Berita

Foto/Net

On The Spot

Ribuan Kertas Yang Dilipat Pecah Keheningan Suasana

Melihat Pelipatan Surat Suara Pilkada DKI
KAMIS, 26 JANUARI 2017 | 09:15 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tinggal menghitung hari. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) mulai melakukan penyortiran dan pelipatan surat suara yang akan digunakan saat pencoblosan, 15 Februari 2017.

Hari menjelang sore. Puluhan orang terlihat sibuk melipat ribuan surat suara yang tertumpuk di atas meja. Tidak terlihat wajah kelela­han di antara mereka, kendati telah bekerja sedari pagi.

Suara berisik kertas yang sedang dilipat seolah memecah keheningan di antara keseriusan petugas yang sedang bekerja. "Kami diberi target 6 hari. Jadi harus bekerja cepat biar nggak telat," ujar Nur, salah satu petu­gas sortir surat suara Pilkada DKI Jakarta, Selasa (24/1).

Mulai Selasa (24/1), KPUD DKI Jakarta melakukan penyortiran dan pelipatan surat suara yang dilaku­kan serentak di lima wilayah ibu­kota. Yaitu, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Di KPU Jakarta Selatan, peli­patan surat suara ditempatkan di salah satu gudang kosong yang berada di Jalan Kalibata Selatan, Pancoran, Jakarta Selatan. Lokasi gudang cukup mencolok karena bercat merah dan berada di tengah-tengah pemukiman pa­dat penduduk. Luasnya sebesar lapangan bola basket.

Memasuki gudang, pengaman­an ketat begitu terasa. Beberapa petugas KPU terlihat berjaga-jaga di dalam gudang itu. Mata mereka selalu mengawasi setiap gerak-gerik petugas maupun warga yang beraktivitas di dalam gudang. Bahkan, setiap tamu yang memasuki gudang difoto terlebih dahulu oleh petugas.

"Kami harus ekstra waspada dalam menjaga surat suara ini. Jangan sampai ada masalah di kemudian hari," ujar Prayoga, Kasubag Keuangan Umum dan Logistik KPU Kota Jaksel.

Seluruh petugas pelipat surat suara harus mengenaka ID card yang dikeluarkan oleh KPU Jakarta Selatan. Di dalam gudang, petugas tidak diperbolehkan membawa tas dan barang-barang terlarang. "Kalau melanggar, siapa pun akan ditindak. Kalau petugas pelipat akan langsung diberhentikan," tegas pria yang akrab disapa Yoga ini.

Di dalam gudang, terdapat enam meja beserta kursi pan­jang. Di setiap meja berisi empat orang yang bertugas melipat surat suara yang telah ditumpuk di atas meja. Mereka dengan si­gap dan cekatan melipat 25 surat suara dan mengikatnya menjadi satu tidak sampai satu menit.

Nur mengaku keikutsertaan­nya sebagai petugas pelipat suara karena ingin menambah peng­hasilan keluarga. "Lumayan dari pada nganggur di rumah," ujar wanita berumur 45 tahun ini.

Wanita asal Cawang, Jakarta Timur ini, mengaku telah dua kali ikut melakukan pelipatan suara di KPU Jakarta Selatan. Pertama, saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Kedua Pilkada DKI Jakarta. "Saat Pilpres saya dikasih Rp 50 rupiah per surat suara. Kalau sekarang belum tahu, belum ada omongan soal itu," sebut wanita yang men­genakan jilbab ini.

Dalam Pilkada DKI Jakarta ini, Nur menargetkan setiap hari bisa melipat surat suara seban­yak 5 ribu lembar selama enam hari. Agar bisa mencapai target itu, dia mengaku harus bekerja ekstra keras mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. "Istirahat saat makan siang dan malam saja," ujarnya.

Senada, Rahma, salah satu petugas sortir ini juga mengaku telah berpengalaman dalam melipat surat suara saat Pilpres 2014 lalu. "Jadi sudah hafal cara melipatnya. Tidak perlu belajar lagi," ujar wanita asal Tambun, Bekasi ini.

Wanita berumur 40 tahun ini mengaku keikutsertaanya seba­gai petugas pelipat suara karena mendaftar melalui koordinator pelipat suara yang selama ini men­jadi rekanan KPU Jakarta Selatan. "Jadi tinggal daftar ke koordinator, langsung kerja," ujarnya.

Rahma mengaku belum mengetahui berapa pendapa­tanya saat melipat surat suara dalam Pilkada DKIJakarta ini. "Waktu Pilpres lalu saya diberi Rp 60 setiap lembarnya. Mungkin gajinya tidak jauh dari jumlah itu," sebut dia.

Untuk Pilkada ini, wanita bertubuh subur ini mengaku telah menargetkan untuk me­nyelesaikan minimal 6 ribu surat suara setiap harinya. "Jadi dalam waktu 6 hari bisa menyelesaikan 36 ribu surat suara," tandasnya.

Sementara, Kasubag Keuangan Umum dan Logistik KPU Kota Jaksel Prayoga menambahkan, hari pertama pelipatan surat suara, pihak KPU melibatkan 30 orang. Mereka bekerja mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. "Mulai hari Rabu (25/1) petugas lipat akan ditam­bah menjadi 60 orang agar bisa selesai tepat waktu," harap pria yang akrab disapa Yoga ini.

Yoga menyebut, jumlah surat suara yang harus dilipat seban­yak 1.634.980 kertas. Jumlah itu termasuk tambahan surat suara sebanyak 2,5 persen di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). "Kami targetkan satu orang bisa melipat 10 ribu surat suara setiap harinya," harap dia.

Dengan target itu, Yoga mem­prediksi, paling lambat 6 hari, seluruh surat suara bisa dilipat. Setelah dilipat kemudian dicek ulang dengan mengajak petugas KPPS dan PPS untuk memeriksa surat suara bersama-sama. "Bila tidak ada kesalahan, surat suara tersebut langsung dimasuk­kan ke dalam kotak suara dan disegel, lalu didistribusikan ke masing-masing kecamatan," jelasnya.

Untuk gaji petugas lipat, Yoga menyebut sebesar Rp 150 se­tiap lembarnya. Namun, uang tersebut akan diserahkan ke masing-masing koordinator. "Nantinya koordinator yang akan mendistribusikan ke petu­gas," kata dia.

Selama surat suara ditem­patkan di gudang, lanjutnya, pengamanan akan lakukan secara ketat dengan melibatkan personel kepolisian dari Polres Jakarta Selatan. "Juga dilengkapi dengan 6 CCTV, baik di dalam maupun luar gudang," sebutnya.

Dia berharap, seluruh petugas lipat bisa melakukan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan target waktu yang tersedia agar tahapan Pilkada tidak terganggu. "Kalau terganggu, yang dirugikan tentu masyarakat," tutupnya.

Terpisah, Ketua KPU Jakarta Selatan, Muhammad Ikbal men­gatakan, jumlah surat suara di Jakarta Selatan sebanyak 1.634.980. Jumlah itu sesuai Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditambah 2,5 persen surat su­ara cadangan, yang diatur da­lam Undang-undang. "Untuk DPT Jakarta Selatan berjumlah 1.593.700," sebut dia.

Menurut Ikbal, surat suara telah tiba di gudang, sejak Selasa (24/1). Setelah itu, akan dilaku­kan proses sortir dan pelipatan surat suara. "Ini untuk mengeta­hui surat suara yang rusak atau tidak," ucapnya.

Ikbal menambahkan, setelah proses sortir, lipat, hitung se­lesai, kemudian dimasukkan ke dalam amplop sesuai TPS, maka surat suara tersebut akan disegel. "Semua proses itu dijad­walkan tuntas pada 31 Januari," tandasnya.

Untuk melaksanakan seluruh proses tersebut, Ikbal mengata­kan, hari Selasa pihaknya telah melibatkan 40 orang yang yang berasal dari masyarakat umum. Jumlah tersebut akan terus dita­mbah secara berkala tergantung kebutuhan.

Selanjutnya, kata dia, pihaknya juga akan menambah 100 petu­gas tambahan dari masyarakat yang profesional, paham, dan punya kecepatan untuk melaku­kan tugas itu. "Mereka yang direkrut juga sudah memiliki pengalaman pada pemilu-pemilu sebelumnya," tandasnya.

Setelah seluruh proses di ting­kat kota selesai, selanjutnya kertas suara akan didistribusikan ke tingkat Kecamatan. Di tingkat kecamatan, surat suara itu akan dimasukkan ke dalam kotak suara bersama logistik yang lain seperti tinta, formulir berita acara, dan lain-lain. "Setelah semua rapi dan dipastikan tidak ada logistik yang tertinggal, baru kotak suara disegel," tandasnya.

Setelah itu, surat tersebut akan distribusikan ke 65 kelurahan di Jakarta Selatan yang selanjutnya disebar ke 2.973 TPS dengan pen­gawalan ketat aparat kepolisian.

Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, Ikbal menga­takan, pihaknya telah meminta tambahan petugas keamanan yang berasal dari Polres Metro Jakarta Selatan untuk menjaga gudang penyimpanan surat suara. "Jumlah personel kepolisian yang berjaga 5-10 anggota, dilengkapi dengan senjata api," sebutnya.

Dia menginginkan agar surat suara dijaga selama 24 jam dan harus steril dari siapa pun. "Nggak boleh sembarangan orang masuk ke sana untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.

Latar Belakang
Micro Text Untuk Cek Keaslian Surat Suara

Pemungutan suara dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 akan dilangsung­kan 15 Februari 2017. Tercatat, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 7.108.589 pemilih.

Namun, KPU mencetak surat suara sebanyak 7.292.619 karena memperhitungkan 2,5 persen surat suara tambahan dari jumlah DPT per TPS, dan 2.000 surat suara lainnya untuk menganti­sipasi terjadinya pemungutan suara ulang.

Surat suara dicetak oleh PT Adi Perkasa selaku pemenang tender yang berada di Makassar. Pemesanan dilakukan dengan cara katalog pemesanan elek­tronik (e-catalog). Biaya yang dikeluarkan untuk mencetak surat suara sekitar Rp 700 juta.

Selanjutnya, surat suara dikirim ke Jakarta melalui jalur laut. Seluruh proses pencetakan dan pengiriman surat suara dikawal oleh personel Polda Metro Jaya dan Bawaslu DKI Jakarta.

Sejak Selasa (24/1), surat suara telah didistribusikan ke masing-masing wilayah DKI Jakarta. Di enam wilayah ini, surat surat disortir dan dilipat oleh ratusan petugas lipat. Setelah dilipat, selanjutnya surat suara didis­tribusikan ke 13.023 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di ibukota.

Anggota KPU DKI Jakarta Mohamad Fadlilah mengatakan, surat suara untuk Pilkada DKI Jakarta 2017 telah didistribusi­kan ke KPU tingkat kabupaten/ kota. Di tingkat itu, kata dia, surat suara disortir dan dilipat.

"Penyortiran ini kami lakukan bahwa surat suara dalam kondisi baik. Setelah itu, akan dilakukan proses pelipatan surat suara dan dikaretin per 25 surat suara," ujar Fadlilah.

Menurut Fadlilah, penyortiran dan pelipatan surat suara me­libatkan warga. Jumlah warga yang dilibatkan, diserahkan kepada KPU kabupaten/kota menyesuaikan dengan jumlah surat suara yang harus dilipat. KPU, kata dia, telah menyiapkan anggaran Rp 150 untuk setiap surat suara yang dilipat.

Dia menambahkan, penyorti­ran dan pelipatan surat suara ditargetkan selesai dalam jangka waktu 7-10 hari. "Apabila ada surat surat suara yang rusak, KPU DKI akan meminta PT Adi Perkasa selaku pemenang tender untuk mengirim surat suara pengganti," ucapnya.

Sementara, Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, setiap surat suara yang dicetak di Pilkada DKI Jakarta 2017 di­lengkapi micro text. Bentuk dan letak micro text itu bersifat raha­sia. "Ada micro text dalam surat suara, itu ada kode-kode yang khusus. Tentu saja yang tahu hanya KPU," ujar Sumarno.

Menurut Sumarno, penggunaan micro text dilakukan untuk mence­gah terjadinya pemalsuan surat suara. Sebab, surat suara yang asli akan memiliki bentuk dan letak micro text yang serupa semuanya. "Itu dibutuhkan kalau ada dugaan surat suara palsu, kami akan lihat apakah nanti kode-kode khusus tadi ada atau tidak. Bila tidak ses­uai, dipastikan palsu," jelasnya.

Sumarno menambahkan, set­elah didistribusikan di KPU kabupaten/kota, surat suara itu akan disortir untuk mengecek ada tidaknya surat suara. Setelah itu, akan dilakukan pelipatan surat suara sebelum akhirnya didistribusikan ke TPS.

Setelah itu, lanjut dia, akan di­masukkan ke kotak suara bersama perlengkapan lainnya, tinta, alat coblos, formulir-formulir dan se­bagainya. "Setelah itu digembok, baru dikirim ke TPS," jelasnya.

Dia berharap, seluruh per­lengkapan pemungutan suara akan sampai ke TPS pada H-2 pemungutan suara.

Terpisah, Komisioner Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri mengatakan, surat suara ru­sak yang dimusnahkan sekitar 32 ribu surat. Master cetakan untuk surat suara juga telah dimusnahkan.

"Surat suara yang dimusnahkan hari ini 32.111 surat. Pemusnahan master plat cetak 166 buah," terang Jufri. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya