Berita

ilustrasi/net

Mungkin Arwah Daendels Pun Tertawa Lihat Orang Yang Mempersoalkan Kereta Cepat

RABU, 17 FEBRUARI 2016 | 07:58 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Hingga saat ini masih banyak pihak yang mempersoalkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bikinan China. Hal ini tak aneh sebab sebagian besar rakyat Indonesia sudah terbiasa dengan produk teknologi dan moda transportasi Jepang, sehingga seolah-olah tidak ada pilihan selain produk Jepang.

Demikian disampaikan Koordinator Nasional Jaringan Nasional Relawan Aswaja, Arief Rachman. Menurut Arief, selama ini rakyat di-ninabobokan dengan mangkraknya proyek infrastruktur yang dikerjakan perusahaan Jepang yang menggunakan jaminan APBN seperti proyek monorail di Jakarta dan pembangkit listrik di beberapa daerah.

"Cengkraman dan pengaruh Jepang sangat kuat di Tanah Air sehingga banyak pejabat negara, pengusaha, akademisi dan pengamat yang Japan minded," kata Arief dalam keterangan beberapa saat lalu (Rabu, 17/2).


Arief menilai, polemik yang timbul terkait dengan proyek ini seakan dicari-cari agar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung gagal. Misalnya, mulai dengan mempersoalkan regulasi, sumber pendanaan, perizinan, Amdal sampai hitung-hitungan ekonomisnya. Pendapat miring dan asal bunyi tak berdasar, serta informasi yang validitasnya dipertanyakan pun tanpa ragu terus dihembuskan untuk memancing respon publik.

"Mungkin, arwah Willem Daendels akan tertawa terbahak-bahak melihat perdebatan anak bangsa tentang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, karena Daendels 3 Abad yang lalu sudah membuka jalan Anyer-Panarukan sedangkan kita masih berdebat perlu tidaknya kereta cepat," ungkap Arief.

Arief pun heran sebab Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam sudah lama mempunyaa kereta cepat, sementara sebagian orang di Indonesia masih ribut dan jalan di tempat. Padahal kereta cepat diharapkan dapat meningkatkan perekonomian rakyat dan mempercepat pembangunan nasional.

"Maka dari itu, berhentilah berdebat tentang hal yang tidak substaintif karena Indonesia harus membangun dan bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga," demikian Arief. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya