Berita

Jaya Suprana

Otonomi Daerah, Ratapan Rakyat, Harmonisasi Sungai

MINGGU, 12 MARET 2017 | 11:40 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SECARA berturut-turut  pada lingkup waktu dua hari mulai 9 Maret 2017 sampai dengan 10 Maret 2017,  saya beruntung dapat menghadiri tiga peristiwa yang melibatkan para tokoh nasional dalam bidang yang saling beda satu dengan lainnya.

Pertama pada hari Kamis 9 Maret 2017, mulai pukul 19.00 WIB saya mendampingi tokoh nasional Prof. Dr Ryaas Rasyid, pendiri Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan, mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara serta Menteri Negara Otonomi Daerah yang kemudian namanya terukir di dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia sebagai Bapak Otonomi Daerah Indonesia sebagai narasumber acara Urun-Rembug Kelirumologi dengan tema “MALPRAKTEK OTONOMI DAERAH”.

Kemudian keesokan hari pada siang hari setelah shalat Jumat, 10 Maret 2017 saya mendampingi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Zulkifli Hasan sedang berkunjung ke rakyat miskin tergusur dan terancam tergusur di Bukit Duri yang didampingi tokoh pejuang kemanusiaan , Sandyawan Sumardi.


Langsung setelahnya pada hari yang sama, mulai pukul 19.00 WIB saya mengungkap keprihatinan atas nasib rakyat tergusur pada awal acara Urun-Rembug Kelirumologi  yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Kelirumologi, Forum Kampung Kota, Gema Ibukota dan Ciliwung Merdeka dengan topik bahasan “SUNGAI YANG NORMAL” dengan para tokoh narasumber terdiri dari Ir. Fatchy Muhammad ilmuwan hidrogeologi, Masyarakat Air Indonesia membahas masalah ”Genealogi Sungai-Sungai dan Krisis Tata Air Jakarta” dan Dr. Riwanto Tirtosudarmo, M.A. peneliti kemasyarakatan dan kebudayaan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan tema bahasan ”Komunitas Sungai dan Kampung Kota di Tanah Air Indonesia : Perspektif Antropologi Sejarah” dipandu oleh Dr. Prathiwi Widyatmi Putri yang kini sedang melakukan penelitian hidrologi bermarkas di Kopenhagen, Denmark.

Para tokoh berbicara pada saat dan lokasi saling beda dengan tema saling beda satu dengan lainnya dari sisi dan lensa pandang yang juga saling beda satu dengan lainnya. Sebagai mahaguru ilmu politik merangkap Bapak Otonomi Daerah, Prof. Ryaas Rasyid berbicara tentang aneka ragam malpraktek yang dilakukan oleh para kepala daerah dalam menatalaksana kebijakan otonomi daerah.

Sebagai Ketua Umum MPR RI, Zulfkifli Hasan mengungkap keprihatinan setelah seksama mendengarkan ratapan derita rakyat miskin tergusur dan terancam digusur di Akuarium, Luar Batang, Kalijodo, Kampung Pulo, Bukit Duri, Cawang, Kampung Melayu. Sementara Ir. Fatchy Muhamad sebagai geohidrolog dan Dr. Riwanto Tirtosudarmo sebagai peneliti kemasyarakatan dan kebudayaan dengan mengenakan busana tradisional Baduy membedah kebijakan Normalisasi Sungai yang belum berhasil menghentikan banjir meski sudah berhasil menggusur rakyat dari kawasan yang dianggap sebagai penyebab banjir. Agar lebih tepat sasaran sebaiknya kebijakan menanggulangi banjir disebut sebagai Harmonisasi Sungai .

Yang menarik adalah segenap bahasan yang dilakukan secara saling beda waktu dan tempat oleh para tokoh saling beda profesi dan latar belakang keilmuan itu pada akhirnya kemudian mengerucut untuk bersatupadu menjadi suatu kesimpulan yang sama dan sebangun dalam sebuah kesepakatan bahwa pembangunan infra struktur yang mengabaikan apalagi melanggar hukum, Hak Asasi Manusia, Agenda Pembangunan Berkelanjutan serta Pancasila sehingga tidak segan mengorbankan lingkungan alam, sosial, budaya dan8 terutama rakyat miskin pada hakikatnya merupakan kebijakan yang keliru.[***]

Penulis pemrihatin nasib rakyat tergusur

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya