Berita

Muhadjir Effendy/Net

Wawancara

WAWANCARA

Muhadjir Effendy: Saya Tak Bermaksud Cuci Tangan, Laporan Pungli Itu Belum Tentu Benar-benar Terjadi

JUMAT, 04 AGUSTUS 2017 | 09:24 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian yang dipimpinnya menempati posisi teratas dalam ranking laporan dugaan adanya pungutan liar (pungli). Data tersebut dirilis Satuan Tugas Sapu Bersih Pungli (Satgas Saber Pungli).

Dalam rilis tersebut disebut­kan, sejak awal Satgas Saber Pungli dibentuk pada Oktober 2016 lalu hingga kini satgas telah menerima 31.110 laporan terkait dugaan praktik pungli.

Sektor yang paling banyak diadukan adalah pelayanan masyarakat. Jumlahnya men­capai 36 persen dari 31 ribu laporan yang masuk. Berikutnya adalah sektor hukum sebanyak 26 persen, pendidikan sebanyak 18 persen, soal perizinan 12 sebesar persen, dan kepegawaian 8 persen.


Dari sektor kementerian, ada beberapa Kementerian yang disebut mendapat banyak pengaduan dari masyarakat. Paling banyak berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, hingga TNI. Menanggapi data satgas, berikut penuturan Mendikbud Muhadjir Effendi;

Kemendikbud menempati posisi puncak dari jumlah laporan yang diterima sat­gas saber pungli. Tanggapan Anda?
Kalau saya tidak salah, sebetulnya bukan temuan, tapi jumlah laporan masyarakat adanya pungli yang tertinggi itu di Kemendikbud. Laporan itu bukan berarti betul-betul ada kejadian (pungli) tersebut, itu yang perlu kita klarifikasi.

Apakah Kemendikbud su­dah melakukan upaya cross check?
Saya sudah menugaskan Itjen (Inspektorat Jenderal) untuk (mencari tahu) sebenarnya ba­gaimana duduk perkaranya. Kalau tidak salah ada 199 laporan kemudian ternyata yang betul-betul pungli sekitar 10 (saja), dan kejadiannya di daerah, tentu saja saya tidak bermaksud cuci tangan atau menghindar karena yang disebut kemendikbud.

Itu berasal dari kemente­rian atau lembaga di bawah Kemendikbud seperti sekolah dan lainnya?
Jadi yang perlu diketahui teman-teman wartawan, Kemendikbud itu sektor pendidikan­nya, terutama yang di bawah Kemendikbud itu sebetulnya su­dah menjadi urusannya masing masing daerah. Kemendikbud hanya sebatas di samping ke­wenangan regulasi, memang juga ada afirmasi. Sehingga kalau ada temuan-temuan seperti itu harus dilihat pada aspek spa­sialnya, di mana kejadiannya.

Itu terjadi di daerah mana saja?
Saya lihat sebagian besar ada di daerah.

Lalu apa langkah yang akan Anda ambil dalam meningkat­kan pengawasan?
Kami juga bekerja sama dengan Saber Pungli baik di pusat maupun daerah . Jadi setiap ada melakukan penyuluhan di unit-unit pendidikan di daerah maupun ketika terjadi kasus kami selalu berkoordonasi dengan tim Saber Pungli setem­pat. Dan berdasarkan pengalaman selama ini memang banyak kasus yang diduga pungli, ternyata itu pungutan resmi yang sudah me­matuhi prosedur yang tercantum di dalam Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah. Seperti misalnya, di Bandung kami selalu menurunkan tim untuk mengklarifikasi dan menelisik kejadian dan kalau dipandang itu tidak menyalahi prosedur, kami menyiapkan ad­vokasi untuk sekolah maupun unit pelaksana pendidikan yang lain. Selain itu misalnya kasus besar di Papua juga.

Jadi agaknya Anda meya­kini laporan dugaan pungli itu sejatinya hanya sedikit yang benar-benar terjadi?
Mohon dipahami bahwa yang dilansir Bapak Menko Polhukam itu adalah pengaduan dari masyarakat tertinggi, dan saya san­gat maklum karena wilayah pen­didikan begitu luas melibatkan banyak pelaku, dan melibatkan, hampir semua masyarakat itu berkepentingan dengan pendidi­kan sehingga kalau laporannya sangat banyak itu saya sangat memahami. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya