Berita

Puan Maharani-Pramono Anung/net

Politik

Puan-Pram Diduga Korupsi, PDIP Rugi, Stabilitas Negara Terganggu

KAMIS, 22 MARET 2018 | 18:00 WIB

Terdakwa kasus korupsi proyek KTP Elektronik, Setya Novanto, memberi kejutan dalam persidangannya di Pengadilan Tipikor Jakarta hari ini.

Novanto mengungkapkan, uang korupsi proyek tahun 2011 itu turut mengalir ke dua politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani dan Pramono Anung. Masing-masing menerima uang sebesar 500 ribu dolar AS.

Puan Maharani kala itu menjabat Ketua Fraksi PDIP di DPR RI, saat ini masih menjabat Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Sedangkan Pramono Anung adalah mantan Sekjen DPP PDIP dan Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014, sekarang menjabat Sekretaris Kabinet RI.

Berdasarkan kesaksian Novanto di bawah sumpah, jatah untuk Puan dan Pram diserahkan oleh orang kepercayaannya, Made Oka Masagung.

Di mata pengamat politik dan hukum dari Universitas Sjakhyakirti Palembang, Achmad Ronaldi, penyebutan nama dua pentolan PDIP itu oleh Novanto akan berimbas besar pada PDIP.

"Kalau secara hukum saya kira tidak begitu (berdampak) karena hukum kita menganut azas praduga tak bersalah sehingga perlu pembuktian lebih lanjut. Namun imbas politik-lah yang cukup besar," terang Ronaldi kepada RMOL Sumsel, Kamis (22/3).

Ronaldi menyebut posisi Puan Maharani cukup penting di PDIP apalagi ia adalah anak kandung dari sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri. Bahkan bisa jadi Puan-lah penerus Mega untuk memimpin PDIP di masa depan.

"Dengan menyebut nama Puan artinya juga menyinggung secara kelembagaan. Benar atau tidaknya, itu soal hukum. Namun dengan menyebut nama Puan dan Pramono, hal itu tentu mengganggu kepercayaan," ungkapnya.

Selain berimbas pada PDIP secara kelembagaan, penyebutan nama Puan dan Pramono di persidangan kasus korupsi tentu membuat buruk citra mereka masing-masing sebagai politikus. Lebih dari itu, stabilitas negara juga dapat terusik karena keduanya menduduki posisi strategis di kabinet Joko Widodo.

"Selama ini citra Puan selaku politisi cukup baik. Demikian juga nama Pramono. Apalagi keduanya saat ini menjadi pejabat negara, tentu juga akan mengganggu stabilitas negara," pungkas Ronaldi. [ald]

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Jaksa KPK Ungkap Keterlibatan Orang Tua Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dalam Kasus Gazalba Saleh

Senin, 06 Mei 2024 | 13:05

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jokowi Keluhkan Peredaran Uang yang Semakin Kering, Ekonom: Akibat Utang yang Ugal-ugalan

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:05

Butuh 35.242 Dukungan bagi Calon Perseorangan Maju di Pilwalkot Cimahi

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:01

Kemendag Amankan Satu Kapal Tanpa Kelengkapan Dokumen Impor di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:58

Mardani Dukung Sikap Oposisi Ganjar: Itu Ksatria!

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:55

Google Pixel 8A Resmi Dirilis, Dibanderol Mulai Rp8 Jutaan

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:44

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Bacalon Bupati Atam Lewat Nasdem

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:39

Pakar: Sosok Menkeu yang Baru Baiknya Berlatar Belakang Teknokrat Dibandingkan Politisi

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:33

Satgas Catur Bais TNI Berhasil Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas di Sebatik

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:32

Militer Taiwan Bersiap Hadapi Ancaman China Jelang Pelantikan Presiden

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:31

BTN Relokasi Kantor Cirebon

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:09

Selengkapnya