Berita

ilustrasi/net

Publika

Etnis Tionghoa Terdepan, Pribumi Terpinggirkan

JUMAT, 17 JUNI 2016 | 22:12 WIB

INDONESIA memiliki bahaya laten yang disebabkan besarnya kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan non pribumi. Pemerintah tidak mampu mengatasi kesenjangan ini, agar terjadi kesetaraan kekuatan ekonomi antara masyarakat pribumi dan non pribumi. Padahal jika terjadi kesetaraan barulah antara pribumi dan non pribumi bisa menjadi teman perjuangan. Sementara saat ini terjadi permusuhan yang laten dan dapat meletus kapan saja, sehingga menghasilkan banyak kerugian.

Kita bisa melihat ketika Tun Abdul Razak, Perdana Menteri kedua Malaysia menerapkan Dasar Ekonomi Baru di Malaysia, dimana sebelumnya terjadi jarak sangat jauh perekonomian antara masyarakat bumiputera dan non bumiputera. Dengan diterapkan konsep ekonomi tersebut, Malaysia mampu mendudukkan kedudukan ekonomi,  bumiputera, non pribumi dan orang-orang asing prosentasinya sebesar 30,40,30 dari kekuatan ekonomi malaysia.

Di Indonesia, masyarakat non pribumi, khususnya dari etnis Tionghoa begitu menguasai kue ekonomi terlebih pada masa sekarang ini. Hal ini, karena kekuasaan seolah tidak percaya pada kemampuan orang-orang pribumi yang secara hukum adat adalah pemilik tanah, air dan udara sesungguhnya.


Justru para masyarakat non pribumi, etnis Tionghoa banyak melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dengan merebut tanah-tanah milik masyarakat adat.

Jika kita melihat kedudukan sosial, ekonomi masyarakat etnis tionghoa di Indonesia, telah menguasai hampir 80 persen sumber-sumber kemakmuran. Mereka telah sangat kaya raya, bahkan ada data yang menyebut uang masyarakat non pribumi diparkir di luar negeri mencapai angka 14.000 Triliyun dan berputar.

Mereka ini mendapat kemudahan dari Indonesia akan tetapi membawa keuntungannya ke luar negeri. Dan saat ini ketika ekonomi telah dikuasai oleh para konglomerat dari kelompok non pribumi etnis tionghoa, mereka ingin merebut kekuasaan politik.

Sudah saatnya kita bersama menegaskan untuk menguatkan rakyat pribumi kita.

Kita menghidupkan kekuatan api pribumi ini bukan untuk menjadi kaum rasis yang penuh kebencian. Akan tetapi untuk membangun kesetaraan ditanah yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dijaga. Agar kesetaraan antara Pribumi dan Non Pribumi bisa setara dengan prosentasi 50:50 dalam lapangan ekonomi.

Untuk membangun kepercayaan, saat ini rakyat pribumi jangan pernah memilih pemimpin dari non pribumi sebelum terjadi kesetaraan antara masyarakat pribumi dan non pribumi di Indonesia. [***]

Yudi Syamhudi Suyuti
Koordinator Perjuangan Kekuatan Rakyat,

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya