Berita

golkar/net

JELANG MUNASLUB GOLKAR

Keinginan JK Dan Bamsoet Agar Ketum Golkar Bebas Masalah Hukum Sangat Masuk Akal

RABU, 02 MARET 2016 | 11:48 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Tahun 2016 merupakan tahun penentuan bagi Partai Golkar. Tahun ini, bukan semata tahun rekonsiliasi pasca perpecahan, melainkan juga tahun yang menentukan apakah Partai Golkar akan berjaya kembali di 2019, setelah dua kali pemilu tak lagi menjadi nomor satu.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Aufklarung Institut, Dahroni Agung Prasetyo. Karena itu, Agung mengingatkan, bahwa Golkar harus benar-benar menampilkan citra yang bersih. Penampilan paling utama yang mudah dikenal publik dan dijadikan simbol partai tentu saja adalah sosok sang ketua umum.

"Karena itu, kehendak kader dan elit Golkar model JK atau Bamsoet yang mau agar calon ketua umum Golkar mendatang harus bebas dari masalah hukum, sangat normatif, masuk akal sehat dan realitis. Ini merupakan kehendak politik internal yang baik, agar Golkar kembali berjaya," kata Agung kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Rabu, 2/3).


Pernyataan Agung ini untuk menanggapi pernyataan politikus Golkar Ridwan Bae, yang tak sepakat dengan JK dan Bambang Soesatyo. JK dan Bambang ingin sosok ketum baru Golkar yang mumpuni dan tak punya catatan hukum masa lalu. Sementara Ridwan menilai perkataan JK dan Bambang ini sebagai bagian dari kampanye hitam kepada calon lain.

Menurut Agung, seharusnya Ridwan, sebagai kader Golkar, paham bahwa calon ketua umum harus benar-benar digodok kapasitas dan integritas di dalam internal Golkar sendiri. Bila tidak, maka lagi-lagi ketua umum Golkar tidak laku dijual ke publik, sehingga akhirnya mempemalukan Golkar di masa mendatang.

"Apa mau setiap akan Pilpres Golkar diolok-olok karena ketua umumnya tak pantas jadi capres. Apalagi kalau ternyata ketua umumnya membawa beban persoalan hukum. Ini benar-benar akan menjadi musibah elektoral yang memilukan bagi Golkar," kata Agung.

"Ingat, politik saat ini, bukan semata mengandalkan jaringan hingga ke akar rumput, melainklan juga terkait erat dengan persepsi publik sebab informasi semakin terbuka lebar dan tak mengenal batas. Kalau mau berjaya, ketua umumnya harus bersih di mata publik," demikian Agung. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya