Berita

arteria dahlan/net

Politik

Arteria PDIP: Jangan Bicara Kedaulatan Kalau Perut Masih Dikendalikan Orang

KAMIS, 30 JUNI 2016 | 07:44 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pemerintah dinilai abai dan kurang peduli dengan ketahanan pangan. Sehingga negara gagal dan tidak bisa hadir tatkala ada gejolak pasar.

Demikian dikatakan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan menanggapi masalah stok dan harga pangan yang selalu "hadir" jelang hari-hari besar seperti Ramadhan dan Idul Fitri.

"Bung Karno sudah melihat jauh-jauh hari sebelum terjadi, ketahanan pangan merupakan substansi kedaulatan dan oleh karena itu harus dipastikan tidak sekadar retorika," ungkap Arteria.


Menurutnya, saat ini sangat ironi, di negeri kaya raya gemah ripah loh jinawi berarti (kekayaan alam yang berlimpah) ini ternyata harga pangan stabil mahalnya, pasar begitu mudahnya terdistorsi bukan dikarenakan hal yang signifikan, negara dikalahkan oleh pengusaha pemegang kartel sembako, negara tersesatkan dengan stigma "petani dan pedagang kecil" yang ternyata pengejar rente, negara sulit membedakan antara memberdayakan dengan diperdayakan, dan negara dilemahkan dengan mandul dan tidak jelasnya tata niaga dan tata kelola logistik.

Seperti Badan Urusan Logistik (Bulog) yang saat ini terlihat disorientasi baik dari sisi kebijakan maupun keberpihakannya terhadap visi kerakyatan dan ketahanan pangan.

"Bayangkan, di Indonesia yang sudah punya Bulog, ternyata stok beras nasional dikendalikan oleh pihak swasta. Jadi jangan bicara kedaulatan kalau konstituen di "kampung tengah" alias perut kita masih di tangan orang lain," ujar Arteria.

Jelas politisi muda PDIP yang duduk di Komisi II DPR ini, masalah-masalah di atas harus ditangani serius, jangan lagi dilihat ini kejadian rutin tahunan. Tidak demikian, saat ini di depan mata pasti terjadi kenaikan tingkat inflasi, besok pelemahan daya beli, kemudian matinya sektor usaha dan maraknya PHK.

Arteria meminta pemerintah serius terbitkan crash program yang subtantif, bukan seperti pasar murah. Tapi langsung ke sasaran seperti menjaga arus distribusi logistik yang berorientasi pada keseimbangan produksi dan kebutuhan, mereposisi kebijakan perekonomian nasional yang menghadirkan nasionalisme Indonesia, dimana kontrol pemerintah untuk sembako lebih dominan dan tidak mudah diserahkan ke mekanisme pasar. Selanjutnya, pengendalian stok yang berpihak pada kepentingan rakyat, operasi pasar yang berkelanjutan, bukan seperti kegiatan kepanitiaan, dan berantas kartel dan spekulan serta penimbun sembako yang terbukti memainkan harga di pasaran.

"Jadi lebaran itu ritual tahunan, tapi kenaikan harga dan stabilnya kenaikan harga jangan juga dilegitimasi sebagai ritual tahunan atau pembenaran, itu legitimasi kegagalan," tukas dia. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya