ilustrasi/net
ilustrasi/net
INDONESIA memiliki bahaya laten yang disebabkan besarnya kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan non pribumi. Pemerintah tidak mampu mengatasi kesenjangan ini, agar terjadi kesetaraan kekuatan ekonomi antara masyarakat pribumi dan non pribumi. Padahal jika terjadi kesetaraan barulah antara pribumi dan non pribumi bisa menjadi teman perjuangan. Sementara saat ini terjadi permusuhan yang laten dan dapat meletus kapan saja, sehingga menghasilkan banyak kerugian.
Kita bisa melihat ketika Tun Abdul Razak, Perdana Menteri kedua Malaysia menerapkan Dasar Ekonomi Baru di Malaysia, dimana sebelumnya terjadi jarak sangat jauh perekonomian antara masyarakat bumiputera dan non bumiputera. Dengan diterapkan konsep ekonomi tersebut, Malaysia mampu mendudukkan kedudukan ekonomi, bumiputera, non pribumi dan orang-orang asing prosentasinya sebesar 30,40,30 dari kekuatan ekonomi malaysia.
Di Indonesia, masyarakat non pribumi, khususnya dari etnis Tionghoa begitu menguasai kue ekonomi terlebih pada masa sekarang ini. Hal ini, karena kekuasaan seolah tidak percaya pada kemampuan orang-orang pribumi yang secara hukum adat adalah pemilik tanah, air dan udara sesungguhnya.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46
Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
UPDATE
Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08
Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49
Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45
Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42