Berita

Foto: Repro

Jaya Suprana

Menghormati Kontrak Politik Jakarta Baru

JUMAT, 20 APRIL 2018 | 16:24 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TERKESAN banyak pihak sudah lupa atau sengaja tidak mau ingat  fakta sejarah bahwa pada hari Sabtu 15 September 2012, di Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara sebagai upaya mengakhiri kemiskinan demi mencapai kesetaraan sosial melalui pembangunan infrastruktur, Ir. H. Joko Widodo bersama rakyat  yang tergabung di Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta, Serikat Becak Jakarta (Sebaja), Komunitas Juang Perempuan (KJP), dan Urban Poor Consortium (UPC) menjalin kesepakatan yang secara hitam di atas putih tertulis ke dalam sebuah Kontrak Politik JAKARTA BARU.

Menata Bukan Menggusur
Di dalam Kontrak Politik berjudul JAKARTA BARU dengan sub judul  Pro-Rakyat Miskin, Berbasis Pelayanan dan Partisipasi Warga terabadikan kesepakatan:

1. Warga dilibatkan dalam Penyusunan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), Penyusunan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), Perencanaan dan pengawasan program pembangunan kota

1. Warga dilibatkan dalam Penyusunan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), Penyusunan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), Perencanaan dan pengawasan program pembangunan kota

2. Pemenuhan dan perlindungan hak – hak warga kota , meliputi a) Kampung yang sudah ditempati warga selama 20 tahun dan tanahnya tidak dalam sengketa maka akan diakui haknya dalam bentuk sertifikat hak milik. b) Pemukiman Kumuh tidak digusur tapi ditata.Pemukiman kumuh yang berada di atas tanah milik swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan dilakukan negosiasi dengan pemilik lahan. Gubernur akan menjadi mediator supaya warga tidak kehilangan haknya, pembangunan Jakarta akan dimulai dari kampung – kampung miskin. c) Perlindungan dan penataan ekonomi informal: PKL, becak, nelayan tradisional, pekerja rumah tangga, asongan, pedagang kecil, dan pasar tradisional.

3. Keterbukaan dan penyebarluasan informasi kepada warga kota.  Secarik kertas berisi Kontrak Politik JAKARTA BARU itu pada hakikatnya selaras dengan sukma sila-sila Kemanusiaan Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di samping juga merupakan pengejawantahan semangat pembangunan berkelanjutan yang telah dideklarasikan oleh Persatuan Bangsa Bangsa sebagai  pedoman proses pembangunan kota, daerah, kawasan, industri, dan lain sebagainya yang berprinsip "memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan pemenuhan kepentingan generasi masa depan”.

Menepati Janji
Ketika menjadi Gubernur Jakarta, terbukti  Ir. H. Joko Widodo berupaya menepati janji-janji yang tertuang di dalam Kontrak Politik JAKARTA BARU.

Namun Jokowi kemudian terpilih menjadi presiden republik Indonesia. Sejak itu, Pemerintah DKI Jakarta tidak menghiraukan Kontrak Politik JAKARTA BARU sehingga tanpa dibebani rasa bersalah mewujudkan kebijakan menggusur rakyat secara paksa bahkan tak segan melanggar hukum dan HAM.

Syukur Alhamdullilah, Gubernur Jakarta masa bakti 2017-2022, Anies Baswedan didampingi Wagub Sandiaga Uno berkenan menghormati Kontrak Politik JAKARTA BARU dengan terbukti berupaya bukan menggusur namun menata kawasan bantaran sungai Ciliwung.

Maka dengan penuh kerendahan hati saya memohon kepada para pendukung kebijakan pembangunan dengan angkara murka menggusur rakyat berkenan tidak menghambat upaya Gubernur Anies dan Wagub Sandi menghormati Kontak Politik JAKARTA BARU  sebagai upaya Ir. H. Joko Widodo mengakhiri kemiskinan demi mencapai kesetaraan sosial melalui pembangunan infrastruktur tanpa secara paksa menggusur rakyat yang jelas bertentangan dengan mazhab Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati para anggota PBB (termasuk Indonesia) sebagai pedoman pembangunan planet bumi abad XXI mau pun sila Kemanusiaan Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. [***]


Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya