Berita

Jaya Suprana

Jaya Suprana: Bersatu Padu Hadapi Banjir!

MINGGU, 19 FEBRUARI 2017 | 20:27 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DI samping lalulintas macet, banjir juga merupakan masalah klasik yang merundung Kota Jakarta secara berkelanjutan. Namun banjir bukan monopoli Jakarta .

Juni 2013, Jerman, Austria, dan Ceko dikepung banjir usai hujan deras berkesinambungan mengguyur ketiga negara. Ceko merupakan yang terparah dibandingkan dua negara lainnya. Setidaknya lima orang dilaporkan tewas akibat debit air di Sungai Vltava meluber, sembilan lainnya hilang.  Sekitar 2.700 warga Ceko terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Ketinggian air di lokasi Kota Tua dan kebun binatang Praha mencapai 10 meter. Perdana Menteri Ceko menyatakan keadaan darurat bagi negaranya.

Sementara Sungai Danube di kota Passau, selatan Jerman ikut luber akibat hujan deras.  Menurut jurubicara dari pusat krisis, ketinggian air di Sungai Danube mencapai titik tertinggi selama 70 tahun. Empat orang dilaporkan tewas atau hilang akibat banjir tersebut. Ketinggian air di kota Munich dilaporkan meningkat hingga lima meter. Kanselir Jerman, Angela Merkel telah mengerahkan 1.760 tentara ke daerah selatan untuk membantu evakuasi warga dari lokasi banjir.  


Di dekat kota Salzburg, Austria, satu orang dilaporkan tewas sementara tiga lainnya dilaporkan hilang. Banjir Eropa Tenggara 2014 yang melanda Serbia, Bosnia, dan Kroasia terendam merupakan banjir terparah yang terjadi dalam seabad terakhir di wilayah Eropa Tenggara tersebut. Akibat bencana banjir Eropa Tenggara 2014, diperkirakan 50 orang meninggal dunia dan 150 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.

Ketika pada bulan Juni 2015 pertama kali menyelenggarakan pemilu secara demokratis Myanmar terpaksa berhadapan dengan bencana banjir yang menyengsarakan minimal 26.000 warga daerah Ayeyarwady, Bago, Sagaing, Chin, Rakhine dan Arakan. Banjir merusak jalan raya, jembatan, sumur, bangunan komunal, ribuan perumahan, serta menelan minimal 14 korban jiwa.

Pemerintah RRC menyatakan bahwa hujan lebat terus-menerus mengguyur kawasan selatan China sejak awal Juni 2016 memicu bencana banjir dan tanah longsor di Anhui, Jiangxi, Hunan, Guangdong, Guangxi, Guizhou dan Yunnan. Terberitakan bahwa minimal 15 warga meninggal dunia dan puluhan orang hilang, 65.000 rumah mengalami kerusakan berat, sementara 8000 rumah lenyap tertelan banjir atau terurug tanah longsor. Ribuan hektar tanah pertanian hancur lebur sehingga menimbulkan kerugian ekonomi luar biasa parah .

Musim panas 2007, bencana banjir skala dahsyat melanda berbagai daerah Skotlandia dan Inggris. 2011 malapetaka banjir besar merendam Kota Bangkok.

80 persen kota New Orleans pernah beberapa hari terendam air dengan kedalaman sampai sekitar lima meter akibat banjir skala dahsyat. Musibah banjir New Orleans akibat badai Katrina berdampak cukup besar terhadap kependudukan, ekonomi dan politik Amerika Serikat. Banjir New Orleans mereformasi kebijakan urban planning, pembangunan infra struktur dan real estate serta isyu ekonomi pemerintah dalam menghadapi bencana banjir sesuai Agenda Pembangunan Berkelanjutan.

Dari segenap fakta dari mancanegara di marcapada itu, sebenarnya dapat bersama disadari dan diyakini bahwa banjir pada hakikatnya bukan merupakan dosa atau jasa manusia, tetapi murni merupakan bentuk bencana alam. Maka sebaiknya segenap pihak mulai dari rakyat termiskin sampai ke gubernur jangan saling menyalahkan namun bersatu padu dalam upaya bersama mencegah, jangan sampai bencana banjir terjadi.

Apabila malapetaka banjir tetap terjadi, segenap pihak siap siaga bersatupadu dalam upaya bersama meringankan derita para korban banjir. [***]

Penulis adalah pemrihatin masalah banjir

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya