Berita

Foto/Net

On The Spot

Underpass Stasiun Manggarai Belum Disediakan Eskalator

Penyandang Disabilitas Sulit Menyeberang Antar Peron
KAMIS, 23 MARET 2017 | 10:03 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Penumpang commuter line kini tidak perlu takut saat akan berpindah antar peron satu dengan peron lainnya di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah membangun underpass untuk memindahkanperpinda­han penumpang. Keberadaan underpass yang telah beroperasi sejak 8 Desembar 2016 ini, cu­kup dirasakan manfaatnya oleh penumpang.

Sebagai stasiun transit, Manggarai mempunyai tingkat mo­bilitas perpindahan penumpang yang sangat tinggi setiap harinya. Sebelum ada underpass, penumpang harus melewati rel agar bisa berpindah dari peron 1 hingga 7.

Kini, penumpang yang inginberpindah jalur, tidak perlu me­nyeberang rel yang sangat mem­bahayakan keselamatan. "Sejak ada underpass, penumpang sangat mudah bila ingin pindah peron," ujar Yanti, salah satu penumpang di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (21/3).

Pintu keluar masuk underpass berada persis di depan gerbang masuk penumpang melakukan tapin tiket. Usai melakukan tapin, penumpang langsung masuk keunderpass. Papan informasi dipasang besar-besar di atas pintu masuk. Isinya, peron satu hingga enam melewati under­pass dengan tujuan, Jakarta Kota, Bekasi, Tanah Abang, Duri, Depok, Bogor.

Akses keluar masuk under­pass menggunakan tangga yang cukup curam tanpa ada fasilitas eskalator. Setelah melewati tangga, penumpang lantas me­nyusuri terowongan sepanjang 60 meter dengan lebar 7 meter. Kondisinya cukup nyaman dan sejuk karena dilengkapi 11 kipas angin berukuran besar.

Tidak hanya dingin, lantai terowongan yang dilapisi aspal itu juga bersih. Tidak terlihat satu pun sampah yang tercecer di lantai. Tiga tong sampah disiap­kan di kedua ujung dan tengah terowongan.

Belasan papan informasi ke­berangkatan kereta dipasang di dinding maupun di langit-langit terowongan. Ada empat pintu keluar masuk di dalam terowon­gan. Pintu pertama untuk peron 1 dan 2 jurusan Bekasi dan Jakarta. Pintu kedua, peron 2 dan 3 juru­san Bekasi-Stasiun Kota. Pintu ketiga peron 3 dan 4 jurusan Bekasi-Jakarta Kota. Pintu terakhir peron 5 dan 6 jurusan Jakarta Kota, Duri, Depok, Bogor.

Seluruh pintu hanya menggu­nakan tangga yang cukup curam. Ubin yang digunakan untuk tangga juga belum diberi lapisan anti licin, sehingga masih terasa licin, khususnya saat basah.

"Kalau bisa, lantai tangga dibuat keset agar penumpang tidak jatuh saat terburu-buru mengejar kereta," ujar Yanti kembali.

Selain itu, tidak adanya eskalator di underpass Stasiun Manggarai cukup menganggukenya­manan penumpang. Bahkan, penyandang disabilitas, lansia dan ibu hamil akan kesulitan bila melewati underpass. "Eskalator perlu secepatnya dipasang untuk memudahkan orang berkebutu­han khusus," saran Yanti.

Kendati belum ada eskala­tor, di tiga pintu di dalam terowongansudah ada tempat khusus eskalator yang masih berupa lobang mengangga yang cukup lebar. Di ujung lobang dipasang palang kayu agar tidak dilewati penumpang. Beberapa petugas kebersihan juga sigap mengelap tangga agar terlihat bersih.

Yanti mengaku terbantu den­gan adanya underpass yang bera­da di Stasiun Manggarai. Sebab, dia tidak takut lagi melakukan perpindahan antar peron karena tidak perlu lagi menyeberang rel.

"Dulu takut ketabrak kereta kalau sedang terburu-buru nge­jar kereta," keluh dia.

Namun demikian, perempuan berusia 40 tahun ini, mengeluh­kan kondisi tangga yang cukup curam sehingga membahayakan penumpang bila berjalan dengan terburu-buru. Terlebih bila lantai dalam keadaan basah. "Lantai harus dibuat keset agar tidak licinbila digunakan," saran dia.

Selain itu, dia juga mengeluhkantidak adanya pagar pemisahdi tangga, sehingga cukup mem­bahayakan keselamatan penumpang yang sedang masuk atau keluar underpass.

"Kalau penumpang jalan ter­buru-buru bisa bertabrakan. Jadi harus ada pagar pemisah agar aman," saran dia kembali.

Senada, Budiyanto juga mengakubersyukur dengan adanya underpass. Sebab, saat belum ada terowongan itu, dirinya kerap kali berdesakan di tangga kecil dekat peron untuk menyeberang rel yang berada di peron 5 dan 6 jurusan Jakarta Kota-Bogor.

"Soalnya, semua penumpang yang naik dan turun KRL salingberdesakan di peron," ujar Budiyanto di Stasiun Menggarai.

Apalagi, lanjut pria berumur 38 tahun ini, saat jam sibuk, penumpang yang berlawanan arahtujuan saling bertabrakan di ujung peron jurusan Jakarta Kota-Bogor itu. Hal itu diper­parah dengan penumpang yang membawa barang bawaan yang cukup banyak.

"Tapi Alhamdulilah, sekarang kepadatan mulai berkurang," ucap dia.

Alasannya, kata dia, setiap penumpang yang akan berpin­dah peron satu dengan peron lainnya menggunakan under­pass, sehingga penumpang tidak menumpuk di satu titik.

Sementara, Rita, salah satu penumpang lainnnya menyarankan kepada PT KAI untuk me­nyediakan musholla dan toilet di underpass agar penumpang tidak naik turun saat akan membuang hajat. "Sekarang di terowongan tidak ada fasilitas apa-apa, hanya kipas dan papan informasi," ucap Rita.

Selain itu, perempuan berumur 30 tahun ini, meminta eskalator bisa secepatnya dipasang untuk memudahkan penumpang yang menggendong anaknya melewa­ti underpass. "Sekarang kasihan kalau lihat ibu-ibu harus naik tu­run tangga sambil menggendong anaknya," tutupnya.

Senior Manager Humas PT KAI Daop I Jakarta, Suprapto mengatakan, PT KAI akan terus meningkatkan fasilitas yang ada di underpass Stasiun Manggarai, yaitu dengan mem­bangun eskalator dan saluran irigasi. "Langkah itu dilakukan untuk terus memberikan kenya­manan kepada penumpang," ujar Suprapto.

Selain eskalator, kata Suprapto, PT KAI juga sudah menyediakan jalur khusus untuk kaum difabel, lansia, ibu hamil di Stasiun Manggarai. "Jalurnya sudah ada, tetapi bukan di un­derpass, nanti ada petugas yang membantu," tandasnya.

Suprapto mengatakan, pem­bangunan underpass di Stasiun Manggarai ditujukan untuk mempermudah mobilitas penumpang saat bertukar peron selama berada di lingkungan stasiun. "Jadi, penumpang tidak melalui jalur kereta, karena sudah ada underpass," ucapnya.

Sebagai stasiun transit, lanjut Suprapto, di Manggarai sering terjadi perpindahan penumpang dari peron satu ke peron berikut­nya. "Sehingga, harus ada fasili­tas underpass," tandasnya.

Suprapto menambahkan, pem­bangunan underpass Stasiun Manggarai merupakan program PT KAI dan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat.

Dia memastikan, perbaikan dan peningkatan fasilitas yang dilakukan PT KAI tidak ada kaitannya dengan urusan poli­tik. Pembangunan fasilitas underpass di Stasiun Manggarai dan Jembatan Penyerangan Orang (JPO) di Stasiun Tanah Abang pun tidak ada kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kalau yang Stasiun Tanah Abang dengan PT KAI Commuter Jabodetabek. Underpass Stasiun Manggarai dengan Ditjen Perkeretaapian," tegasnya.

Latar Belakang
Underpass Dibangun Di Tujuh Stasiun Jabodetabek Yang Lahannya Sempit
 

Pembangunan underpass di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, merupakan satu dari tujuh underpass yang akan dibangun di tujuh stasiun di Jabodetabek.

Melalui anak usahanya, PT Kereta Api Properti Manajemen (KAPM), PT KAI akan mem­bangun underpass di enam sta­siun lainnya, yaitu Stasiun Tebet, Cilebut, Citayam, Bojong Gede, Sudimara, Pondok Ranji hingga Maret 2017.

Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila menga­takan, pembangunan underpass untuk memfasilitasi penumpang berpindah peron, agar bisa ke peron tanpa harus melintas di atas rel.

"Perkiraan, Maret tahun de­pan, selesai tujuh underpass di tujuh stasiun," ujar bos PT KCJ berpanggilan Fadhil ini, di Jakarta, akhir tahun lalu.

Menurut Fadhila keputusan membangun underpass, karena tujuh stasiun tidak mungkin direvitalisasi total dengan mem­perluas stasiun hingga menjadi dua lantai untuk penyeberan­gan. Sebab, lahannya terbatas. Kondisi itu berbeda dengan sta­siun lainnya di relasi Tangerang dan Bekasi yang masih memiliki lahan cukup untuk revitalisasi.

"Tujuh stasiun ini sempit. Memperluas peron tidak bisa. Membangun lantai dua seperti di Palmerah juga tidak bisa. Underpass adalah satu-satunya solusi tercepat," tandasnya.

Fadhil mengatakan, pembangunan underpass di enam stasiun lainnya masih dalam proses. Underpass yang dibangun akan dilengkapi dengan tangga landai (bidang miring).

"Tangganya kami buat landai dengan sudut kemiringan 30 derajat. Jadi, cukup nyaman untuk penumpang yang usianya mungkin sudah agak banyak. Apalagi yang masih muda, bisa lari," guyonnya.

Menurut Fadhil, pembangunan underpass atau Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dilakukan di stasiun-stasiun yang tingkat pertumbuhan penumpangnya sangat tinggi, sementara luas peron tidak bisa bertambah.

"Kami membutuhkan fasilitas untuk memperlancar flow keluar dan masuk penumpang dalam kondisi aman," tandasnya.

Selain pembangunan under­pass dan JPO, PT KCJ juga akan memperluas hall stasiun, salah sa­tunya di Stasiun Tebet. Perluasan ini dilakukan untuk menunjang integrasi antarmoda. Di Stasiun Tebet sudah ada feeder busway yang beroperasi sejak April 2016 untuk melayani penumpang dari dan ke Stasiun Tebet.

Fadhil menargetkan, jumlah penumpang kereta pada 2019 mencapai 1,2 juta penumpang per hari. Target itu diyakini bakal tercapai setelah jalur rel ganda di Stasiun Manggarai selesai.

"Jarak antar kereta akan se­makin singkat, bisa 2-3 menit," tandasnya.

Dia mengatakan, untuk men­dukung pelayanan dan keamananpenumpang, pihaknya membangun penyeberangan berupa underpass dan tangga penye­berangan. "Penyeberangan lintas rel ini harus ditutup demi kesela­matan penumpang," tegasnya.

Fadhil menambahkan, pening­katan penumpang terjadi signifi­kan di Stasiun Tebet. Pada Januari 2016, jumlah penumpang hanya 22.297 orang per hari, sedang­kan pada November jumlahnya meningkat hingga 29.727 orang per hari. Sementara itu jumlah penumpang di Stasiun Bojong Gede pada Januari 2016 seban­yak 30.052 orang. Meningkat menjadi 35.246 orang per hari pada November.

Peningkatan cukup besar juga terjadi di Stasiun Sudimara, dari sebanyak 14.552 orang per hari pada Januari 2016, men­jadi 18.828 orang per hari pada November. Pengguna KRL di Stasiun Cilebut juga meningkat, mencapai 18.753 orang per hari pada November 2016 jika dibandingkan pada Januari 2016 yang hanya 15.131 orang per hari.

Selain itu, lanjut Fadhila, fasili­tas penyeberangan berupa tangga naik juga akan dibangun di selu­ruh stasiun relasi Bekasi hingga Cikarang dari Jatinegara. Seluruh stasiun yang berada di relasi tersebut akan direhabilitasi total, sehingga memiliki dua lantai.

Lantai 2 khusus untuk pe­nyeberangan antar peron, toilet, musala, serta pintu tap masuk dan keluar. "Dari Manggarai sampai Bogor kita bangun un­derpass. Keduanya kita bangun secara bersamaan, paralel," pungkasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya