Berita

dahnil saat berada di makam siyono

Terkait Siyono, Muhammadiyah Ingatkan Polri Tak Buat Kebohongan Baru Lagi

SELASA, 05 APRIL 2016 | 18:30 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pihak Mabes Polri sebelumnya menyatakan bahwa jenazah Siyono sudah diautopsi sebelum dikuburkan.

Saat itu disebutkan bahwa penyebab kematian warga Klaten itu karena terjadi benturan keras di bagian kepala setelah melakukan perlawanan terhadap Densus 88 dalam mobil.

Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (Selasa, 5/4).


Dahnil merupakan perwakilan Muhammadiyah yang turun langsung ke Klaten untuk mengadvokasi istri Siyono. Dia juga turut mengawal proses autopsi jenazah Siyono pada Minggu kemarin.

"Sekarang Kadiv Humas justru mengatakan autopsi tidak dilakukan karena keluarga menolak dan minta segera dikuburkan," ujar Dahnil.

Dahnil menyampaikan demikian menanggapi penjelasan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan dalam jumpa pers beberapa saat tadi.

"Membaca tanggapan Kadiv Humas saya ingin menjawab, dengan segala hormat dan kecintaannya kami kepada kepolisian, bahwa deretan kebohongan memang selalu akan melahirkan kebohongan berikutnya," sindirnya.
 
Karena berdasarkan keterangan keluarga, untuk membuka kain kafan jenazah Siyono saja pihak Kepolisian menghalangi. Jenazah Siyono diminta untuk segera dikebumikan tengah malam itu juga setelah tiba dari Jakarta. (Baca: Irjen Anton: Keluarga Siyono Dan Lurah Tolak Otopsi, Bukan Kita Tidak Mau)

Saat itu, sambung Dahnil, keluarga Siyono diminta bersedia menandatangani surat yang menyatakan mengikhlaskan kematian Siyono. "Orang tua Siyono, Pak Marso Diyono menandatangani surat tersebut, tetapi istrinya, Suratmi, menolak," ujar Dahnil.

Soal kepala desa, Dahnil menduga, mungkin saja dengan sadar menolak autopsi terhadap jenazah Siyono. "Tapi kami tidak tahu alasannya. Semoga bukan karena faktor takut," ungkapnya.

Namun yang jelas, kata Dahnil lagi, orang tua Siyono dan warga setempat mendukung bahkan membantu proses autopsi yang dilakukan Tim Dokter Forensik Muhammadiyah.

"Meskipun sampai detik terakhir autopsi dilakukan, masih ada usaha dari Polres untuk mencegah autopsi dengan alasan harus ada izin dari Densus 88," tegas Dahnil. [zul]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya