Berita

jokowi/net

Duta Jokowi: Keterbukaan Rizal Ramli Gagalkan Jebakan Para Menteri Untuk Sang Presiden

SELASA, 08 MARET 2016 | 07:29 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Bila mau objektif, silang pendapat di antara para menteri merupakan hal yang sangat positif di era keterbukaan.

Demikian disampaikan Sekjen Duta Jokowi, Jones Batara Manurung. Bahkan, lanjut Jones, pendapat yang disampaikan secara terbuka oleh Menko Maritim Dan Sumber Daya Rizal Ramli, terkait dengan langkah-langkah Menteri Sudirman Said misalnya, membuat publik tahu mana kebijakan yang berpihak pada rakyat dan mana kebijakan bersasarkan pesanan asing.

Bahkan, sambung Jones, keterbukaan Rizal Ramli juga berhasil menggagalkan jebakan-jebakan para menteri yang sedang merusak wibawa Presiden Jokowi. Dengan kata lain, kegaduhan Rizal Ramli justru untuk menjaga kewibawaan Presiden Jokowi dari kebijakan yang jauh melencang dari Trisakti dan Nawacita.


Setidaknya, kata Jones beberapa saat lalu (Selasa, 8/3), ada tiga jebakan berupa kebijakan yang merugikan Jokowi, dan berhasil dihalau Rizal Ramli. Pertama, soal pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW dan pembelian pesawat Garuda yang terlalu banyak untuk penerbangan jarak jauh. Kritik Rizal atas dua hal ini, mendapat respon positif oleh manajemen PT Garuda Indonesia, Menteri BUMN, dan Menteri Perhubungan. Hanya JK dan Sudirman Said yang uring-uringan.

"Kita lihat empirik dalam sepuluh tahun pemerintahan SBY,pembangkit listrik yang berhasil dibangun hanya sekitar 7.000 MW. Jika dari dua kali target pembangunan pembangkit listrik, masing-masing 10.000 MW, hanya 7.000 MW yang bisa dibangun, Apakah mungkin dalam lima tahun pertama Presiden Jokowi, 35.000 MW bisa dibangun?" tegas Jones.

Kalau pun bisa dibangun, Jones meragukan  pasokan listrik itu semuanya bisa diserap masyarakat sebagai konsumen. Jika tidak, maka PLN akan mendapat tambahan beban finansial.

Kedua, sambung Joneas, soal perpanjangan kontrak karya Freeport. Jika kasus ini tidak diramaikan Rizal Ramli, maka peraturan pemerintah (PP) tentang kontrak karya (KK) sudah diubah. Menurut PP yang saat ini masih berlaku, perpanjangan KK hanya bisa diputuskan dua tahun sebelum habis masa kontrak. Perpanjangan KK PT Freeport Indonesia yang berakhir 2021 baru bisa diputuskan 2019.

Jika baru tahun 2019 diputuskan, Freeport Indonesia takkan mendapat kepastian akan kelanjutan investasinya di Indonesia. Sebab, saat ini, Freeport Indonesia harus membangun smelter dan tengah menambang di bawah tanah. Jika tidak mengembangkan underground mining hingga tahun 2017, saat smelter mulai berfungsi, Freeport Indonesia kehabisan bahan baku.

"Kondisi inilah yang memaksa pihak tertentu untuk mengubah PP agar perpanjangan izin Freeport Indonesia bisa diputuskan saat ini. Tapi, skenario ini gagal dilaksanakan," ungkap Jones.

Ketiga, sambung Jones, adalah terkait dengan pembangunan kilang gas Blok Masela di tengah laut yang beraroma KKN. Para pengurus PT Tridaya Advisory selaku konsultan Inpex Masela, investor yang sudah mengajukan proposal kepada pemerintah untuk mengelola kilang gas Masela, adalah pihak yang dekat dengan Menteri ESDM Sudirman Said. Inpex selama ini berkukuh untuk membangun kilang gas terapung (offshore). Pilihan ini berbeda dengan hasil kajian Kantor Menko Maritim dan Sumber Daya serta hasil kajian dari ITB dan UI yang memilih pembangunan kilang di darat (onshore).

"Pembangunan kilang di darat memberikan  multiplier effect bagi masyarakat sekitar. Semua tokoh pemerintah, tokoh masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat Maluku juga menginginkan pengelolaan kilang gas di darat," demikian Jones. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya