Berita

Publika

Kenapa KNTI Lebih Getol Demo Pulau G Dibandingkan Pulau Reklamasi Lainnya

RABU, 08 JUNI 2016 | 09:25 WIB

SEBENARNYA saya kurang begitu tertarik dengan isu reklamasi,  karena saya bukan warga Jakarta dan saya bukan orang yang ahli dalam bidang kelautan dan lingkungan. Saya hanyalah orang biasa yang saat ini menjadi guru honorer di salah satu sekolah swasta di Jawa Tengah. Selain sebagai guru, alhamdulillah saya juga memiliki beberapa ekor bebek untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Maklum, gaji guru honorer kurang cukup untuk kebutuhan keluarga kami sebulan (loh ko jadinya malah curhat pribadi..pisss ya)
 
Oke to the point aja…begini ceritanya, akhir-akhir ini saya sering mengkuti pemberitaan terkait kondisi Jakarta. Kenapa saya lebih sering mengikuti berita tentang persoalan Jakarta ketimbang berita yang ada di daerah saya? Jawabannya adalah, karena Jakarta bagi saya itu ‘seksi’. Bahkan ada yang mengatakan, repelika dari Indonesia itu ya Jakarta, karena semua orang dari berbagai daerah semua ngumpul jadi satu dan permasalahan di Jakarta itu komplek, salah satunya adalah soal kepadatan penduduk. Untuk mengatasi kepadatan penduduk tersebut, Pemprov DKI (Ahok) ingin meneruskan proyek yang sudah digagas oleh presiden Soeharto yang tertuang dalam Keppres No. 52 tahun 1995. Di dalam Keppres tersebut dikatakan bahwa untuk mewujudkan fungsi Kawasan
Pantai Utara Jakarta sebagai Kawasan Andalan, diperlukan upaya penataan dan pengembangan
Kawasan Pantai Utara melalui reklamasi di pantai utara dan sekaligus menata ruang
daratan pantai yang ada secara terarah dan

daratan pantai yang ada secara terarah dan
terpadu”.

Alhasil, berangkat dari Keppres tersebut
Ahok mengeluarkan izin kepada 9 pengembang
untuk melakukan reklamasi di pantai utara
Jakarta. Namun keputusan Ahok tidak serta
merta diterima oleh sebagian masyarakat  Jakarta, salah satunya adalah Koalisi Nelayan
Tradisional Indonesia (KNTI) yang digawangi
oleh Riza Damanik. Alasannya karena reklamasi dapat mengganggu aktivitas mencari nelayan dan dapat membuat nelayan sengsara serta bla bla bla bla bla bla bla bla bla.

Namun, di antara 9 pengembang tersebut KNTI lebih getol menyerang salah satu pengembang yaitu PT Muara Wisesa (MWS) selaku pengembang pulau G dibandingkan dengan pengembang-pengembang lainnya. Dilihat dari segi fisik bangunan pulau, pengembang pulau G ini baru beberapa persen membangun pulau. Hal ini berbeda jauh dengan pengembang pulau D yang bangunannya bahkan sudah berdiri megah. Tapi anehnya kenapa pulau D tidak didemo dan bahkan sampai saat ini KNTI tidak terdengar suaranya untuk menggugat pulau D. Kabar terakhir di media yang saya baca, setelah menang dalam menggugat pengembang pulau G di Pengadilan Tata Usaha Negeri (PTUN), KNTI malah ingin menggugat pulau F, I dan K.  
Mungkinkah di antara pengembang ada kompetisi dan bahkan ada usaha untuk saling menjatuhkan satu sama lain. KNTI sebagai sebuah lembaga dalam hal ini diuntungkan, karena ia tinggal memilih berpartner kesiapan dan menjatuhkan siapa.[***]


Muhammad Mansyur
Jl. Bangunharjo 1 No. 20 B Banyumanik Semarang, Jawa Tengah
Telp: 085740211xxx
 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya