Berita

Politik

Indonesia Perkuat Diplomasi Di Samudera Hindia Lewat BEC II

JUMAT, 12 MEI 2017 | 00:13 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Bidang Kemaritiman menggelar the 2nd IORA Blue Economy Ministerial Conference (BEC II) di Jakarta mulai 10 Mei 2017. Pertemuan tingkat menteri negara-negara anggota IORA dan Mitra Dialog IORA ini merupakan tindak lanjut dari IORA Summit yang dilaksanakan di Jakarta pada awal Maret lalu. Dan ini merupakan pertemuan tingkat menteri IORA kedua yang secara khusus membahas tentang ekonomi biru (blue economy).

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Arif Havas Oegroseno mengatakan bahwa konferensi IORA kali ini difokuskan untuk membahas tentang implementasi konsep ekonomi biru.

"Kami tidak ingin pertemuan ini hanya berakhir pada exchanging views on blue economy tapi sudah pada tahap apa yang bisa kita kerjakan bersama dengan menggunakan konsep ini," ujarnya dalam rilisnya, Kamis malam (11/5).


Oleh karena itu, Havas mengatakan, pertemuan akan dilakukan dalam tiga sesi, yakni working session, senior official meeting dan ministerial meeting. Gambaran umum mengenai isu-isu yang didiskusikan di dalam BEC II ini ada lima isu.

"Kami akan membicarakan tentang isu perikanan dan budidaya perikanan, kerja sama antar pelabuhan, kerja sama kepabeanan, pariwisata kelautan dan sampah plastik laut," beber mantan Dubes RI untuk Belgia ini.

Lebih detil, dia mengatakan bahwa pertemuan hari pertama akan dibuka dengan sesi kelompok kerja (working session) dengan narasumber yang merupakan  pakar dari bidang.

"Kami undang expert dari Prakarsa Segitiga Karang tentang Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan (CTI-CFF), BRI, Bank Exim  Indonesia, Pelindo, penasehat kepala badan otorita Batam, serta peneliti isu-isu kelautan dan atmosfer. Pada sesi itu kami akan mendiskusikan tentang peluang kerja sama penguatan kapasitas pada bidang perikanan dan budidaya perikanan, penanganan illegal fishing, kerja sama perlindungan terumbu karang di kawasan Samudera Hindia, dan penguatan kapasitas dalam penanganan counter terrorism serta beberapa lainnya," imbuh Havas.

Selain itu, tambahnya, dalam working session dibahas pula mengenai potensi kerja sama antar pelabuhan di negara-negara anggota IORA. "Saya lakukan observasi dari sisi ekonomi, ternyata di negara-negara kawasan Samudera Hindia tidak ada komunikasi antar pelabuhan, yang ada hanya lewat Port of Rotterdam di Belanda karena prioritas kita adalah melayani pasar tradisional di Eropa, sementara kita melupakan pasar yang cukup besar di Afrika, misalnya," keluh Havas.

Lalu hal praktis lain yang akan dilakukan adalah kerja sama antar bea cukai di negara-negara Samudera Hindia. "Lewat World Custom Organization, kita bisa tahu informasi mengenai kelebihan dan kekurangan kompetitor kita sehingga komoditas yang akan kita ekspor bisa bersaing," tambahnya.

Harapan terbesar Indonesia dalam pelaksanaan BEC II ini, menurut Havas, adalah untuk memperkuat pengaruh diplomasi Indonesia di negara-negara kawasan Samudera Hindia. "Samudera Hindia membentang dari Afrika, Asia hingga Eropa, potensi pekonominya besar, namun belum ada organisasi yang mampu mengelola potensi ini dengan cukup baik," ujarnya.

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh organisasi IORA adalah adanya ketimpangan ekonomi negara negara yang berada di Samudera Hindia. "Masih ada negara seperti Somalia dan Yaman yang pertumbuhan ekonomi rendah dan masih ada konflik,” tambahnya.

Dengan kondisi itu, Havas berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik akan sulit diperoleh. "Dengan pengaruhnya, Indonesia bisa berperan lebih besar untuk membantu mewujudkan kestabilan politik dan keamanan melalui berbagai bentuk kerja sama," pungkasnya. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya