Berita

Politik

Ahoker Menolak Move On

KAMIS, 12 OKTOBER 2017 | 17:15 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

AHOKER sakit lagi. Mereka kirim bunga. Dengan bangga, nyatakan "menolak move on". Hari ini, 12 Oktober 2017, angin badai robohkan bunga-bunga mereka.

Unlike persistent vegetative state, "Gagal Move on Permanen" adalah sebentuk kegilaan mental. Mirip penyakit Locked-in syndrome (LIS); condition in which a patient is aware but cannot move or communicate verbally due to complete paralysis of nearly all voluntary muscles in the body except for vertical eye movements and blinking.

Akibatnya, Ahoker cuma bisa meracau, caci-maki, fitnah Anies-Sandi, dan berkeluh kesah. Mereka menolak fakta pilkada uda kelar. Tulisan mereka serupa oret-oretan benang kusut pre school children. Itu semua disebabkan disfungsi motorik otak mereka.


Complete Locked-in syndrome (CLIS) Ahoker adalah impact dari "otak quadriplegia" atau brain-paralysis (kelumpuhan otak). Makanya mereka tolak move on. Dalam dunia medis, "quadriplegia" adalah kondisi tidak mampu bicara pada seseorang yang tampak sehat.

Ahoker ya kaya gitu. Ngga sanggup bicara lain di luar fitnah-fitnah dan caci maki Anies-Sandi.

Mereka cuma bisa produksi suara-suara bising. Ngebuzz seperti tawon. Bukan tata bahasa teratur berdasarkan fakta dan rasio. Not to speak, melakukan silogisme-menarik kesimpulan secara deduktif. Rangkaian kata-kata mereka, bila dibaca, hanya berbunyi grrrr...kkrrr...grrr...zzz...zzzzz. Mirip ekspresi Mad Dogs. Sekalipun, ngga ada luka di vocal cords atau jari-jari mereka.

Dokter Widya bilang, CLIS sering ditriger oleh brainstem stroke, medication overdose (kebanyakan minum obat), nerve cells damage, brain hemorrhage (stroke), dan traumatic brain injury.

Saya curiga Ahoker kena "neurotoxins", alias keracunan syaraf. Akibat kebanyakan baca media abal-abal dan bikin seribu akun robotik. Plus, kalah di pilkada yang rasanya perih. Semua itu bikin otak dan hati ahoker trauma. Kasian. Kalah 16 persen itu perih banget ya. [***]

(Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi/Komtak)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya