Berita

Karl Marx/Net

Politik

Opium Des Volkers

RABU, 04 OKTOBER 2017 | 09:54 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

"RELATION is the opium of the people", kata Karl Marx. Komunis millenial bilang, kalimatnya jangan diperkosa. Marx tidak anti agama. Komunis mendukung agama. Minimal Marx berusaha mengembalikan agama sebagai alat pembebasan.

Padahal, ini kalimat keren. Agama adalah candu. Slogan ini turut berperan dalam progres Marxisme. Dalam 70 tahun, di abad 20, Marxisme mampu menyerap 110 juta pengikut. Prestasi hebat. Melampaui pencapaian agama-agama besar dunia.

Lengkapnya, Marx nulis begini: "Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of a heartless world, and the soul of soulless conditions. It is the opium of the people". Kutipan ini ada dalam karya "A Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Right" (1843).


Komunis Millenial mencoba ngeles. Dalihnya, Marx ngomong begitu sebagai respond terhadap dominasi gereja di Eropa kala itu.

Padahal jelas, Marx sedang mengecam fungsi struktural dan organized religion. Dengan menyatakan sebagai opium, Marx yakin agama punya fungsi praktikal yang serupa dengan opium, yaitu sebagai penghilang rasa sakit. Seorang pemadat bisa melupakan kemiskinannya saat di bawah pengaruh obat bius. Thus, bagi Marx, Agama beri ilusi kebahagian, mengurangi energi dan semangat orang miskin melawan borjuis opresor.

Paragraf berikutnya, Marx bilang begini: "The abolition of religion as the illusory happiness of the people is the demand for their real happiness".

Perhatikan kata "abolition". Komunis millenial mungkin ngga ngerti artinya. Sehingga berani nyatakan Marxist tidak anti agama. "Abolition" sinonim dengan kata "termination, eradication, elimination, extermination, destruction, annihilation, obliteration". Semuanya berarti penghancuran, eliminasi dan penghapusan.

Figur hebat yang sanggup mengkonkritkan Marxisme dalam politik adalah Vladimir iLyich Lenin.

Dalam buku berjudul "Religion", Lenin menulis: "Atheism is a natural and inseparable part of Marxism, of the theory and practice of scientific socialism". Saya kira, ayat ini jelas. Ngga perlu ditafsir-tafsir. Tidak perlu diinterpretasi ulang. Unless you are idiot.

Selanjutnya, Lenin berkata, "Religion is the opium of the people: this saying of Marx is the cornerstone of the entire ideology of Marxism about religion".

Ini namanya revolusioner. Tajam. Menohok semua pradigma konvensional soal agama. Sudisman satu-satunya PKI yang mengaku atheis. Bagi saya, Sudisman berani. Jujur. Hebat. Yang lain pura-pura beragama. Waktu diringkus, Letkol Untung Samsyuri nyaru jadi ustad.

Lebih jauh, Comrade Lenin berpendapat, "All modern religions and churches, all and of every kind of religious organizations are always considered by Marxism as the organs of bourgeois reaction, used for the protection of the exploitation and the stupefaction of the working class".

Jadi, tidak benar itu masturbate-opinion yang bilang Marx hanya mengecam dominasi gereja di Eropa saat itu.

Jelas-jelas Lenin menyatakan "semua agama modern, dan seluruh organisasi keagamaan". Sedangkan "churches" yang dia maksud tidak pernah berarti gereja an sich. "Churches" artinya rumah ibadah. Ya gereja, masjid, vihara, pura, klenteng, bio, litang dan sebagainya.
 
Saya kira, banyak orang baik. Mereka yang punya kasih sayang kepada orang miskin. Mereka hendak mengeliminir injustice. Mereka ingin mensejahterakan semua umat manusia.

Mestinya, mereka tidak terjebak dalam sebuah dogma bernama Komunisme, Marxisme atau propaganda bertopeng "scientific socialism". Kehidupan manusia kompleks. Ngga sesederhana dan sesempit "kontradiksi kelas" karya lelaki aneh bernama Karl Marx. [***]

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KOMTAK)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya