Berita

Foto/Net

On The Spot

Halte Transjakarta CSW Bikin Napas Ngos-ngosan

Penumpang Mesti Naiki 100 Anak Tangga
RABU, 04 JANUARI 2017 | 09:04 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pembangunan Halte Bus Transjakarta di CSW, Blok M, Jakarta Selatan dikritik banyak masyarakat. Penyebabnya, halte yang berada di Koridor 13 (Ciledug- Tendean) terlalu tinggi, sehingga tidak ramah untuk penyandang disabilitas, wanita, lansia dan anak-anak.

Tingginya halte dirasakan betul oleh Novi. Wanita asal Kebayoran lama ini, terlihat kelelahan saat menaiki anak tangga di halte yang tidak jauh dari Markas Sekretariat ASEAN. Nafasnya terengah-engah, pada­hal baru menaiki beberapa anak tangga.

Di tengah halte, wanita bertu­buh subur ini beristirahat sejenak demi melepas lelah. Badannya langsung disandarkan ke pem­batas halte. "Baru beberapa anak tangga saja sudah capek, bagaimana kalau sampai atas," keluh Novi di Halte CSW, Blok M, Jakarta Selatan, kemarin.

Halte CSW yang berada di koridor 13 menjadi perhatian masyarakat beberapa minggu ini. Sebab, kondisi halte sangatcuram dan terlalu tinggi, sehing­ga tidak ramah bagi penyandang disabilitas, ibu-ibu hamil, dan lansia. Halte yang berada di atas Jalan Trunojoyo ini punyakemiringan lebih dari 45 derajat.

Untuk sampai ke halte harus menyusuri lebih dari 100 anak tangga dengan tiga tingkat. Saat ini, halte belum sepenuhnya tun­tas karena beberapa pekerja ter­lihat membersihkan anak tangga dengan menggunakan air.

Kendati tenaga terkuras saat menyusuri tangga demi tangga, namun akan "terbayar" dengan pemandangan halte yang be­rada di atas ketinggian. Selain itu, bangunan halte sangat luas dan panjang, sehingga mampu menampung ratusan penumpang yang menunggu keda­tangan dan keberangkatan Bus Transjakarta.

Novi mengaku menggunakan halte CSW karena ingin melintas di atas Jalan Trunojoyo, karena lalu lintas di bawahnya padat kendaraan. "Untuk melintas sudah menyulitkan. Bagaimana kalau mau ke halte yang posis­inya lebih tinggi," keluh wanita berjilbab ini.

Dia mengaku tidak akan meng­gunakan halte ini bila nantinya tidak dilengkapi dengan eskala­tor, karena memang kondisinya sangat menyulitkan bagi wanita, lansia dan juga anak-anak.

"Kalau bisa dilengkapi dengan eskalator untuk memudahkan wanita dan penyandang disbali­tas," harap dia.

Kesulitan juga dialami oleh Arifin. Pegawai kontrak yang ditugaskan membersihkan se­luruh tangga di halte CSW ini juga terlihat bersusah payah saat harus bolak-balik menuruni anak tangga yang curam. "Saya sekali saja naik ke halte langsung ngos-ngosan, bagaimana dengan anak-anak dan wanita," ujar pria berumur 35 tahun ini.

Apalagi, kata Arifin, pembatas tidak terlalu tinggi, sehingga sangat rawan bagi anak-anak bila tidak dijaga dengan baik oleh orangtuanya. "Anginnya cukup kencang kalau sudah sampai atas," sebut dia.

Kendati demikian, pria yang mengenakan kaos warna gelap ini, harus tetap menyelesaikan tugasnya mengepel seluruh tang­ga halte dalam waktu tiga hari ke depan bersama satu temannya. "Soalnya besok sudah harus se­rah terima dengan pemerintah," kata Arifin yang dibayar Rp 100 ribu per hari itu.

Sementara, Warito, salah satu karyawan Hutama Karya mengatakan, Halte CSW di koridor 13 dibangun dalam waktu tiga tahun. "Yang bangun sub kontrakdari Hutama Karya," ujar Warito.

Pria yang mengenakan helm putih ini membenarkan, halte ini tidak aman bagi penyandang dis­abilitas, wanita dan anak-anak. Namun, hal itu karena sudah per­mintaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sehingga tetap dikerjakan. "Rencana awal memang pakai eskalator, tapi kemudian berubah lagi menjadi tangga manual. Ya kita kerjakan saja sesuai pesanan," ucapnya.

Namun, Warito memaklumi bila penggunaan eskalator dan lift di tempat umum sangat rawan dari tindakan vandalisme. Jadi, kata dia, harus dijaga betul-betul karena dikhawatirkan cepat rusak. "Jadi harus ada petugas keamanan yang menjaga dua alat elektronik itu," sarannya.

Kendati demikian, lanjutnya, hingga saat ini pihaknya belum mendapat perintah untukmem­bangun eskalator dari Pemprov DKI Jakarta. "Kalau ada perin­tah, ya, langsung kami kerja­kan," tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, Halte CSW yang menjadi bagian dari Koridor 13 akan dibangun eskalator. "Kita tidak akan menyusahkan warga, nantinya akan dilengkapi eskalator," ujar Yusmada.

Menurut Yusmada, halte yang berada 13 sampai 15 meter di atas permukaan tanah akan menggunakan tangga manual yang juga dilengkapi eskalator untuk memudahkan penyandang disabilitas, wanita, lansia dan anak-anak.

Dia mengatakan, eskalator tersebut untuk memberikan kemudahan kepada pengguna TransJakarta di koridor 13 naik ke atas halte. Sepasang eskalator tersebut dapat menjadi pilihan pengguna TransJakarta. "Tapi tangga tetap dibutuhkan, kalau ada hal darurat. Ini menjadi pilihan warga," tandasnya.

Yusmada menambahkan, tidak semua halte akan dilengkapi dengan eskalator. "Minimal yang di simpang Sisingamaraja-Trunojoyo karena dia melayang di atas MRT," sebutnya.

Selain itu, lanjut dia, Halte transjakarta yang berada di Cipulir juga akan dibuat eskalator. Yusmada memastikan, seluruh infrastruktur Transjakarta seperti halte dibangun dengan mengako­modir penyandang disabilitas.

"Eskalator sudah disiapkan untuk lansia dan ibu hamil. Kalau lift sebetulnya terbatasdari waktutunggu atau ramai tidaknya pengguna lift," ujarnya.

Dia menambahkan, lift khusus untuk pengguna kursi roda juga diupayakan bekerja sama dengan perusahaan properti di sepanjang koridor 13. Dengan demikian, operasional dan perawatan akan menjadi tanggung jawab dari perusahaan tersebut. "Yang jelas Pemerintah Provinsi DKI me­mikirkan kemudahan disabilitas, karena itu sudah aturan Undang Undang Nomor 8 tahun 2016," tandasnya.

Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo menambahkan, ada tigahalte di Koridor 13 (Ciledug-Tendean) yang berada di atas 10 meter dari jalan umum yaitu, Cipulir, CSW dan Carefour di Kebayoran Lama. Sementara, halte yang berada di bawah ada tiga yaitu, Ciledug Ujung, Trunojoyo dan Tendean.

Menurut Heru, jalan layang khusus Bus Transjakarta ini, memiliki panjang 9,3 kilometer yang secara keseluruhan terdapat 12 halte.

Latar Belakang
Mirip Arena Pertarungan Ninja Warrior

Pembangunan Halte Bus Transjakarta di CSW, Blok M, Jakarta Selatan mendapat per­hatian masyarakat.

Penyebabnya, halte yang akan melayani masyarakat di Koridor 13 (Ciledug-Tendean) ini tidak ramah bagi penyandang disabilitas, lansia, wanita dan anak-anak. Akibatnya, halte tiga tingkat itu sempat menjadi viral di dunia maya.

Bahkan, netizen banyak menjadikan foto dengan latar belakang halte TransJakarta Koridor 13 sebagai meme atau bahan lucu-lucuan dan sindiran. Seperti mengibaratkan halte tersebut sebagai arena pertarungan dalam program terkenal Ninja Warrior. Saat ini, halte CSW mempunyai tinggi 20,7 meter dan lebar 1-1,5 meter atau setara bangungan 3-4 lantai.

Direktur RUJAK Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja mengatakan, kenyamanan peng­guna Transjakarta sangat dipengaruhi oleh ketinggian setiap anak tangganya di setiap halte. Sebab, bila terlalu tinggi, peng­guna akan mudah lelah dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

"Tinggi anak tangga di jembatan CSW sekitar 22-25 sentimeter, itu tidak nyaman," ujar Elisa.

Elisa berharap, desain itu harusdipikirkan karena pengguna Transjakarta juga diakses oleh ibu hamil, manula, anak-anak, dan penyandang disabilitas.

Elisa menambahkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebetulnya sudah punya standar mengenai fasilitas bagi pejalan kaki, maupun halte atau stasiun.

"Standar ini perlu dipenuhi agar seluruh pengguna fasilitas merasa nyaman," saran dia.

Dia lantas mencontohkan, tinggi anak tangga yang nyamandigunakan publik sekitar 15-18 meter, seperti yang ada di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

Menurut Elisa, halte-halte lain di koridor 13 juga cukup ting­gi, meski tidak setinggi CSW. Diperkirakan, JPO tinggi lainnya ada di ITC Cipulir, karenaharus melangkahi bangunan jembatan yang menghubungkan ITC Cipulir. "Sampai sakit di kaki berasa hingga malam hari, padahal saya tiap hari naik Transjakarta," keluhnya.

Untuk itu, dia menyarankan Pemprov DKI Jakarta memikirkan desainnya, terutama aksesibilitas bagi anak-anak, ibu hamil, manula, dan penyandang cacat.

Elisa juga mempertanyakan letak instalasinya terkait wacana pemberian eskalator ataupun lift. Sebab, lubang yang ada hanya muat untuk tangga. Bila ingin ditambah sebelah timur, itu sudah kena tengah-tengah perempatan CSW, alias di tengah jalan. "Mau tak mau Pemprov harus berani bongkar," tegasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya