Berita

Aung San Suu Kyi/net

Dunia

I'm Just A Politician

SABTU, 02 SEPTEMBER 2017 | 08:30 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

VIA satellite images, Human Rights Watch nyatakan sedikitnya ada 10 area "titik api" di sebelah utara Provinsi Rakhine. Jurnalis dilarang masuk. Muslim Rohingya dikejar. UN menduga sekitar 38 ribu orang berusaha mengungsi ke Bangladesh. Antara 200-400 orang, termasuk perempuan dan balita, tewas.

Kekerasan pecah, muslim Rohingya ditarget, pasca meletus clash antara Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) dan polisi. Bentrokan menewaskan 104 orang, termasuk 12 orang aparat keamanan.

Pihak militer merespon dengan merilis "collective punishment". Termasuk melancarkan pembunuhan massal dan menghancurkan seluruh desa.

Sentimen Anti Islam nyata di Myanmar. Bhikkhu Wirathu merilis Gerakan Anti Islam 969. Dia menyerukan agar umat Buddhist berbisnis, jual-beli, dan menikah dengan sesama Buddhist.

Sikap militan Wiranthu membuatnya ngetop. Dia langsung jadi cover-boy Majalah Time. Captionnya: The face of Buddhist Terror. Presiden Thein Sein segera bereaksi. Dia bilang Wirathu adalah "son of Lord Buddha" (anak Sang Budha).

BBC merilis komentar Bhikkhu Wirathu. Dia bilang, Myanmar is part of a global war on militant Islam.

Via 969, Wirathu aktif mengagitasi. Baginya, muslim hanya baik saat lemah. Begitu kuat, muslim akan menjadi jackal. Dia menutup mata akan Aksi Bela Islam 1-3 di Indonesia. Wirathu yakin ada Islam Master Mind yang punya agenda menjadikan Myanmar sebagai Negara Islam.

Ngaco, konyol, berlebihan. Muslim hanya 5% dari total populasi Myanmar (90% Buddhist) atau sekitar 1,1 juta orang. Di antara muslim Myanmar, Rohingya minoritas dari minoritas.
Di Myanmar, bukan kali ini etnik Rohingya jadi target genosida. Di tahun 2012, bentrokan antara Buddhist dan Islam di Rakhine menyebabkan 140,000 orang Rohingya meninggalkan rumah-rumah mereka. Ribuan tewas di tangan human traffickers.

Tadinya, sejak 10 tahun lalu, dunia berharap Aung San Suu Kyi bisa berbuat banyak bagi kemanusiaan.

Tanggal 26 Agustus 1988, Suu Kyi memimpin revolt against Jenderal Ne Win. Gagal. Dia jadi tahanan rumah selama 20 tahun. Selama itu, Suu Kyi katanya banyak meditasi, menyempurnakan skill bahasa Perancis dan Jepang dan rilex main piano. Dia suka simponi Johann Sebastian Bach.

Konfrontasinya melawan junta militer bikin dia menyabet Nobel Peace Prize dan Sakharov Prize for Freedom of Thought. Dia dan Megawati Sukarnoputri, kala itu, disebut-sebut sebagai "dua wanita paling berani".

Tapi alas, Aung San Suu Kyi yang sekarang bukan Suu Kyi yang dulu. Di tahun 2013, dia ketauan Anti Islam pasca gerutu (spat) "off air"-nya terdengar. Pasalnya, reporter BBC mendesak agar Suu Kyi mengutuk aksi brutal Junta Militer terhadap muslim. Suu Kyi menolak dengan berkelit-kelit. Akhirnya dia menggerutu dan berkata, “no one told me I was going to be interviewed by a Muslim.”

Kali ini pun Suu Kyi menutup mata. Malahan, dia tuding jurnalis dan aktivis HAM sebagai pendukung teroris.

Dua belas peraih hadiah Nobel dan Anies Baswedan mendesak agar Nobel menganulir nama Aung San Suu Kyi.

Dunia tertipu dengan sosok Aung San Suu Kyi. Partai Gerindra, PKS dan PAN mendesak agar Duta Besar Myanmar diusir dari Jakarta.

Dulu, saya sempat Pro Aung San Suu Kyi. Tapi begitulah politisi. After all, dia sendiri pernah bilang, "I'm just a politician. I'm not quite Margaret Thatcher. No. I'm not Mother Theresa either". [***]

Penulis adalah aktivis politik Indonesia

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Jaksa KPK Ungkap Keterlibatan Orang Tua Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dalam Kasus Gazalba Saleh

Senin, 06 Mei 2024 | 13:05

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jokowi Keluhkan Peredaran Uang yang Semakin Kering, Ekonom: Akibat Utang yang Ugal-ugalan

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:05

Butuh 35.242 Dukungan bagi Calon Perseorangan Maju di Pilwalkot Cimahi

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:01

Kemendag Amankan Satu Kapal Tanpa Kelengkapan Dokumen Impor di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:58

Mardani Dukung Sikap Oposisi Ganjar: Itu Ksatria!

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:55

Google Pixel 8A Resmi Dirilis, Dibanderol Mulai Rp8 Jutaan

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:44

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Bacalon Bupati Atam Lewat Nasdem

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:39

Pakar: Sosok Menkeu yang Baru Baiknya Berlatar Belakang Teknokrat Dibandingkan Politisi

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:33

Satgas Catur Bais TNI Berhasil Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas di Sebatik

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:32

Militer Taiwan Bersiap Hadapi Ancaman China Jelang Pelantikan Presiden

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:31

BTN Relokasi Kantor Cirebon

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:09

Selengkapnya