Berita

Publika

Membangunkan Mesin Pembangunan

SELASA, 20 FEBRUARI 2018 | 04:44 WIB

HIBERNASI tidur nyenyak yang panjang adalah fenomena alamiah untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan hidup yang sedemikian keras dan ganas. Terlalu banyak tidur secara tidak wajar adalah suatu ketidaknormalan yang bersifat nyata. Sekalipun hibernasi sangat membantu, namun disitulah letak asal mula sebagai pintu masuk untuk menggerakkan roda-roda pembangunan nasional.

Mengkondisikan diri sendiri mudah lupa itu merupakan modifikasi dari hibernasi. Kepikunan yang seperti ini adalah basis adaptasi dari fenomena buta huruf dalam membaca perubahan lingkungan hidup. Buta huruf yang dipelihara, yang diawali oleh perilaku menghapus empati dan kuriousitas. Sengaja mengalami kebutahurufan untuk mengurangi kebisingan dalam membaca perubahan lingkungan sekitar, yang mengganggu alam pikiran bawah sadar.

Buta huruf yang berkepanjangan menimbulkan kebisuan. Bisu karena proses menutup pendengaran untuk menjadi tuli dan melestarikan pembentukan kepikunan. Dalam perjalanan waktu mengamati perbedaan antara mereka yang tercepat dan yang terlambat, maka perbedaan itu ditentukan oleh karat kebutahurufan, ketulian, dan kebisuan.


Sekolah bertanggung jawab sangat besar dalam memperbaiki ketiga persoalan tadi. Akan tetapi mengubah sekolah dari domain publik menjadi private, atau pun berlindung dari subsidi silang itu ternyata masih menimbulkan persoalan perbedaan nyata dalam memperbaiki kualitas sumberdaya manusia.

Sumber masalah kegagalan tersebut terletak pada pengembalian cara pembayaran dalam bersekolah yang mengkondisikan hanya kalangan bangsawan dan penduduk kaya raya saja yang berhak memperoleh kualitas pendidikan bermutu tinggi. Eksklusivitas yang seperti ini bermula dari disain deficit anggaran. Semula hanya untuk supaya terjadi kejelasan antara utang dan hibah, namun kemudian pemerintah berpraktek membesarkan pengeluaran dibandingkan pendapatan negara.

Pemerintah khawatir pemerdekaan dari masalah kebutahurufan, ketulian, dan kebisuan itu terkesan akan menghasilkan pesaing keras dalam menjalankan roda-roda pembangunan nasional dan regional. Sengaja membuat burung bernyanyi merdu hanya ketika kelaparan yang panjang, maka guru yang tidak tahan miskin kemudian bertindak mematenkan posisi pelembagaan hibernasi tersebut di atas. Akibat yang terjadi adalah muncullah orang yang tidak tepat pada posisi yang tidak tepat menggunakan jaminan terjadi loyalitas dalam tim kerja. Bukti nyata itu terbaca dari bukan memberikan yang terbaik dari yang terbaik, melainkan menjadikan sumbangan materi pensukses Pilpres, Pileg, dan Pilkada sebagai pertimbangan balas jasa dalam melakukan recruitment tim kerja.

Kisah punakawan Petruk menjadi Ratu adalah suatu tonil dalam pewayangan orang dan wayang kulit untuk mengkritisi kualitas pemerintahan. Budaya saling mengingatkan untuk memperbaiki proses hibernasi seperti itu ternyata menjadi modal dasar untuk membangunkan perbaikan kualitas sumberdaya manusia guna menggerakkan roda-roda pembangunan nasional. Hibernasi yang dibangunkan terompet batalyon infantri. [***]

Sugiyono Madelan
Peneliti INDEF, dosen Pascasarjana Universitas Mercu Buana

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya