Berita

Publika

Adu Domba Rakyat, Indonesia Spring Begins

RABU, 23 MARET 2016 | 12:20 WIB

SEDIKIT lagi Indonesia meledak, sedikit lagi. Kita tidak perlu marah dan menista sopir taksi mazhab klasik yang bentrok dengan sopir taksi/ojek mazhab Grab/Uber.

Mereka cuma orang kecil yang menggunakan nalurinya untuk bertahan hidup.
Orang besar di belakang bisnis Grab/Uber dan kelemahan pemerintah meregulasi angkutan serta menata transportasi publik itulah sumber masalahnya.

Ini juga aneh. Dalam hal seperti ini biasanya yang di-bully pemerintah, karena pemerintahlan yang punya otoritas membuat regulasi. Tapi ini malah sopir taksinya yang di-bully.

Ini juga aneh. Dalam hal seperti ini biasanya yang di-bully pemerintah, karena pemerintahlan yang punya otoritas membuat regulasi. Tapi ini malah sopir taksinya yang di-bully.

Ada yang bergerak memegang kendali opini. Jika saja masalah ini terjadi pada era pemerintah SBY, mungkin sudah habis dicaci maki.

Bayangkan, mobil/motor pelat hitam boleh (dibiarkan) mengambil penumpang. Apa artinya? Artinya:

1. Penghasilan taksi/angkot akan berkurang padahal mereka ditekan oleh setoran.
2. Sementara perusahaan angkutan itu ditekan oleh pajak, pengembalian pinjaman, perawatan aset dan pengeluaran lain. Masa depan bisnis transportasi darat modal besar ini suram. Sedangkan taksi/ojek Grab/Uber malah sebalilnya.
3. Bisnis taksi/ojek Grab/Uber menjadi sangat menjanjikan. Hingga menarik minat raksasa bisnis besar sekelas Lippo tergoda ikut bermain. Valuasi bisnis ini bisa hasilkan ribuan kali lipat jauh di atas bursa saham.

Peperangan pun dimulai


Tarif lebih murah, akses lebih mudah, lebih aman dan nyaman kehadiran taksi/ojek Grab/Uber ini seperti gadis manis seksi genit. Semua pria pasti tergoda dibuatnya.

Apakah ini sehat? Jelas tidak, karena ini akan mematikan usaha transportasi yang sudah ada sebelumnya dan bisa merusak sistem lalu lintas pengguna jalan.

Fenomena ini sama dengan minimarket berjaringan, tumbuh dengan gila masuk menusuk ulu hati orang kampung dan membuka gerainya dekat pasar rakyat. Apa yang terjadi? Warung kecil yang dikelola keluarga mati perlahan kehilangan pembeli.

Di mana pemerintah? Mungkin lagi sibuk blusukan, selfi dan meninjau berbagai proyek besar yang dirintis pemerintah sebelumnya. Dimana mahasiswa? Mungkin lagi sibuk ngisi KRS, ribut UKT atau lagi asik ngobrol film terbaru sambil nyeruput kopi di cafe yang marak di sekitar kampus. Tetiba muncul slogan, "Belanja di Warung Tetangga", "Pembangunan Berpusat di Desa", "Berdayakan Ekonomi Rakyat".

Wanita yang kena poles salon kecantikan memang selalu lebih menarik dibanding wanita biasa tanpa polesan salon. Dan sepertinya kita dipimpin oleh pemimpin produk salon-salon politik itu. Terlihat cantik mempesona tapi lemah tak berdaya menghadapi predator kapitalis.

Kisruh taksi Grab/Uber di Jakarta, itu hanya puncak gunung yang terlihat. Di daerah lain, masalahnya sama tinggal menunggu waktu saja untuk meledak. Transportasi udara kita bermasalah, transportasi darat juga demikian, transportasi laut juga sama saja.

Inikah masa depan transportasi Indonesia? Terlebih utama harusnya Pemerintah berpegang pada UU nomor 22 tahun 2009 soal transportasi semua sudah diatur dengan jelas.

Bilamana setahun ini jadi liar, tentu ada udang d balik rempeyek atau pemerintah sedang mainkan conspiracy theory demi sebuah hajatan hidup mati di Ibukota

Andrianto
Ketua Presidium Pergerakan Aktivis Untuk Reformasi dan Demokrasi

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya