Rusia disudutkan terkait tuduhan serangan gas saraf terhadap bekas agen ganda Moskow Sergei Skripal di Salisbury (Inggris). Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengusir sekitar 115 diplomat Rusia.
Sergei Skripal dan putrinya Yulia, diserang dengan zat saraf di Salisbury, Inggris selatan. Mereka saat ini tengah menjalani perawaÂtan intensif di rumah sakit. Para pemimpin Uni Eropa pekan lalu menuding, besar kemungkinan Rusia berada di balik serangan ini. Namun, Moskow membantah tuduhan tersebut.
Bantahan Moskow tidak meÂnyurutkan Presiden AS Donald Trump untuk mengusir 60 diploÂmat Rusia yang ngepos di Negeri Paman Sam. Kanada mengambil langkah serupa. Ukraina akan mengusir 13 belas diplomat RuÂsia. Sementara Prancis, Jerman, dan Polandia menyatakan akan mengusir empat diplomat Rusia.
Sedangkan Lithuania dan ReÂpublik Ceko akan memulangkan tiga diplomat diikuti oleh Italia, Belanda, Australia, Denmark, Spanyol dan Albania yang masing-masing mendepak dua diplomat Rusia. Sementara Latvia, RumaÂnia, Finlandia, Hungaria, Estonia, Swedia, dan Norwegia mengusir seorang diplomat Rusia.
Aksi mengusir diplomat Rusia pertama kali dilakukan Inggris. Negeri Ratu Elizabeth itu telah mengusir 23 diplomat. Australia menjadi negara terbaru yang berÂgabung membela Inggris dengan mengusir dua diplomat Rusia.
Aksi pengusiran massal ini dinilai Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia merupakan langkah AS dan sekutunya terang-terangan memusuhi Moskow.
"Persahabatan (AS) ini melawan Rusia, tidak diragukan lagi, atas kasus yang semakin jauh, semakin banyak rincian yang suram. Tidak ada kasus, jadi untuk (apa) berÂbicara. Ada putusan yang dibuat tanpa investigasi," kata Nebenzia.
Nebenzia menekankan, perÂmintaan Rusia untuk informasi tentang penyelidikan dugaan seÂrangan racun itu telah diabaikan London. Padahal, penyelidikan itu penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Salisbury pada 4 Maret 2018.
"Semakin kita lanjut, semakin banyak pertanyaan muncul, terÂmasuk dari saya. Apa yang terjadi sebelumnya, apakah insiden SalisÂbury mendahului pengusiran para diplomat Rusia, atau apakah kepuÂtusan untuk mengusir diplomat RuÂsia mendahului insiden Salisbury?" tanya Nebenzia, Selasa (27/3).
Nebenzia mengatakan, penÂgusiran terhadap para diplomat negaranya akan menjadi pukulan bagi misi diplomatik.
Rusia menegaskan akan memÂbalas pengusiran diplomat merÂeka. Rusia telah mendepak 23 diplomat Inggris dari Moskow sebagai respons atas pengusiran diplomatnya dari Inggris.
"Langkah tidak bersahabat sekelompok negara-negara ini tak akan berlalu tanpa respons kami," bunyi pernyataan KeÂmenterian Luar Negeri Rusia.
Juru bicara kantor Presiden Rusia Dmitry Peskov menyeÂbut, langkah tersebut sebuah kesalahan dan respons Rusia akan berpedoman pada prinsip timpal balik. Peskov menyebut, Presiden Vladimir Putin akan membuat keputusan final menÂgenai langkah balasan tersebut.
"Hubungan sekarang menjadi lebih buruk dibandingkan saat Perang Dingin," ujar Fyodor Lukyanov, kepala Kebijakan PerÂtahanan dan Dewan Luar Negeri Rusia, kelompok riset yang memÂberikan nasihat ke Kremlin.
"Pengusiran multilateral semacam ini belum pernah terÂjadi sebelumnya," tegasnya.
Pemerintah Rusia menyataÂkan, solidaritas yang ditunjukÂkan negara-negara Barat telah membahayakan penyelidikan kasus peracunan Skripal dan melanggar hukum internasional. ***