Berita

Politik

Bukber Anak Yatim, Gerakan HMS Ingatkan Spirit Perang Badar Lawan Korupsi

MINGGU, 18 JUNI 2017 | 07:17 WIB | LAPORAN:

Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) kembali menyerukan kepada masyarakat, khususnya umat Islam untuk mengawal kasus-kasus korupsi penyalahgunaan keuangan negara agar bangsa ini begerak ke arah yang lebih baik.

Di sela-sela acara “Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama serta Santunan Anak Yatim”, Ketua Umum Gerakan HMS, Sasmito Hadinagoro mengingatkan kembali spirit Perang Badar di Bulan Ramadhan ini dalam menuntaskan skandal keuangan terbesar negara yaitu kasus BLBI-gate.

"Bersama Gerakan HMS, mari kita istiqomah, mantapkan hati dan pikiran agar tetap tegakkan amar ma’ruf nahi munkar tuntaskan BLBI gate haruslah lebih lancar dengan spirit Perang Badar di Bulan Ramadhan, sebagai wujud meneladani jejak Rasulullah SAW. Di bulan suci ini, mari kita mantapkan semangat perang melawan korupsi yang kian merajalela di negeri ini," ujar Sasmito di Sekretariat Gerakan HMS Komplek Hankam, Jalan Basoka Raya A 4/5 Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (17/6).


Dalam acara silaturahmi Keluarga Besar HMS ini hadir sejumlah tokoh nasional seperti Hj Lily Wahid, Ketua Dewan Pembina Gerakan HMS Mayjend TNI (Purn) Syamsu Djalal dan Laksama (Purn) Slamet Soebijanto serta sejumlah wartawan senior.

Kegiatan ini silaturahmi ini merupakan agenda rutin gerakan HMS dalam rangka memperkuat silaturahmi serta saling mendoakan satu sama lainnya.

"Saya meyakini bahwa silaturahmi ini sangat penting karena akan memperpanjang umur. Makin banyak bertemu makin banyak doa diberikan," jelasnya.

Dalam tausiyahnya, Sasmito kembali mengingatkan publik untuk agar bersama-sama mengawal roda pemerintahan agar politik anggaran benar-benar berpihak kepada rakyat. Sejauh ini, politik anggaran dinilainya meminggirkan kepentingan rakyat kecil. Sementara para konglomerat terus mendapat fasilitas dari negara.

"Gerakan HMS telah lama mengamati perilaku pada pemegang otoritas keuangan negara sejak terjadinya mega skandal perbankan tahun 1998 sampai dengan era reformasi sekarang ini. Dana APBN yang berasal dari pajak rakyat hasil jerih payah kontribusi puluhan juta petani tidak dihargai selayaknya," tegasnya.

Terbukti, kata Sasmito, alokasi anggaran untuk mereka dalam perbaikan irigasi tersier maupun sekunder sangat kecil. Karena itu, jangan bermimpi mewujudkan swasembada pangan seperti cita-cita Presiden Jokowi.

" Alokasi anggaran yang nilainya Rp 21 triliun tidak pernah diberikan ke petani. Sementara pada pengemplang fasilitas BLBI yang nilainya mencapai ratusan triliun hingga kini masih diberi subsidi bunga obligasi rekap,” imbuhnya.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, papar Sasmito, sampai akhir periode Presiden SBY, lebih dari Rp 900 Triliun dana dari APBN dipakai untuk bancakan para bankir-bankir melalui mark up subsidi bunga obligasi rekap ex BLBI ini. Ini terjadi lantaran ada kolusi antara Menkeu dan Gubernur BI serta dilegalisir  oleh Komisi XI DPR.

"Kami mengajak rakyat yang peduli dengan bangsa ini bersama Gerakan HMS tetap berjuang membebaskan negeri dari “jerat utang abadi ex BLBI ribuan triliun," pintanya.

Sementara itu, Sekjen Gerakan HMS, Hardjuno Wiwoho menjelaskan salah kunci kesejahteraan rakyat jelasnya terletak pada politik pengelolaan keuangan negara yang benar.

“Kalau uang setoran pajak rakyat terus-menerus dikorupsi oleh oknum pejabat negeri bagaimana rakyat bisa sejahtera. Semoga acara buka puasa bersama, silaturahmi keluarga besar Gerakan HMS, dan santunan anak yatim ini diridhoi oleh Allah SWT dan dapat memberikan manfaat bagi kita semua,” pungkasnya.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya