Berita

Sutiyoso/Net

Pertahanan

Inilah Bukti Kinerja BIN Lemah Selama Dipimpin Sutiyoso

SABTU, 27 AGUSTUS 2016 | 22:07 WIB | LAPORAN:

Komite Aksi Mahasiswa Pemuda Untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Sabtu (28/8). Mereka meminta Presiden Joko Widodo mencopot Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso.

Koordinator aksi Kamerad, Fajar Ardy Hidayatullah, menjelaskan BIN adalah garda terdepan dalam menjaga negara beserta rakyat dan seluruh tumpah darahnya.

Menurutnya, kinerja BIN akan sangat jelas terasa dampaknya, meski ciri dan karakter dinas intelijen bersifat senyap dan rahasia.

"Faktanya, sejak era Presiden Jokowi, negara dan bangsa Indonesia justru terlihat dan terasa begitu rapuhnya, berbagai gangguan keamanan baik dari dalam maupun luar negeri kerap kali terjadi," jelasnya.

Fajar mencontohkan peristiwa kerusuhan dan pembakaran tempat ibadah disertai bentrok antar warga terjadi di berbagai belahan wilayah Republik Indonesia.

"Rusuh antaranak bangsa terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Dalam peristiwa terjadi pembakaran gereja. Tawuran antar warga yang berlatar belakang SARA juga terjadi di Tolikara, Papua. Sebuah Masjid dibakar massa, justru di saat umat sedang melaksankan ibadah salat Idul Fitri," bebernya.

Selain itu kata dia, serangan teroris juga terjadi tidak jauh dari Istana Negara. Serangan itu merupakan serentetan peristiwa ledakan, dan juga penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia pada 14 Januari 2016. Ledakan terjadi di dua tempat, yakni daerah tempat parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah, dan sebuah pos polisi di depan gedung tersebut.

"Sedikitnya sejumlah orang tewas termasuk pelaku dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini," sambung mantan pengurus HMI cabang Jakarta Raya ini.

Selain itu, peristiwa mengenaskan dan tragis kembali menimpa warga negera Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) yang diculik kelompok teroris Abu Sayyaf.

"Begitu lemahnya kinerja aparat intelijen dalam upaya pencegahan gangguan keamanan dan pertahanan negara juga tercermin dari begitu mudahnya kejahatan terorganisir melakukan operasinya," terangnya.

Di tempat yang sama, Ahmad Banyal dari Universitas Bung Karno menambahkan, kasus vaksin palsu juga menjadi bukti yang tak terbantahkan.

Sedikitnya ada 20 pelaku yang sudah tertangkap mengungkap bagaimana modus operandi pelaku kejahatan ini telah bekerja secara terorganisir, dari mulai peran sebagai distributor, sebagai penjual, sebagai pengumpul botol bekas, pencetak label dan bungkus, bidan, dan dokter. Tersangka tersebut sebagian besar pernah setidaknya bekerja di bidang farmasi, perawat, bidan, dan terdapat beberapa tersangka yang memiliki apotek atau obat.

"Kasus dan peristiwa di atas hanya sebagian saja dari banyak peristiwa dan kejadian yang tidak mampu diantisipasi oleh aparat intelijen kita. Hal tersebut semakin membuktikan bahwa kinerja Sutiyoso sebagai Kepala BIN sangat lemah," ungkapnya.

Dia juga menyoroti kebijakan yang dilakukan Sutiyoso dalam melakukan kajian secara khusus permainan Pokemon Go.

"Dengan kinerja Sutiyoso tersebut, maka wajar Presiden Jokowi kemudian mengangkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono sebagai Stafsus Presiden Bidang Intelijen," ujarnya.

Masyarakat saat ini membutuhkan seorang kepala intelijen yang memiliki kapasitas, dan integritas  dan profesional. Serta juga memiliki paradigma modern tentang fungsi dan intelijen di era demokrasi, memiliki jaringan yang luas di bidang sosial, politik, dan kemasyarakatan sebagai modal utama seorang Kepala BIN.

"Dengan kemampuan dan kriteria diatas diiharapkan dapat memaksimalkan jaringannya yang luas itu untuk mensinerjikan BIN dengan berbagai institusi, dalam rangka membentengi Indonesia dari serangan dan gangguan keamanan baik yang datang dari dalam maupun luar negeri," tandasnya. ‎[zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

Fufufafa Terobsesi Syahrini: Cetar Membahana

Selasa, 24 September 2024 | 07:34

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Gugatan PKPU Proyek Hambalang Rp91 Miliar terhadap Adhi Karya Ditolak Hakim

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:47

AHY Ungkap Isi Obrolan dengan Puan Maharani

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:36

BPKH Limited Luncurkan Bumbu Kampoeng untuk Jemaah Haji dan Umrah

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:27

KPK Masih Koordinasi dengan BPKP Hitung Kerugian Negara di Kasus Korupsi LPEI

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:22

Pasar Saham Amerika Serikat Loyo, S&P 500 Turun 0,2 Persen

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:08

Puff Daddy Hadapi 120 Gugatan Baru Terkait Pelecehan, Korban Ada yang Berusia 9 Tahun

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:58

Denmark Tangkap Pelaku Teror di Kedutaan Israel

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:56

Muktamar Pemikiran Hasyim Asy'ari Digelar di Jakarta

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:32

British Airways Setop Penerbangan ke Israel Sebulan Penuh

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:32

Jelang Akhir Pekan Rupiah Melemah ke Rp15.525

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:20

Selengkapnya