Polri mengklaim berhasil membongkar dan menciduk para anggota jaringan teroris di balik bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta (Solo), Jawa Tengah, yang terjadi 5 Juli lalu.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan telah mendapat laporan dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88).
Satuan khusus kepolisian itu mengaku telah membekuk seluruh jaringan Nur Rohman (pelaku), mulai dari pembeli bahan baku bom hingga yang membiayai.
"Yang membuat bomnya sudah kami tangkap, kemudian yang membiayai pembuatan bomnya juga sudah kami tangkap. Hanya memang demi kepentingan operasi tidak kami sampaikan secara detail," ujar Tito di kantornya, Jakarta, Kamis (18/8).
Dijelaskan mantan Kapolda Metro Jaya tersebut, Densus 88 Anti Teror melakukan penangkapan terhadap lima tersangka teroris kelompok Batam, yang juga masih ada hubungannya dengan Nur Rohman.
Begitu juga di Lampung. Densus 88 mengamankan terduga teroris atas nama Dwiatmoko alias Abu Ibrahim Al Atsary, warga Dusun I Garejo RT 02 RW 01 Desa Bumi Raharjo Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. Ia dianggap sebagai kontak terdekat tokoh teroris Bahrun Naim yang telah siap mengebom dan akan melakukan amaliyah.
Rabu kemarin (17/8), Densus 88 kembali menangkap seorang teroris bernama Munir Kartono. Munir adalah anggota Jemaah Ansharut Tauhid (JAT), anak buah napi teroris di Lapas Nusakambangan, Aman Abdurahman.
Munir disangka berperan mengirim sejumlah uang untuk Dwiatmoko alias Ibrahim yang ditangkap di Lampung. Uangnya digunakan untuk membelian bahan material bom dan untuk biaya transportasi pengiriman bom yang dibawa Ibrahim ke Nur Rohman.
Munir juga yang mengatur pertemuan Ibrahim dengan Nur Rohman di Solo, Jawa Tengah.
[ald]