Berita

Bisnis

BLOK MASELA

Faisal Basri Lagi-Lagi Membela Dengan Tidak Objektif

MINGGU, 24 JANUARI 2016 | 19:24 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Kerja-kerja Faisal Basri sebagai wakil ketua Tim Counterpart Blok Masela yang bertugas mengawasi kerja konsultan independen dipertanyakan.

Faisal Basri dinilai telah berpihak kepada Poten and Partners yang sejak awal menginginkan Blok Masela dikelola dengan fasilitas pengelolaan gas terapung atau Floating Liquifed Natural Gas (FLNG).

"Faisal Basri sudah tidak independen dan ikut terlibat memberikan tekanan kepada pemerintah," kata peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Agus Prayitno belum lama ini.


Dikatakan, pernyataan Faisal Basri bahwa keuntungan investor akan tergerus jika dipilih skema kilang darat (onshore) jelas-jelas bertentangan dengan sikap pemerintah bahwa pengembangan Blok Masela harus sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.

Hal itu sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi dalam pengantar pidatonya di rapat kebinet pada 29 Desember 2015 yang menyatakan bahwa makna dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat adalah agar pengelolaan Blok Masela harus memberikan manfaat ekonomi langsung, dan menciptakan nilai tambah yang memberikan efek berantai kepada perekonomian nasional, terutama pemerataan ekonomi di Indonesia Timur.

"Multiplier effect dan penciptaan nilai tambah serta lapangan kerja baru dalam pengelolaan Blok Masela akan terjadi ketika kilang dibangun di darat. Ini juga yang disimpulkan oleh Poten and Partners," tegas dia.

Justru sangat aneh, sambung dia, Faisal Basri tidak mengungkapkan konsultan independen yang menyatakan industri hilir (industri petrokimia salah satunya) tidak mungkin dibangun jika menggunakan skema FLNG.

Sikap tidak objektif Faisal Basri bukan terjadi kali ini saja. Saat menjabat Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, dia menunjukkan sikap yang pilih-pilih dalam mengungkap mafia migas. Faisal hanya membuka audit Petral era 2012-2014 tetapi tidak untuk era 2001-2012 yang menyasar Ari Soemarno dan Sudirman Said.

"Kenapa kini Faisal Basri kembali menunjukkan pembelaannya secara tak objektif. Tak objektif tersebut adalah cara Faisal Basri yang melemparkan isu adanya kepentingan pembangunan pipa dari perusahaan tertentu tanpa sebut nama perusahaannya," imbuh Agus.

Menurut Agus, pernyataan Faisal Basri yang lainnya juga janggal. Dia meminta Menko Rizal Ramli yang memunculkan opsi pengembangan kilang di Blok Masmela lewat jalur darat dengan skema pipanisasi akan menciptakan multiplier effect terhadap perekonomian di lingkungan sekitar.

"Pernyataan Faisal ini jelas memposisikan dirinya sebagai pihak yang tidak independen dengan pembelaannya terhadap Inpex Jepang, Shell Belanda, Poten and Partner Australia," demikian Agus.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya