Hujan deras kembali mengguyur Jakarta. Akibatnya, ratusan rumah warga di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur terendam banjir.
Ketinggian air mencapai 1,5 meter di sekitar lahan yang rendah. Tingginya air yang menggenangi pemukiman, mengakibatkan aktivitas warga lumpuh total. Sempitnya gang, membuat warga hanya menganÂdalkan ban pelampung untuk mengevakuasi wanita dan anak-anak yang ingin meninggalkan rumahnya.
Pasalnya, perahu karet tidak bisa masuk ke dalam gang yang hanya selebar satu meter itu. "Kami tidak bisa kemana-mana, banjirnya tinggi banget," keluhMinah, warga Kebun Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, kemarin.
Namun, menjelang sore, banÂjir mulai surut. Banjir yang sebelumnya merendam rumah warga sejak Rabu dini hari (8/3), masih menyisakan air setinggi paha orang dewasa. Air berwarna hitam kecoklatan terus menggenangi rumah warga yang dekat dengan Kali Ciliwung.
Kendati kotor, beberapa anak-anak asyik bermain di tengahkepungan banjir. "Tumben airnya lama surutnya. Biasanya tak sampai tiga jam," sebut Minah.
Walaupun banjir belum sepenuhnya surut, Minah mulai membersihkan rumahnya yang sedari pagi terendam air setinggi 1,5 meter. Perempuan setengah baya itu terus mengepel lantai rumahnya hingga tampak berÂsih. Namun, sisa air yang sebelÂumnya menggenangi rumahnya, masih membekas di lantai satu.
"Yang kena banjir hanya lantai satu. Seluruh perabotan ditaruh di lantai dua agar aman," ujar Minah.
Kendati rumahnya kebanÂjiran, Minah mengaku sudah tidak kaget lagi. Sebab, setiap hujan deras tiba, rumahnya yang tidak jauh dari Kali Ciliwung selalu kebanjiran. "Biasanya paling tinggi 50 sentimeter. Tapi, sekarang sampai dua meÂter," ucapnya.
Akibat banjir yang sangat tinggi itu, dirinya terpaksa menÂgungsi sementara ke tempat sauÂdaranya di kawasan yang lebih tinggi di Kebon Pala, Kampung Melayu.
Senada, Zakariya, warga Kebon Pala lainnya juga mengakurumahnya turut menjadi korban banjir. "Air masuk rumah dari jam 5 pagi setinggi lebih dari satu meter," ujar pria berumur 35 tahun ini.
Kendati rumahnya kebanjiran, pria satu anak ini enggan menÂgungsi ke tempat lain. Sebab, di tempat pengungsian, dirinya selalu jenuh dan suntuk karena tidak ada kegiatan apa-apa.
"Saya bertahan di rumah saja, Paling habis maghrib sudah surut semua," kata dia.
Zakariya menambahkan, banjir yang datang selama ini seringkali hanya numpang lewat. Namun, karena kondisi air yang cepat datang dan pergi, membuatnya harus kerja ekstra keras untuk membersihkan rumahnya.
"Mending banjirnya lama, sekali, biar bersihinnya sekali. Ini sebentar-bentar harus bersih-bersih karena air terus datang," keluhnya.
Akibat banjir yang lama suÂrutnya, kata dia, aktivitas warga menjadi lumpuh total. Pasalnya, banyak warga yang tidak bisa bekerja akibat sibuk mengeÂvakuasi seluruh perabotan dan juga barang berharga ke tempat yang lebih aman.
"Anak-anak juga banyak yang tak masuk sekolah karena tak bisa lewat," kata dia.
Sementara itu, dalam akun twitÂternya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKImenyebut, meningkatnya debÂit air di Kali Ciliwung mengakibatkan permukiman di Kampung Melayu kebanjiran hingga 80 centimeter.
Tercatat ada 16 RTdari empat RW yang kebanjiran. BPBD DKI merinci, wilayah yang terkena banjir yaitu RW 04 Kelurahan Kampung Melayu, air merendam dua RT, yaitu RT 12 dan RT 13, dengan ketingÂgian 40-80 cm.
Di RW 05, banjir setinggi 40-80 cm merendam wilayah RT 10 dan RT 11. Selanjutnya, RW 07, ada enam wilayah RT yang terendam banjir, yaitu RT 01, 02, 03, 04, 05, dan 16. Enam RTtersebut digenangi air setinggi 20-40 cm.
Di RW 08 Kampung Melayu juga terdapat enam RT yang terendam air setinggi 20-40 cenÂtimeter. Wilayah tersebut adalah RT 06, 10, 12, 13, 14, hingga RT 15. Tercatat belum ada penÂgungsi akibat banjir ini.
BPBD menjelaskan, air muÂlai masuk kawasan Kampung Melayu pada pukul 05.00 WIB. Banjir disebabkan meluapnya Kali Ciliwung akibat kiriman air dari Bendung Katulampa, Bogor dan pintu air Depok, Jawa Barat yang berstatus siaga 3.
Selain itu, ketinggian muka air di Bendung Katulampa paÂda pukul 02.00 WIB setinggi 60 centimeter, atau menurun dibandingkan pukul 00.00 WIB dan 01.00 WIB setinggi 90 cenÂtimeter. Sedangkan, Pintu Air Manggarai pada pukul 02.00 WIB 700 cm. Sedangkan pada pukul 00.00 WIB 675 cm dan 01.00 WIB 685 cm.
Walhasil, Pintu air yang terÂgolong aman atau siaga IV adalah Bendung Katulampa, Pos Depok, PA Manggarai, Pos Pesanggrahan, Waduk Pluit, Pos Cipinang Hulu, Pos Sunter Hulu, dan PA Pulo Gadung.
Sedangkan pintu air yang berstatus waspada atau siaga III adalah PA Karet, Pos Krukut Hulu, Pos Angke Hulu dan Pasar Ikan.
Latar Belakang
Banjir Masih Menyapa Jakarta Meski Normalisasi Kali Sudah DilakukanHujan deras yang mengguyur Jakarta, Selasa (7/3), mengakiÂbatkan sejumlah kawasan di ibukota tergenang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, tercatat 24 RW, di delapan kelurahan, tujuh kecamatan, di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir.
Anggota DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman menilai, langkah normalisasi sejumlah sungai di Jakarta yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebab, banjir masih saja merenÂdam sejumlah wilayah di ibuÂkota, kendati normalisasi sungai sudah dilakukan di berbagai kali. "Jakarta bebas banjir usai normalisasi sungai hanya klaim sepihak. Bukti di lapangan jauh dari kenyataan. Banjir tetap saja menggenang," kritik Prabowo di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, relokasi wargayang tinggal di bantaran kali ke rusun juga tidak sepenuhnya menghilangkan banjir. Alasannya, di tempat yang sebelumnya direlokasi juga tetap tergenang air. "Ada pengaruh normalisasi kali, tapi sangat sedikit dan tidak dirasakan betul oleh warga," nilainya.
Untuk itu, dia meminta Pemprov DKI gencar melakukan pembersihan terhadap kali-kali yang tersumbat sampah diperÂcepat. Apalagi, bulan-bulan ini curah hujan sangat tinggi, seÂhingga diperlukan solusi alterÂnatif di tengah belum tuntasnya proyek normalisasi.
"Sementara bisa disiapkan pompa berukuran besar untuk wilayah yang saat ini masih terendam banjir," saran dia.
Selain itu, Prabowo juga meminta Pemprov DKI untuk mengerahkan petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) dan petugas Dinas Tata Air untuk memperÂbaiki sejumlah sarana dan prasÂana drainase yang menjadi aliran utama air dari hulu. "Petugas yang sudah ada di setiap keluÂrahan ini cukup signifikan untuk mengatasi banjir," saran dia.
Dengan seluruh elemen pemerintah yang secara sigap menanganibanjir, Prabowo berkeyaÂkinan Jakarta akan bebas dari banjir kendati hujan deras terus menerus mengguyur Jakarta.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, ketinggian air yang masuk ke rumah-rumah warga bervariasi. Namun dia memastikan, tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir kali ini. "Pengungsi nihil," ujar Sutopo.
Berikut ini data dari beberapa wilayah yang terendam banÂjir. Wilayah Jakarta Selatan, Kecamatan Cilandak, Kelurahan Pondok Labu air mulai masuk ke pemukiman warga sejak pukul 21.00 WIB. Akibatnya, RW 01, RT012, ketinggian air 30 cm, RW 03, RT 09, 10, 11, 12, ketinggian air 10 sampai 30 cm. RW 07, RT 06, 07 ketinggian air 10 sampai 40 cm. RW 10, RT 01, 02 ketinggian air 30 sampai 40 cm. "Penyebabnya curah hujan tinggi serta luapan kali Grogol dan Krukut," sebut Sutopo.
Di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, air mulai menggenangi rumah warga sejak pukul 04.00 dini hari. Yang terendam yaitu, RW. 10, RT11, 12, 15, ketingÂgian 10 sampai 30 cm. RW 11, RT 03, 04, 05, ketinggian 10 sampai 30 cm. RW 12, RT 01, 02, 03, 04 ketinggian air 20 s/d 40 cm. Penyebabnya, luapan kali Ciliwung dampak dari Katulampa dan depok siaga 3.
Di Kelurahan Pangadegan, Pancoran, air mulai masuk seÂjak pukul 01.00 WIB. Yang terendam yaitu, RW 01, RT 08, ketinggian air 10 sampai 30 cm. Penyebabnya, curah hujan tinggi dan luapan Kali ciliwung dampak dari Katulampa dan Depok siaga tiga.
Di Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu yang terendam yaitu, RW 05, RT 05, ketingÂgian air 110 cm, Terdampak: 20 kepala keluarga
RW 06, RT 11, ketinggian 110 cm, Terdampak: 25 kepala keluarga, 40 Jiwa. Di RT 12, ketinggian 60 cm. Terdampak: 20 kepala keluarga, 55 Jiwa. RW 07, RT 016, ketinggian 40 cm, Terdampak 7 kepala keluarga, 15 Jiwa.
RT 017, ketinggian 80 cm. Terdampak 10 kepala keluarga (KK), 30 Jiwa.
RW 08, RT005, ketinggian 150 cm, Terdampak: 15 KK 40 jiwa. Di RT 008, ketinggian 30 cm, terdampak: 5 KK, 15 Jiwa. Di RW 10, RT012, ketinggian30 cm, terdampak 3 KK, 7 jiwa.
Di Kelurahan Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur air mulai masuk sekitar pukul 19.30 WIB. Daerah yang terenÂdam adalah, RW 03, ketinggian 10 sampai 30 cm, RW 04, ketingÂgian 20 cm, RW 07, ketinggian 40 sampai 70 cm. Penyebabnya, luapan Kali Sunter dan Cipinang, dampak kenaikan Ciliwung.
Di Kelurahan Cawang, Kramat Jati, air mulai menggenang puÂkul 20.00 WIB. Daerah yang terdampak, RW 05, RT09, 011, ketinggian air 30 sampai 100 cm. Penyebabnya, luapan Kali Ciliwung, dampak dari Katulampa dan Depok siaga 3
Di Kelurahan Cililitan, Kramat Jati, air mulai masuk pukul 02.00 WIB. Daerah yang terdampak, RW 06, RT 01, 03, 04, ketingÂgian 40 sampai 100 cm.
RW 07, RT 06, 07, 08, 09 ketinggian 30 sampai 100 cm, dan RW 16, RT 08, ketinggian 30 cm. Penyebabnya, luapan Kali Ciliwung dampak dari Katulampa dan Depok siaga 3.
Terakhir, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, air mulai masuk sejak pukul 05.00 WIB. Daerah yang terdampak, RW 04, RT12, 13, ketinggian air 40 sampai 80 cm, RW 05, RT 10, 11, ketinggian air 40 sampai 80 cm. RW 07, RT 01, 02, 03, 04, 05, 016, ketinggian air 20 sampai 40 cm. RW 08, RT 06, 10, 12, 13, 14, 15, ketinggian air 20 sampai 40 cm. Penyebabnya, luapan Kali Ciliwung dampak dari Katulampa dan Depok siaga 3. ***