Berita

Basuki Hadimuljono/Net

Wawancara

WAWANCARA

Basuki Hadimuljono: Lebih Baik Macet Karena Ada Pembangunan, Ketimbang Macet Nggak Ngapa-ngapain...

SELASA, 05 SEPTEMBER 2017 | 10:54 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Saat ini kantong-kantong kemacetan semakin banyak dijumpai di sepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek. Banyak kalangan menunjuk empat proyek pembangunan jalan di sepanjang tol yang menjadi biang kemac­etan. Keempat proyek itu ada­lah; jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated, LRT Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, jalan tol Cibitung-Cilincing di Simpang Susun Cibitung KM 25 termasuk tol lingkar luar ring 2, Cibitung-Cisalak-Cinere.

Berikut ini penuturan Menteri Basuki menanggapi tudingan itu. Doktor Teknik Sipil jebo­lan Colorado State University, Amerika Serikat ini juga bicara soal antisipasi konstruksi hasil pemetaan gempa 2010. Berikut pernyataan Menteri Basuki;

Kemacetan di tol Jakarta-Cikampek semakin hari se­makin parah, hal itu terjadi diduga lantaran banyaknya proyek pembangunan yang se­dang berlangsung di sebagian jalannya, lantas apa yang akan dilakukan kementerian Anda terkait kemacetan ini?
Saya akan lebih bisa memper­tangung jawabkan kemacetan itu kalau ada pembangunan, tapi lebih tidak etis kalau macet kita diam aja, begitu kan.

Saya akan lebih bisa memper­tangung jawabkan kemacetan itu kalau ada pembangunan, tapi lebih tidak etis kalau macet kita diam aja, begitu kan.

Maksudnya bagaimana?
Ya sudah macet kita diam aja. Tapi ini kan ada kemacetan karena ada pembangunan dan kita sudah lebarkan jalurnya seh­ingga jalurnya tetap kita enggak ngurangin jalur.

Selain itu apalagi upaya yang dilakukan pemerintah?
Ya kita mengupayakan yang lain dengan daerah arterinya, Bekasi yang sekarang ini jadi jalan inspeksi jalan Tarum Barat itu akan kita coba perlebar. Tapi sekali lagi prinsipnya, coba orang macet tapi nggak ngapa-ngapain, ini kan lebih baik kalau macetnya sambil ada pembangun.

Apa akan dilakukan reka­yasa lalu lintas di sepanjang jalan yang terdapat pemban­gunan di sekitarnya?
Kita juga cari cara, upayakan trafik manajemen dan sarana prasaranya kita perbaiki.

Bagaimana dengan data gempa saat ini, apa ada data pembaruannya?
Di peta 2010 sesar aktif yang masih bergerak sebanyak 81 sesar. Dan sekarang ini ditemu­kan ada 295 sesar aktif.

Lalu apakah proyek in­frastruktur yang ada saat ini konstruksinya sudah mampu meredam kekuatan goncan­gan gempa?

Bertambahnya sesar aktif bukan berarti pembangunan infrastruktur akan terhambat. Proyek infrastruktur tetap bisa dilakukan dengan metodologi yang lebih hati-hati. Jadi ini bu­kan berarti tidak boleh dibangun. Dengan adanya data ini, orang-orang sipil yang merencanakan, faktor keselamatannya akan dinaikan. Apalagi bendungan sekarang jadi program priori­tas pembangunan infrastruk­tur. Kalau bendungan kan kita masif membangun di mana saja, sampai di NTT, NTB, Bali, Maluku, itu kan daerah-daerah gempa juga, itu juga pasti perlu peta-peta seperti ini. Jadi (peta gempa) itu sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan pem­bangunan infrastruktur sebagai probability prediction.Semakin banyak datanya, maka makin banyak antisipasinya, ini da­tanya berkembang terus.

Soal perkembangan proyek infrastruktur di Bali menje­lang pertemuan forum IMF-World Bank di Bali saat ini sudah sampai mana?
(Underpass Ngurah Rai) sudah dalam persiapan sekarang diper­cepat diharapkan akan selesai tahun depan. Rencana awalnya kan September, tapi diminta di percepat agar dapat di bulan Juli atau Agustus kita selesaikan. Sekarang sudah mulai dilakukan persiapan pengerjaan.

Untuk anggarannya bera­pa?
Tadi totalnya ada Rp 277 mil­iar. Ada 40 kegiatan, underpass kemudian pelebaran-pelebaran jalan tiga ruas. Yang underpass­nya sendiri Rp 209 miliar.

Pelebaran jalan mana saja itu?
Di Bali semua, underpass simpang tujuh Ngurah Rai. Pelebaran jalan di Jimbaran Uluwatu, pelebaran jalan Klungkung Panalokan, dan pelebaran batas kota Singaraja sampai Senangi.

Tapi sebenarnya pemban­gunan ini khusus untuk pe­nyelenggaraan IMF-World Bank atau memang sudah direncanakan sebelumnya?

Ya ada itu tadi kan 2017 ini sudah kita mulai, jadi judulnya rapat tadikan percepatan bukan karena ada kita baru kerja, bukan begitu.

Tanpa ada IMF dan World Bank pun kita juga tetap mem­perbaiki destinasi ini. Tahun 2017 sudah kita mulai, kalau 2017 sudah dimulai berarti perencanaanya sudah dari 2011.

Nah sekarang karena ada IMF-World Bank mau diper­cepat sekarang lagi dicari­kan. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya