Berita

Pasca-Kematian Gajah Yani, Menteri Siti Didesak Evaluasi Izin KBB

JUMAT, 13 MEI 2016 | 21:48 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kematian Yani, seekor gajah koleksi Kebun Binatang Bandung (KBB) menunjukkan buruknya pengelolaan KBB.

Sebelum mati, Yani ditemukan sakit dan lumpuh dan hanya bisa terkulai di bawah alas jerami beratapkan terpal lantaran minimnya sarana perawatan hewan di KBB. Apalagi, kemudian diketahui bahwa KBB tidak mempunyai dokter hewan.

Karena Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pimpinan Menteri Siti Nurbaya untuk melakukan evaluasi terhadap izin KBB.


"Kasus kematian Yani ibarat puncak gunung es dari buruknya pengelolaan kebun binatang di Indonesia," ungkap investigator senior Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, Marison Guciano, (Jumat, 13/5).

Menurutnya, kematian dua satwa langka dalam kurun waktu 1 bulan terakhir di dua kebun binatang menunjukkan banyaknya persoalan terkait kesehatan dan kesejahteraan satwa di sana.

Sebelum kematian Yani, Indonesia mendapatkan sorotan dunia internasional dengan kematian Rama, seekor harimau Sumatera di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Bahkan, media internasional seperti AFP memberi predikat "Death Zoo" kepada KBS.

Temuan Scorpion yang fokus melakukan pemantauan kesejahteraan satwa di Kebun binatang menunjukkan banyak kebun binatang dan taman satwa di Indonesia dengan pengelolaan buruk.
 
"Banyak kebun binatang yang tidak punya dokter hewan dan sangat minim sarana dan prasarananya sehingga kesehatan dan kesejahteraan satwa menjadi terabaikan. Kebun binatang Kasang Kulim di Riau, Sinka Zoo di Singkawang Kalbar dan Taman satwa di Bengkulu adalah beberapa kebun binatang dan taman satwa dengan pengelolaan buruk dalam catatan kami," tuturnya.

Marison menyebut persoalan dana seringkali menjadi penyebab rendahnya kesejahteraan satwa dan buruknya pengelolaan kebun binatang.

"Minimnya pemasukan dari tiket masuk membuat mereka tak mampu membayar gaji dokter hewan, sementara biaya pakan dan perawatan satwa juga sangat tinggi," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan masih banyak satwa di banyak kebun Binatang di Indonesia yang bisa bernasib tragis seperti Yani dan Rama bila tidak diselamatkan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya