Berita

Publika

Memperbaiki Struktur Perekonomian

SABTU, 10 FEBRUARI 2018 | 08:06 WIB

STRUKTUR usaha skala ekonomi sangat pincang. Kecacatan struktur itu berupa usaha mikro, kecil, dan menengah ditaksir berpopulasi 99,8 persen dan 0,01 persen merupakan usaha skala besar. Apabila proporsi usaha skala menengah dihitung, maka populasinya diperkirakan sebanyak 1,1 persen.

Prasangka buruk pun muncul bahwa pemerintah sebagai sumber pangkal masalah. Pemerintah teropinikan bertindak sangat pilih kasih hanya kepada kelompok minoritas tertentu yang sangat dicintainya.

Prasangka tidak memberikan kesempatan yang serba sama itu membakar rasa cemburu terhadap konstruksi persepsi perlakuan diskrminatif. Bagaikan api dalam sekam yang siap berkobar-kobar menyambar semak belukar, bilamana kesenjangan sosial ekonomi api cemburu tersulut dan terbakar berkobar tiada tara.
    

    
Mereka yang berpopulasi sebanyak 0,01 persen dan 1,1 persen itu menjadi sumber kasak-kusuk diam-diam dan sembunyi-sembunyi sebagai biang kerok atas sedemikian sulitnya menaikkan status sosial ekonomi secara masif.

Mereka yang berpopulasi sangat sedikit tersebut dipandang tidak bersedia berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, pengembangan bakat, permagangan, perluasan pergaulan, dan sejuta alasan untuk dijadikan sebagai pembenaran bahwa perlakuan diskriminatif, inklusif, serba tertutup, embargo, blokade, serta sumpah serapah sejuta alasan yang membuat proporsi populasi pejuang usaha 98,89 persen itu yang berskala usaha mikro dan kecil terpersepsikan dengan sangat sengaja didesain sebagai kelas pekerja dan pengusaha gurem. Sebuah analogi sarkastis bombastis dan liar dengan pengandaikan sejarah bangsa Israel dibandingkan bangsa Mesir pada periode kepemimpinan Ramses, sebelum berganti kepemimpinan kepada Musa alaihi salam.

Persoalan berawal dari adanya perbedaan yang nyata dalam kurva pembelajaran individual dan kelompok. Mereka yang berbakat itu mudah sekali meniru dan mengembangkan diri setelah menangkap sinyal-sinyal yang diajarkan oleh lingkungan sekitarnya (Iqro’). Memang selalu ada saja dari penduduk, yang karena faktor genetika atau pun terbuka cakrawala hidayah. Itu yang membuat proses penerimaan cawan pengetahuan, gagasan, ide-ide, dan petunjuk itu menjadi sangat jelas dengan mudah dipahaminya. Kecerdasan emosional, intelektual, dan rohani kemudian terkondisikan terbuka terbentang panjang, lebar, dan mendalam itu menjadikannya demikian mudah menuntun perjalanan hidup, sehingga semua palang pintu dan rintangan bukan lagi menjadi sumber hambatan yang serius untuk mampu diselesaikannya. Diloncatinya. Dilampauinya.

Kunci dari gembok itu adalah tempurung perangkap kegagalan menaikkan skala usaha supaya dibuka menggunakan perbaikan penggandaan pelatih ahli. Pelatih yang mampu memperbaiki keterbatasan kebutaan membaca huruf dan lingkungan alam semesta.

Kebisuan panjang dalam menjalin pembukaan komunikasi pergaulan lintas negara, bangsa, strata dan status sosial untuk berhasil berubah menjadi kicau merdu bak buluh perindu. Ketulian segera berakhir dengan berakhirnya pembukaan cahaya hati nurani.

Dr. Ir. Sugiyono, MSi.

Peneliti INDEF, Dosen Pascasarjana Universitas Mercu Buana, dan Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya