Berita

Pasar Semawis/Net

Jaya Suprana

Jaya Suprana: Tiada Kebencian Di Pasar Imlek Semawis

JUMAT, 27 JANUARI 2017 | 08:11 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SUASANA kehidupan masyarakat Indonesia pada masa hari raya Imlek tahun ke 2017 (menurut perhitungan kalender Masehi) sedang dirundung awan kelabu akibat ada pihak-pihak yang menganggap intoleransi ras, agama dan golongan sedang mengoyak-oyak Bhinneka Tunggal Ika demi menggusur Pancasila sebagai landasan negara dan bangsa Indonesia dari bumi Indonesia.

Tudingan rasisme merajalela seolah bangsa Indonesia memang bangsa rasis bahkan masih ditambah dengan penindas minoritas. Umat Islam yang memang de facto mayoritas disebut sebagai kaum radikal yang memusuhi umat agama yang kebetulan minoritas di Indonesia. Keyakinan seorang Donald Trump yang fundamentalis gemar menista umat Islam dengan predikat teroris radikal tampaknya juga mewabah di masyarakat Indonesia.

Suasana aman, damai dan tenteram dirusak oleh perangai saling curiga, saling benci, saling fitnah bahkan ditambah sepak-terjang saling lapor ke Barekrim, KPK bahkan KPU.  Pilkada 2017 dicemari wabah kampanye hitam yang memburuk- burukkan pihak lawan lewat medsos dengan tidak segan memanfaatkan jalur hoax demi menebar fitnah keji sampai ke perihal sangat pribadi yang tidak ada kaitan dengan politik apalagi kepentingan rakyat.


Andaikata Gus Dur menyaksikan punahnya suasana pluralisme yang terkandung di dalam perayaan hari raya nasonal Imlek yang telah diperjuangkan oleh Gus Dur untuk kembali hadir di persada nusantara ini, pasti merasa kecewa dan sedih.

Di tengah suasana mendung akibat awan kelabu yang merundung hari raya nasional Imlek itu, saya berkunjung ke kota Semarang untuk meresmikan galeri MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) di kawasan industri kelompok usaha Jamu Jago.

Saya memang selalu bangga terhadap masyarakat Kota Semarang di mana saya sempat bersekolah dan mencari nafkah. Berdasar pengalaman pribadi puluhan tahun hidup di ibukota provinsi Jawa Tengah , saya meyakini bahwa masyarakat kota Semarang merupakan masyarakat yang tidak munafik. Masyarakat kota Semarang tulus dalam keramahan mereka dalam bersama membangun jiwa dan raga negara dan bangsa Indonesia.

Di Kota Semarang, tidak ada masalah ras, etnis, suku, golongan, agama mencemari kebhinnekaan dengan apa yang disebut intoleransi apalagi pengkhianatan terhadap Pancasila.

Bagi yang masih gigih bersikeras menganggapBhinneka Tunggal Ika sedang terkoyak-koyak sebaiknya berkenan datang ke Kota Semarang di masa Imlek dan menyempatkan diri pada malam hari berkunjung ke Pasar Imlek Semawis.

Marilah kita buka mata yang berada di kepala dan hati diri kita masing-masing untuk melihat kenyataan suasana kesemarakan dan kebahagiaan yang menghiasi kehiruk-pikukkan Pasar Imlek Semawis di kawasan Kota Semarang yang disebut sebagai pecinan.

Sebutan pecinan itu sendiri sudah cukup untuk membuktikan bahwa pada kenyataan kehidupan masyarakat Kota Semarang, sebenarnya sama sekali tiada masalah yang disebut sebagai SARA, intoleransi, radikalisme, atau apapun yang sedang bengis mengoyak-oyak Bhinneka Tunggal Ika.

Menyaksikan bagaimana masyarakat dari berbagai etnis, ras, suku, golongan, kelas sosial dan agama berduyun-duyun datang untuk berdesak-desakkan menikmati suasana aman, damai, semarak dan penuh kebahagiaan di Pasar Imlek Semawis. Makna sejati Bhinneka Tunggal Ika benar-benar diwujudkan dan diejawantahkan oleh masyarakat kota Semarang menjadi kenyataan di Pasar Imlek Semawis.

Sama sekali tidak ada saling tuding, saling tuduh, saling fitnah apalagi saling lapor di Pasar Imlek Semawis. Tiada kebencian di Pasar Imlek Semawis. [***]

Penulis adalah pembelajar makna Bhinneka Tunggal Ika

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya