Berita

Publika

Dolar Naik, Gali Lobang Tutup Lobang

SELASA, 24 APRIL 2018 | 08:47 WIB

KENAIKAN dolar hingga 14 ribu memunculkan masalah baru buat APBN kita, yaitu makin melebarnya neraca keseimbangan primer yang berakibat pada berutang untuk membayar utang atau gali lubang tutup lubang jika menggunakan istilah raja dangdut Rhoma Irama.

Lalu apakah keseimbangan primer itu? dan apa pengaruhnya bagi APBN kita?

Dalam APBN, keseimbangan primer dicantum sebagai pos atau item utama sejak belasan tahun lalu. Namun, istilah itu menjadi populer bagi publik baru-baru ini, ketika Bu Sri Mulyani menjelaskannya bahwa sebagian utang baru hanya untuk membayar bunga utang, yang ditunjukkan oleh negatifnya angka keseimbangan primer.


Padahal kita selama ini "dibohongi pencitraan " seolah-olah kita berutang untuk membangun infrastruktur dan lain-lain.

Keseimbangan primer adalah pendapatan yang dikurangi belanja maka jika terjadi belanja lebih besar dari pendapatan, maka akan terjadi defisit yg berakibat pada keseimbangan primer negatif. Jika terjadi surplus keseimbangan primer positif. Sedangkan pendapatan dalam  APBN adalah  penerimaan tidak termasuk  utang baru. Sementara belanja juga tidak meliputi pembayaran utang.

Dengan definisi di atas, maka  APBN kita sejak era Jokowi, keseimbangan primer menjadi negatifnya semakin membesar.

Sedangkan pengertian bunga yaitu komisi, diskonto ataupun ongkos lain dalam berutang. Utang yang nominalnya terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama karena memang posisi utang bertambah besar menciptakan beban anggaran yang besar.

Realisasi APBN Indonesia dahulunya selalu defisit sehingga memiliki keseimbangan primer yang negatif. Berutang baru untuk membayar utang lama dan menutupi defisit saja. Bahkan, Kementerian Keuangan sempat akan memelihara kondisi ini dengan menempatkannya sebagai indikasi kesinambungan fiskal.

Namun sayangnya sejak tahun 2012 terjadi keseimbangan primer yang negatif dan nilainya cenderung membesar. Perlahan tapi pasti keseimbangan primer semakin negatif dan besara, tidak hanya dalam bentuk nominal, namun juga persentasenya terhadap total pendapatan, total belanja, dan bahkan PDB.

Sekali lagi, kita harus membedakan antara pembayaran bunga dengan pembayaran cicilan utang.  Karena pendapatan tidak termasuk penerimaan dari utang baru dalam keseimbangan primer. Asumsinya, Jika keseimbangan primer adalah nol, maka kita hanya gali lubang tutup lubang (bayar utang lama dengan utang baru).

Jika keseimbangan primer negatif, maka kita menggali lubang yang lebih besar atau membuat lubang baru lagi...

Hal ini akan menciptakan APBN kita tidak sehat, dan pemerintah akan datang akan mewarisi kondisi APBN yang "sakit".

Semoga pemerintah bisa mengatasi di tengah tax ratio yg terus-menerus turun hingga 9,9 persen yang berakibat mengurangi pendapatan negara dan akan membutuhkan usaha yang keras untuk mengatasinya.[***]


Penulis adalah Kandidat Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta
    

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya