Berita

Puan Tunggu Peran UI Dalam Gerakan Revolusi Mental

JUMAT, 19 FEBRUARI 2016 | 19:42 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

‎RMOL. ‎Sebagai perguruan tinggi, Universitas Indonesia (UI) adalah pencetak tenaga kerja yang harus memiliki daya saing, kompetensi, inovatif dan kreatif. UI pun diharapkan menjadi salah satu penggerak utama Program Nasional Revolusi Mental.

‎"Saya sangat harapkan UI bisa berpartisipasi dalam program nasional revolusi mental. Karena itu, saya menunggu sumbangsih UI untuk pelaksaan revolusi mental," kata  Menteri Koordinator bidang Pemberdayaam Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani,  dalam acara talkshow "Revolusi Mental sebagai Intervensi Sosial" di Universitas Indonesia, Depok (Jumat, 19/2).‎

‎Puan menjelaskan bahwa revolusi mental tidak saja untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing, inovasi dan kreatif, tetapi juga memiliki pola pikir yang sinergis. Di lingkup perguruan tinggi misalnya, diharapkan inovasi iptek yang masih terpencar-pencar dan ada barrier satu dengan yang lain, bisa bersinergi dan berkoordinasi.

"Gagasan yang ada harus jadi gagasan bersama, jangan ada ego lagi satu dengan yang lain," jelas Puan.‎

Menurutnya, semangat gotong-royong adalah salah satu kunci pelaksanaan revolusi mental. Ada banyak hal biasa bisa dikerjakan bersama, dan menghasilkan sesuatu yang besar dan luar biasa. Contohnya, dalam hal kebersihan.

"Orang masih suka buang sampah sembarangan. Padahal kalau kita bisa hidup bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan, dampaknya bisa sangat banyak dan bagus," jelasnya.‎

Contoh lain adalah budaya antri, menyebrang di zebracross, atau naik kereta secara tertib. Dulu, semasa menjadi mahasiswa UI sekitar 25 tahun lalu, kenang Puan, naik kreta api ke kampus tak pernah terasa aman. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kreta commuterline di Jabodetabek perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik.

Artinya, kita semua harus menjadi agen revolusi mental. Kita harus jalankan tema revolusi mental, Bersih, Tertib dan Melayani," katanya.

Politikus PDI Perjuangan ini menegaskan, revolusi mental tidak boleh dilakukan dengan menghilangkan kearifan lokal. Sebaliknya, kearifan lokal diperbaharui, disesuaikan dengan perkembangan zaman, tanpa harus kehilangan esensinya. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya