Berita

Jaya Suprana

ARTIKEL JAYA SUPRANA

Permohonan Kepada Pemerintah DKI Jakarta

RABU, 14 JUNI 2017 | 13:56 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DINIHARI 14 Juni 2017, saya membuka hape dan melihat ada sms dari seorang teman saya (mohon dimaafkan bahwa nama beliau terpaksa saya rahasiakan agar beliau tidak terkena masalah dampak yang tidak diinginkan).
 
SMS tersebut menyatakan bahwa lebih dari 300 rakyat tergusur dari Kalijodo yang sedang terpaksa mengungsi untuk bermukim di kolong tol Kalijodo pada hari Selasa 13 Juni 2017 malam hari pukul 23.30 telah kembali digusur lagi oleh pihak yang berwenang melakukan penggusuran.

Akibat tidak percaya di bulan suci Ramadhan ada yang tega hati melakukan penggusuran, maka lewat hape saya merekonfirmasi kepada teman saya tersebut yang menghubungkan saya langsung dengan seorang warga tergusur yang membenarkan bahwa mereka bukan disisir atau ditertibkan namun benar-benar digusur. Saya bukan warga tergusur namun saya berupaya “roso jiniwit katut” ikut merasakan derita warga tergusur yang notabene merupakan sesama warga Indonesia sebagai negara dan bangsa yang memiliki landasan falsafah Pancasila.


Pancasila

Sebelumnya, pada siang hari yang sama (13 Juni 2017) pada acara curah rasa dan pendapat para tokoh Nasional dengan tema "Refleksi Kebangsaan, Merawat Kebhinekaan untuk Menjaga Keutuhan NKRI" di Gedung Nusantara IV Komplek MPR/ DPR/ DPD RI, saya menegaskan bahwa penggusuran rakyat dengan alasan apapun merupakan pelanggaran Pancasila. 

Penegasan saya sekadar mendukung perjuangan sang pejuang kemanusiaan, Sandyawan Sumardi yang sejak berpuluh tahun secara nyata lahir batin berupaya mengurangi derita rakyat tergusur. Romo Frans Magnis Suseno menegaskan bahwa penggusuran rakyat secara paksa merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Mantan Ketua MK, Prof. Mahfud MD merupakan saksi hidup bahwa warga digusur dengan cara yang melanggar hukum secara sempurna. Sementara saya sendiri saksi hidup bahwa Ketua MPR Zulkifli Hasan telah menyempatkan diri untuk secara langsung menyapa para warga tergusur yang hidup dalam pengungsian akibat tergusur.

Pada pertemuan pribadi empat mata dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada hari Kamis 18 Juli 2017,  secara eksplisit Presiden Jokowi menegaskan bahwa beliau sama sekali "tidak setuju" atas kebijakan penggusuran tanpa musyawarah dan/ atau tanpa ganti rugi dengan alasan pembangunan infrastruktur. Presiden Jokowi tahu benar mengenai sakitnya derita rakyat tergusur sebab di masa kanak-kanak beliau bersama keluarga yang bermukim di pinggir kali Pepe, Solo sempat mengalami derita digusur atas nama pembangunan.

Memohon Belas Kasih

Maka melalui naskah yang dimuat atas budi baik Kantor Berita Politik RMOL ini dengan penuh kerendahan hati sebagai sesama warga Indonesia dengan rakyat tergusur, saya memberanikan diri untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah Daerah Khusus Istimewa Jakarta untuk berkenan berbelas kasih menghentikan kebijakan penggusuran atau penyisiran atau penertiban atau entah apa pun terhadap rakyat dengan cara yang melanggar protap, hukum, hak asasi manusia, Agenda Pembangunan Berkelanjutan, Kontrak Politik  Ir. Joko Widodo dengan rakyat miskin Jakarta serta Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, serta makna luhur yang terkandung di dalam bulan suci Ramadhan.

Marhaban Ya Ramadhan. Taqaballahu Minna Wa Minkum. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1437 H. [***]

Penulis adalah pembelajar Pancasila

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya