Berita

Uum (kiri)

Hukum

Demo Pendukung Dibiarkan Polisi Agar Jadi Alibi Pemindahan Ahok Ke Mako Brimob

RABU, 10 MEI 2017 | 07:12 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pemindahan terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama sekitar pukul 01.00 Wib dini hari tadi dari Lapas Cipinang, Jakarta, ke Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, menuai protes. Terlebih, alasan pemindahannya karena faktor keamanan.

"Pertama, apakah benar pertimbangan keamanan," kata Uum Syarif Usman kepada Kantor Berita Politik RMOL pagi ini.

Pasalnya, tokoh masyarakat Bandung yang aktif terlibat dalam gerakan Aksi Bela Islam ini menjelaskan, tak terlihat upaya polisi untuk membubarkan massa pendukung Ahok dari sore sampai malam di sekitar Lapas Cipinang, seperti dilakukan kepada massa umat Islam dalam aksi-aksi sebelumnya.

"Padahal kesiapan pengamanan yang dipertontonkan di sekitar tempat sidang Ahok sungguh luar biasa. Apakah pengamanan itu hanya untuk mengantisipasi jika Ahok diputus bebas tapi tidak berlaku ketika Ahok dinyatakan bersalah?" katanya mempertanyakan.

Kedua, dari rangkaian peristiwa yang terjadi tersebut melahirkan spekulasi bahwa pihak kepolisian memiliki skenario "mengamankan" Ahok. Demo dibiarkan sampai larut malam hanya untuk menjadi alibi pemindahan Ahok.

"Untuk menjaga marwah kepolisian, Polri perlu menjelaskan tentang kebijakan pengamanan unjuk rasa kemarin sore sampai dini hari tadi yang cenderung diskriminatif itu," tandasnya.

Ketiga, soal pemindahan tempat penahanan ke Mako Brimob. Dia menyentil apakah tidak ada tempat lain yang memadai sebagai tempat untuk Gubernur DKI Jakarta tersebut meringkuk.

Sebab, Ahok bukan teroris atau pelaku kejahatan lain yang perlu diwaspadai risiko keamanannya, sebagaimana tahanan yang biasa ditahan di Mako Brimob.

"Ini bisa semakin menimbulkan spekulasi bahwa polisi memihak Ahok," demikian Uum Syarif Usman. [zul]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

UPDATE

Sektor Manufaktur China Masih Lesu Meski Stimulus telah Diluncurkan

Senin, 30 September 2024 | 18:07

Buruh Banten Dukung Andra Soni-Dimyati, Ini Alasannya

Senin, 30 September 2024 | 17:31

SpaceX Tiba di ISS, Siap Bawa Pulang Astronot yang Terdampar

Senin, 30 September 2024 | 17:23

PHRI Heran Diskusi di Hotel Selama Pilpres Aman, Sekarang Justru Ada Kekerasan

Senin, 30 September 2024 | 17:22

Inggris Bakal Jadi Negara G7 Pertama yang Berhenti Pakai Batu Bara

Senin, 30 September 2024 | 16:55

Baliho Dirusak, Tim Hukum Rido Lapor ke Bawaslu Jakarta

Senin, 30 September 2024 | 16:46

Selisih Nyaris 20 Persen, Rudy-Seno Potensial Patahkan Langkah Petahana

Senin, 30 September 2024 | 16:40

Bursa Jepang Hancur, IHSG Ambruk 2,19 Persen

Senin, 30 September 2024 | 16:39

Jelang Pelantikan DPR, Misbakhun Sukses Tembus Finish Berlin Marathon

Senin, 30 September 2024 | 16:35

Uang Sitaan Kasus Korupsi

Senin, 30 September 2024 | 16:30

Selengkapnya