Berita

Foto/Net

Hukum

Hacker Tamatan SMP Keren, Tapi Ditangkap

Bobol Ribuan Situs Instansi Besar Dalam & Luar Negeri
KAMIS, 06 APRIL 2017 | 09:57 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Banyak netizen memuji Haikal (19), hacker lulusan Seko­lah Menengah Pertama (SMP) karena kemampuannya meretas 1.500 lebih situs dan meraup miliaran rupiah. Haikal tertangkap diduga karena kebiasaannya pamer aktivitas ngehack di Facebook.

Haikal dan sindikatnya diburu aparat kepolisian setelah mem­bobol situs tiket.com. Dari situs jual beli tiket online itu, Haikal menggondol uang sebanyak Rp 4,1 miliar. Haekal meretas, mengambil serta menjual jatah deposito tiket pesawat pada server Citilink Indonesia.

Selain merugikan pihak tiket.com, Haekal juga mer­ugikan Citilink senilai Rp 1.973.784.434. Karena sejumlah orang yang membeli tiket dari sindikat Haekal melakukan pembatalan dan refund.


Meski kini tertangkap, tapi banyak netizen memuji keahl­ian Haekal. Hanya lulusan SMP, mampu membobol situs institusi besar yang biasanya dijaga tim ahli teknologi informasi lulusan universitas.

Sejumlah netizen bahkan me­nyarankan Haekal dan timnya dihukum ringan dan direkrut membantu negara.

"Keren, salut. Semoga direkrut BIN. Jangan khawatir nak," ko­mentar pengguna Kaskus dengan nama akun mbahberotot.

"Lanjutkan perjuangan mu nak, tapi sayang sudah ketang­kep," kata akun vina.meliana.

"Angkat aku jadi murid mu," pinta akun ferdijak.

Beberapa kaskuser memper­tanyakan bagaimana polisi bisa menangkap Haekal dan kom­plotannya.

"Hacker kok ketauan iden­titasnya gan? Itu hacker atau artis?" sentil akun greycar.

Menurut beberapa kaskuser, Haekal relatif mudah diidenti­fikasi polisi karena kebiasaan­nya pamer aktivitas ngehack di Facebook. "Andai nggak pamer mah nggak ketangkep," jawab akun mud20062006.

"Sejago apapun hacker pasti bakal terciduk juga," tambah akun mibraaap.

Di kalangan komunitasnya (hacker), Haekal cukup dike­nal. Dia biasa bikin status dan berbagi informasi melalui grup Facebook. Di jagad maya ia biasa disapa Sultan.

"Ane setuju orang seperti itu direkrut negara, daripada dipen­jara, nanti bebas kembali ngehack lagi," usul akun powerpunk.

"Gila, keren banget nih orang gan. Tapi sayangnya dia udah ditangkap. Ternyata anak yang anggap culun di sekolah, sangat terkenal di dunia hacker. Hati-hati ganteng, jangan tertipu penamplan orang," komentar akun tiffanyhwanglfc.

Akun nugrohoardyanto men­gaku heran, kok kriminal malah banjir pujian dan dukungan. "Udah jelas ngerugiin orang lain kok dipuji?" katanya.

Sementara akun yoshioka.ky mengaku penasaran, software apa yang dipakai Haekal un­tuk meretas ribuan situs, "Ane penasaran software apa yang digunakan untuk meretas?"

Seperti diberitakan, Haekal seringkali melakukan peretasan dengan teknik deface, yaitu, teknik mengganti tampilan gam­bar suatu situs dengan gambar-gambar tertentu. Sejak 2016, ia meretas 1.500 lebih situs.

Situs korban komplotan Haekal, antara lain, Garuda Indonesia Airways, diretas sistem tiket. Situs milik politisi senior Partai Golkar Aburizal Bakrie, juga pernah dihack.

Sejumlah analisa bermuncu­lan menebak teknik yang dipakai Haekal. Ada yang berpendapat, Haekal memanfaatkan keren­tanan atau vulnerability pada framework atau 3rd party modul component yang digunakan situs tiket.com.

Atau kemungkinan situs tiket.com rentan, belum membatasi penyaringan special character yang memungkinkan seorang penyerang untuk menarik konten di database dari halaman front end aplikasi (SQL Injection).

Biasanya dengan tehnik ini, seseorang dapat memperguna­kan data untuk login ke hala­man yang lebih tertentu (seperti halaman admin) atau dapat juga untuk mengambil data sensitif pengguna lain.

Selain itu, banyak hal yang dapat dijadikan dugaan karena tidak hanya SQL Injection yang dapat membuat seseorang ber­hasil memperoleh akses masuk. Ada cukup banyak model seran­gan lain. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya