terkait segala bentuk ekstremisme, radikalisme, dan kekerasan di ranah nasional maupun global.

Namun, jika melihat sepak terjangnya di berbagai ajang selama ini, juga dimilikinya akses internasional serta basis massa kultural (minimal) di kalangan warga Muhammadiyah, tak berlebihan jika nama Din Syamsuddin sesungguhnya laik ditimbang masuk dalam jajaran pemimpin nasional. Din bisa berdampingan dengan siapa saja. Bahkan, berpotensi menjadi "pemimpin jalan tengah" andai sirkulasi kepemimpinan nasional mengalami deadlock. Walahu'alam. [***]

Faisal Haq
Wartawan senior dan anggota PWI

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya