Berita

Yasonna H. Laoly/net

Politik

Mukernas PPP Ancol Pesanan Menteri Yasonna Laoly!

JUMAT, 26 FEBRUARI 2016 | 11:36 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP Hasil SK Perpanjangan Muktamar Bandung sejatinya tak ada kaitan dengan partai berlambang Ka'bah tersebut.

Mukernas yang digelar di Ancol, Jakarta, itu semakin jelas merupakan pesanan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly untuk menghindari pengesahan DPP PPP hasil Muktamar Jakarta pimpinan Djan Faridz setelah SK DPP PPP hasil Muktamar Surabaya pimpinan Romahurmuziy dicabut.

"KH. Maimoen Zubair kepada pengurus DPP PPP yang sowan ke Sarang menerangkan bahwa beliau tidak ada sangkut pautnya dengan Mukernas Ancol," tegas Ketua DPP PPP Akhmad Gojali Harahap dalam keterangannya (Jumat, 26/2).

Apalagi, Ketua Mahkamah Partai hasil muktamar Bandung, KH. Chozin Khumaidi pun sudah menyatakan bahwa masa muktamar Bandung itu sudah usai. Bahkan Ketua Umum Muktamar Bandung, Suryadharma Ali, secara tegas menyatakan agar Mukernas itu dibatalkan karena berpotensi memperbesar perpecahan di PPP.

"Jadi Mukernas di Ancol itu bukanlah Mukernas PPP. Tapi Mukernasnya Laoly," Ucap Gojali menirukan pernyataan Mbah Moen, panggilan KH. Maimoen Zubair.

Sikap mbah Moen tersebut, katanya, semakin meyakinkan mereka semua bahwa Mukernas Ancol itu tidak ada kaitan dengan PPP pro ulama. "Itu hanya proyek pesanan Laoly saja. Dengan demikian DPP hasil muktamar Jakarta menolak Mukernas Abal-abal tersebut berikut hasilnya," tegas AGH, panggilan akrab politkus muda ini.

Apalagi, kenyataannya memang Mukernas Ancol itu mengulangi kesalahan muktamar Surabaya untuk kedua kali. Yaitu ajang mengkudeta SDA sebagai ketua umum yang tercantum dalam SK.

"Seorang Mukmin tentunya tidak akan terjebak dalam lubang yang sama untuk kedua kali. Untuk itu, sikap kami DPP PPP sangat jelas menolak SK Zombie dan Produk turunannya termasuk hasil Mukernas Ancol," pungkas Ketua DPP PPP, Akhmad Gojali Harahap.[zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya